Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pythagoras Menggunakan STAD Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku
Laporan PTK

By JUMAKIR, S Pd., MM 24 Mei 2022, 05:03:40 WIB contoh PTK
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pythagoras Menggunakan STAD Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku

Gambar : dok.pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pythagoras Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku”.

 

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Pythagoras Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pythagoras Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif  STAD

BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIIc SMPN 1 Paku, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Pythagoras siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Matematika masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Matematika.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep Matematika yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Pythagoras adalah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Pythagoras siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pythagoras melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku “.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Pythagoras siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku?”

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Pythagoras menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku.

    1. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Pythagoras, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Pythagoras.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Pythagoras sehingga pelajaran Materi Pythagoras menjadi lebih sederhana.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

      intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

      dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

      setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

  1. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  2. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  3. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

      1. Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran STAD lebih tepat diterapkan melalui metode kooperatif yakni siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya sehingga anggota kelompok saling membantu.

Dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka untuk tiga cerpen yang tersebut. Dengan memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota dan sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Begitu selesai kegiatan guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa saat menjawab kuis / pertanyaan siswa tidak boleh saling bantu sehingga kemudian guru memberi evaluasi dan membuat kesimpulan tentang hasil kemajuan belajar siswa.

 

      1. Materi P Y T H A G O R A S

Setiap pagi Ratna bersepeda dari rumahnya menuju ke sekolah. Dari rumah, Ratna bersepeda sejauh 90 m ke arah timur, kemudian dilanjutkan 120 m kearah utara. Berapakah jarak terdekat sekolah dari rumah Ratna? Dapatkah kamu menjawbnya?

Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, kamu harus memahami materi tentang Teorema Pythagoras. Dalam mempelajari Teorema Pythagoras, kamu harus mahir dalam perhitungan yang berkaitan dengan kuadrat dan akar pangkat kuadrat. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah ringkasan materi berikut dengan saksama.

  1. Teorema Pythagoras

Sebelum mempelajari materi teorema Pytagoras, kamu harus mengingat kembali tentang segitiga, segi empat, sudut, bilangan kuadrat, serta akar kuadrat.

  1. Kuadrat dan Akar Kuadrat Suatu Bilangan
  1. Kuadrat suatu bilangan adalah hasil kali suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri.

Contoh:

  1. 82 = 8 x 8 = 64
  2. (0,15)2 = 0,15 x 0,15 = 0,0225
  1. Akar kuadrat suatu bilangan adalah kebalikan dari kuadrat suatu bilangan.

Contoh:

  1. 49  = 7 artinya 72 = 49
  2. 441  = 21 artinya 212 = 441

 

  1. Luas Persegi dan Luas Segitiga Siku-Siku

Persegi adalah segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku.

 

C

D

B

A

a

a

Perhatikan gambar persegi di bawah ini!

 

 

 

 

Persegi ABCD panjang sisinya a satuan panjang.

Luas sebuah persegi ABCD = a x a = a2.

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku (90o)

 

A

C

B

Perhatikan gambar segitiga ABC di bawah ini!

 

 

 

 

 

 

Segitiga ABC tersebut adalah segitiga siku-siku dengan sudut siku-sikunya ∠A . Sisi terpanjang pada segitiga siku-siku disebut (sisi miring) hypotenusa. Segitiga siku-siku ABC dengan alas AB =a, dan tinggi = AC = t.

 

Luas Segitiga siku-siku = 12  x a x t

 

 

 

 

  1. Pengertian Teorema Pythagoras

 

C

A

B

a

b

c

Untuk setiap segitiga siku-siku, berlaku kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya. ABC adalah segitiga siku-siku dengan c panjang sisi miring sedang a dan b panjang siku-sikunya, maka berlaku:

 

 

 

 

 

AB2 = BC2 + AC2              ATAU          c2 = a2 + b2

BC2 = AB2 – AC2                                                     a2 = c2 – b2

AC2 = AB2 – BC2                                   b2 = c2 – a2

Contoh:

 

D

F

5 cm

E

12 cm

Perhatikan gambar di bawah!

 

 

 

 

 

Hitunglah panjang EF!

Jawab:

Segitiga DEF siku-siku di F.

EF2   = DF2 + DE2

EF2   = 52 + 122

EF2   = 25 + 144

EF2   = 169

EF     = 169

EF     = 13

Jadi, panjang EF adalah 13 cm.

  1. Tripel Pythagoras

Jika pada suatu segitiga berlaku kuadrat sisi terpanjang sama dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lain, segitiga tersebut segitiga siku-siku. Tiga bilangan yang menyatakan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku tersebut dinamakan triprl Pythagoras.

Contoh:

Manakah tiga bilangan di bawah ini yang merupakan Tripel Pythagoras?

  1. 6, 8, 10
  2. 9, 40, 41
  3. 13, 14, 15

Jawab:

  1. 10 = sisi terpanjang

102 = 100;  62 + 82 = 36 + 64 = 100;  102 = 62 + 82

Jadi, 6, 8, 10 merupakan tripel pythagoras.

  1. 412 = 92 + 402 sehingga 9, 40, 41 merupakan tripel pythagoras.
  2. 152 = 132 + 142 sehingga 13, 14, 15 bukan merupakan tripel pythagoras.

Jika a, b, dan c adalah panjang sisi-sisi segitiga maka berlaku hal-hal sebagai berikut.

  1. Jika a2 = b2 + c2 maka ABC siku-siku.
  2. Jika a2 < b2 + c2 maka ABC lancip.
  3. Jika a2 > b2 + c2 maka ABC tumpul.

Dengan a adalah sisi terpanjang ABC.

Contoh:

  1. Panjang sisi ABC adalah 20, 21, dan 29 maka segitiga tersebut siku-siku sebab 292 = 202 + 212.
  2. Panjang sisi ABC adalah 13, 14, dan 15 maka segitiga tersebut lancip sebab 152 < 132 + 142.
  3. Panjang sisi ABC adalah 4, 2, dan 5 maka segitiga tersebut tumpul sebab 52 > 42 + 22.
  1. Menentukan Panjang Salah Satu Sisi Segitiga Siku-Siku dengan Mengetahui Kedua Sisi Lain

Dengan menggunakan teorema pythagoras kita dapat menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika panjang kedua sisi lain diketahui.

Perhatikan gambar segitiga PQR di bawah!

 

R

P

17 cm

Q

15 cm

 

 

 

 

 

Hitunglah panjang PR!

Jawab:

PR2   = PQ2 – QR2

PR2   = 172 – 152

PR2   = 289 – 225

PR2   = 64

PR     = 64

PR     = 8

Jadi panjang PR adalah 8 cm.

  1. Menghitung Panjang Diagonal pada Bangun Datar

Teorema pythagoras dapat digunakan dalam perhitungan bangun datar. Misalnya, menghitung panjang diagonal, menghitung sisi miring trapesium. Perhatikan contoh-contoh berikut ini!

  1. 12 cm

    B

    A

    D

    C

    Diketahui keliling persegi ABCD adalah 48 cm. Tentukan panjang diagonal AC!

 

 

Keliling persegi    = 4 x sisi

                    48      = 4 x sisi

                    Sisi    = 48 : 4

                    Sisi    = 12

Panjang diagonal AC         = 122+122

                                            = 144+144

                                            = 288

                                            = 122  cm

  1. 12 cm

    Q

    P

    S

    R

    Perhatikan persegi panjang berikut!

 

 

 

Jika diketahui panjang sisi PS = 12 cm dan luasnya 192 cm2. Tentukan:

  1. Panjang sisi PQ;
  2. Panjang diagonal QS.

Jawab:

  1. Luas    = PQ x PS

192      = PQ x 12

PQ       = 192 : 12

            = 16

Jadi panjang sisi PQ adalah 16 cm.

  1. QS       = PQ2+PS2

= 162+122

= 256+144

= 400

= 20

Jadi panjang diagonal QS adalah 20 cm.

BAB III METODE PENELITIAN

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Paku Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota sekitar 35 km dari kota Kabupaten. SMPN 1 Paku Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 16 orang Guru Tetap terdiri dari 12 guru laki-laki dan 4 guru perempuan, sedangkan Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 6 orang, serta 3 Tenaga administrasi.

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 24, yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 12 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2014. Penelitian ini pada materi Materi Pythagoras diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Pythagoras.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Pythagoras secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Pythagoras dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :         P = Prosentase

                                                F = frekuensi tiap aktifitas

                                                N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

            1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Pythagoras sub (1) Teorema Pythagoras. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Rabu 10 september 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi

Partisipasi siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku dalam kegiatan belajar mengajar Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah 24 terdapat 18 siswa atau 75 % yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 6 Siswa atau 25 % yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 71,5. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Alan Tony Yahya

70

Tuntas

2

Bella Isa Putri

65

Tidak Tuntas

3

Cenda Wariono Aldi

70

Tuntas

4

Christian Bayu M

70

Tuntas

5

Damayanti

80

Tuntas

6

Dela Yunita

65

Tidak Tuntas

7

Ellen wi Rahayu

75

Tuntas

8

Gantiani

80

Tuntas

9

Hardianto

70

Tuntas

10

Iin Aisyah

75

Tuntas

11

Leloni

70

Tuntas

12

Liska

85

Tuntas

13

Mahdalena

60

Tidak Tuntas

14

Mahdika Iri Hawini

80

Tuntas

15

Melani Meytrisa

65

Tidak Tuntas

16

Muhamad Abdul Kholiq

70

Tuntas

17

Parianto

80

Tuntas

18

Preyegi Ariyanto

65

Tidak Tuntas

19

Rabu Pabriantota

70

Tuntas

20

Riskiyanto

60

Tidak Tuntas

21

Sara Maharani

75

Tuntas

22

Stifen Rama P

70

Tuntas

23

Yunandalis Bati

75

Tuntas

24

Zhatrin Satria Putra

70

Tuntas

 

Jumlah

1715

 

 

Rata-rata

71,5

 

 

Ketuntasan Klasikal

74%

 

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Pythagoras Multikultural dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 71,5 dan secara klasikal sebesar 74%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Pythagoras.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Pythagoras Multikultural. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Pythagoras khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Materi Pythagoras. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 24 September 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi
      1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku dalam kegiatan belajar mengajar Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah siswa 23 orang, terdapat 20 siswa atau 83,3% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau 16,7% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Alan Tony Yahya

75

Tuntas

2

Bella Isa Putri

70

Tuntas

3

Cenda Wariono Aldi

80

Tuntas

4

Christian Bayu M

80

Tuntas

5

Damayanti

80

Tuntas

6

Dela Yunita

65

Tidak Tuntas

7

Ellen wi Rahayu

80

Tuntas

8

Gantiani

85

Tuntas

9

Hardianto

70

Tuntas

10

Iin Aisyah

80

Tuntas

11

Leloni

75

Tuntas

12

Liska

100

Tuntas

13

Mahdalena

65

Tidak Tuntas

14

Mahdika Iri Hawini

90

Tuntas

15

Melani Meytrisa

70

Tuntas

16

Muhamad Abdul Kholiq

70

Tuntas

17

Parianto

85

Tuntas

18

Preyegi Ariyanto

65

Tidak Tuntas

19

Rabu Pabriantota

70

Tuntas

20

Riskiyanto

75

Tuntas

21

Sara Maharani

85

Tuntas

22

Stifen Rama P

80

Tuntas

23

Yunandalis Bati

80

Tuntas

24

Zhatrin Satria Putra

75

Tuntas

 

Jumlah

1850

 

 

Rata-rata

77,1

 

 

Ketuntasan Klasikal

83,3%

 

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Pythagoras pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 23 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Pythagoras, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe   

             Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

23

96

1

4

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

23

22

23

24

 

100

92

96

100

 

0

2

1

0

 

0

8

4

0

 

 

Sulit

Tidak Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

22

92

2

8

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

24

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

24

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD?

23

96

1

4

 

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran  

     Menggunakan Strategi STAD

                                    N=Jumlah: 24 orang

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam materi pelajaran Pythagoras pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan  Pembelajaran

              Kooperatif Tipe STAD

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

RPP I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,0

2,5

2,5

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

2,75

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Pythagoras dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Pythagoras.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Pythagoras. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Pythagoras khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

3. DeskrMatematikai data siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Pythagoras. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 8 Oktober 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

          1. Observasi
  1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah 24 siswa, terdapat 22 siswa atau  91,7% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 8,3% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 80,4. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Alan Tony Yahya

80

Tuntas

2

Bella Isa Putri

70

Tuntas

3

Cenda Wariono Aldi

85

Tuntas

4

Christian Bayu M

80

Tuntas

5

Damayanti

90

Tuntas

6

Dela Yunita

80

Tuntas

7

Ellen wi Rahayu

80

Tuntas

8

Gantiani

85

Tuntas

9

Hardianto

80

Tuntas

10

Iin Aisyah

80

Tuntas

11

Leloni

80

Tuntas

12

Liska

100

Tuntas

13

Mahdalena

65

Tidak Tuntas

14

Mahdika Iri Hawini

100

Tuntas

15

Melani Meytrisa

70

Tuntas

16

Muhamad Abdul Kholiq

70

Tuntas

17

Parianto

85

Tuntas

18

Preyegi Ariyanto

80

Tuntas

19

Rabu Pabriantota

80

Tuntas

20

Riskiyanto

65

Tidak Tuntas

21

Sara Maharani

85

Tuntas

22

Stifen Rama P

80

Tuntas

23

Yunandalis Bati

80

Tuntas

24

Zhatrin Satria Putra

80

Tuntas

 

Jumlah

1930

 

 

Rata-rata

80,4

 

 

Ketuntasan Klasikal

91,7%

 

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe  

                   Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

              N = Jumlah: 23 orang

 

 

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam materi pelajaran Pythagoras pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,26

2,75

2,75

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,126

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Pythagoras  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Pythagoras.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Pythagoras. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Pythagoras khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku untuk Materi Pythagoras dengan model pembelajaran mengunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 71,5 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 75% dan yang tidak tuntas 25%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku pada siklus 1 untuk Materi Pythagoras dengan model pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 77,1 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 5 orang dengan ketentusan belajar 83,3% dan yang tidak tuntas 16,7%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Pythagoras sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 80,4 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan ketuntasan belajar 91,7% dan yang tidak tuntas 8,3%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Paku tahun pelajaran 2014/2015 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Pythagoras. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Pythagoras. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi Pythagoras menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

        Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Pythagoras. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

        Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

        Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Pythagoras Siswa Kelas VIIIc  SMPN 1 Paku.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD disarankan untuk membikin Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang  

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif   

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2013.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Surakarta: Tiga Serangkai




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment