PTK, Meningkatkan Hasil Belajar menggunakan Model STAD Siswa Kelas III SDN Pangkan Barito Timur
Penelitian Tindakan Kelas

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 12:52:16 WIB contoh PTK
PTK, Meningkatkan Hasil Belajar  menggunakan Model STAD Siswa Kelas III SDN Pangkan Barito Timur

Gambar : Kumpulan PTK


Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Sifat Benda Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas III SDN Pangkan

 

ABSTRAK

         

Penelitian berjudul: “Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Sifat Benda Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas III SDN Pangkan”.

 

Tujuan penelitian meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Sifat Benda  siswa kelas III Semester 1 SDN Pangkan dengan model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

 

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur (1) perencanaan, (2) pelaksanaan kegiatan, (3) observasi, (4) refleksi dalam setiap siklus. Data penelitian ini kuantitatif dan kualitatif. Data bersumber dari siswa dan peneliti.

 

Hasilnya penggunaan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan pembelajaran kemampuan menentukan latar cerpen dapat meningkat, hasil kegiatan pembelajaran kualifikasi sedang yang merupakan indikator penelitian. Melalui model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions dalam menentukan latar cerpen dapat meningkatkan kreativitas siswa karena setiap siswa dapat menjelaskan kepada siswa lain dan dalam mengembangkan ide-ide atau menjawab pertanyaan tidak boleh saling bantu sehingga memiliki kepercayaan diri dan lebih mandiri dalam mencapai persoalan pembelajaran yang menyenangkan.

 

Kata kunci: Hasil Belajar, Model STAD

 

BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

Sesuai isi kurikulum 2006 (Depdiknas 2004 : 3) dinyatakan Sastra adalah suatu bentuk karya seni yang bermedia bahasa. Sastra hadir untuk dibaca dan dinikmati serta selanjutnya dimanfaatkan , antara lain untuk mengembangkan wawasan hidup dan kehidupan. Jadi pembelajaran sastra harus menitikberatkan pada kenyataan bahwa sastra adalah satu bentuk seni yang dinikmati atau diapresiasi.

Sampai saat ini pembelajaran  sastra masih mengalami berbagai masalah hampir ditiap sekolah. Masalah timbul dari pihak sekolah, guru dan siswa. Permasalahan di sekolah antara lain kurangnya buku-buku referensi di perpustakaan sekolah, baik buku-buku teori sastra, ataupun buku-buku karya sastra. Dari pihak guru masih banyak yang belum mampu memahami, menikmati dan mengapresiasi karya sastra apalagi mengajar sesuai harapan, ada guru yang hanya formalitas ijazah dan kurang berminat untuk membaca buku-buku karya sastra; teori sastra apalagi menciptakan karya-karya sastra.

Apresiasi sastra merupakan kegiatan mengenali cipta sastra sehingga dalam batin pembaca timbul perasaan cinta terhadap karya sastra. Kegiatan ini juga akan menumbuhkan rasa menghargai cipta sastra.

 

1

Kemampuan bersastra terutama membaca dan memahami berbagai jenis ragam karya sastra dan mampu melakukan apresiasi secara tepat.

 

Pembelajaran sastra di sekolah sangat bermanfaat untuk membentuk sikap perilaku siswa, emosional, nilai-nilai religius dan masih banyak lagi nilai yang terkandung didalamnya. Melalui sastra, siswa dapat memahami, menikmati dan menghayati karya sastra. Mereka juga diajak untuk dapat mempertajam perasaan untuk memahami informasi yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menikmati dan menghayati karya sastra, siswa juga harus mempunyai kepekaan terhadap penentuan latar yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran sastra dituntut kemampuan dan kesanggupan guru melakukan tugas di kelas agar siswa mampu untuk melakukan kegiatan antara lain memahami, menghargai, mencintai dan mengapresiasi sehingga sastra bukan lagi hal yang dikesampingkan tetapi sastra adalah ilmu yang perlu mendapat perhatian yang serius, sehingga sama dengan ilmu yang lain.

Kenyataannya pembelajaran sastra, seharusnya menganalisis unsur intrinsik di sekolah masih kurang mendapat perhatian dari guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, sehingga siswa menjadi kurang berminat mempelajari karya sastra dan mengapresiasikannya.

Adapun standar Kompetensi adalah menentukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.

Berikut ini, beberapa penyebab rendahnya minat siswa dalam mengapresiasi karya sastra terutama cerpen di tinjau dari unsur intrinsik yaitu menentukan latar tempat, waktu, suasana di antaranya (1) kurangnya kreativitas dan keberanian guru dalam mengidentifikasi karya sastra, (2) guru kurang inovatif strategi pembelajaran sastra, (3) pembelajaran sastra yang dilakukan guru lebih menekankan pada unsur intrinsik yang baik, dengan mengabaikan penekanan terhadap latar cerita, (4) pendekatan pembelajaran sastra yang digunakan kurang memadai dan tidak memberi solusi dalam melatih, memotivasi dan menumbuhkan sikap apresiatif siswa, (5) kurangnya ketersediaan media penunjang pembelajaran di kelas, (6) masih ada guru yang bukan dari latar belakang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Dari penjelasan diatas, maka perlu diupayakan model pembelajaran yang tepat agar tercapainya tujuan dan hasil yang maksimal dalam pembelajaran sastra.

Adapun model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model kontekstual. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan dapat membantu guru menjawab persoalan-persoalan yang ada.

Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Materi Benda dan Sifatnya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas III SDN Pangkan”. Tahun Pembelajaran 2015/2016 dengan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ini didasari atas beberapa hal sebagai berikut ini.

  1. Perlunya penelitian tindakan kelas yang mengutamakan pada usaha peningkatan kemampuan siswa Kelas III Semester 1 SDN  Pangkan dalam memahami Perubahan Sifat Benda.
  2. Kemampuan siswa Kelas III SDN  Pangkan dalam memahami Perubahan Sifat Benda harus ditingkatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar tercapai tujuan pembelajaran sastra.

Model Pembelajaran STAD merupakan salah satu pembelajaran yang dianggap mampu  meningkatkan pemahaman siswa dalam menganalisis Perubahan Sifat Benda.

    

    1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : (1) rendahnya kemampuan siswa Kelas III SDN  Pangkan dalam mengapresiasi latar tempat, (2) rendahnya kemampuan siswa Kelas III SDN  Pangkan dalam mengapresiasi latar waktu, (3) rendahnya kemampuan siswa-siswa Kelas III SDN  Pangkan dalam memahami Perubahan Sifat Benda.

Permasalahan  rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan oleh beberapa kendala yang dihadapi siswa maupun guru dalam proses pembelajaran apresiasi latar tempat, waktu, suasana.

Permasalahan yang dihadapi siswa adalah rendahnya kemampuan siswa mengungkapkan Perubahan Sifat Benda. Siswa kurang bergairah dalam menganalisis ketiga unsur tersebut sehingga nilai yang diharapkan menurun.

Permasalahan yang dihadapi guru adalah belum tepat menggunakan model pembelajaran apresiasi khususnya Perubahan Sifat Benda.

 

    1. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Model Pembelajaran STAD dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas III SDN  Pangkan tahun dalam menentukan Perubahan Sifat Benda?”.

 

    1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah :

Meningkatkan kemampuan menentukan Perubahan Sifat Benda menggunakan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions siswa Kelas III SDN  Pangkan

 

    1. Manfaat Penelitian 

Hasil penelitian Tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat seperti berikut ini.

  1. Bagi Guru

Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini, diharapkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia akan memperoleh wawasan, pengetahuan dan dapat menguasai model pembelajaran sastra dengan menggunakan pendekatan kontekstual sehingga ia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sastra dengan berpusat pada peserta didik itu sendiri. Pada sisi lain, penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai sarana peningkatan profesionalitas dan pengembangan karier.

b. Bagi Siswa

Peserta didik akan mendapat manfaat dari penelitian ini, diantaranya (1) dapat membantu siswa meningkatkan kemampuannya dalam mengapresiasi karya sastra khususnya cerpen, (2) penelitian tindakan kelas ini, juga dapat mengubah persepsi siswa bahwa pembelajaran cerpen bukan suatu hal yang membosankan, tetapi sesuatu yang sangat menyenangkan.

 

c. Bagi Sekolah

Sekolah tempat pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memperoleh manfaat dari penelitian itu sendiri, sehingga akan ada perbaikan pembelajaran sastra dan kegiatan belajar di sekolah yang bersangkutan.

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

      intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

      dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

      setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

  1. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  2. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  3. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan Kewarganegaraannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

      1. Perubahan Sifat Benda
        1. Perubahan Sifat Benda karena dibakar

Pernahkah kamu melihat sampah dibakar? Berbagai jenis bahan terkandung dalam sampah, misalnya kertas, palstik, kain dan dedaunan. Sebelum dibakar sampah itu terdiri dari berbagai warna, misalnya: kertas putih, palstik merah, kain biru, dan dedaunan coklet. Sampah itu juga biasanya berbau busuk. Akan tetapi setelah dibakar semua sampah berubah warna menjadi hitam seperti arang. Saat sampah dibakar timbul asap mengepul yang berbau, tetapi bukan bau busuk.

Benda yang dibakar akan mengalami perubahan sifat. Sifat benda yang mudah diamati atau dirasakan antara lain warna, bentuk dan bau.

Ada beberapa benda yang dibakar seakan hilang, misalkan berbagai jenis bahan bakar. Batubara, paraffin, minyak tanah dan bensin jika dibakar tidak menyisakan onggokan arang. Sebenarnya bahan bakar itu tidak hilang, tetapi mengalami perubahan wujud. Saat bahan bakar dibakar berbentuk asap. Bagian yang terkena asap tampak jelaga (debu hitam).

        1. Perubahan Sifat Benda karena dipanaskan

Barangkali kalian pernah makan coklet yang lucu-lucu buatan ibu. Padahal, semula ibu membeli cokelat berbentuk kotak yang agak besar. Bagaimanakan cara ibu membuat cokelat menjadi berbentuk lucu-lucu itu?

Dalam keadaan dingin, cokelat biasanya padat dan cukup keras. Akan tetapi cokelat mencair jika dipanaskan. Pada saat itu sifatnya berubah seperti sifat benda cair. Cokelat bisa dituangkan dalam cetakan.

        1. Perubahan sifat benda karena dibiarkan  di udara

Dalam keadaan sangat dingin, air akan membeku. Es batu merupakan contohnya. Akan tetapi, jika es tidak berada di tempat yang dingin, maka e situ mencair. Es batu yang semula bersifat seperti benda padat, berubah menjadi air dan bersifat cair.

Karena perubahan sifat es batu itu, maka es batu atau es-es yang dijual harus disimpan di wadah yang khusus. Contohnya termos. Termos dapat menjaga benda di dalamnya dari pengaruh udara luar.

Pernahkah kamu melihat kamper atau kapur barus misalnya diletakkan di kamar mandi? Makin lama kamper akan mengecil. Akhirnya beberapa hari kamper itu hilang. Sesungguhnhya kamper telah mengalami perubahan wujud benda padat menjadi benda gas. Itulah sebabnya kamar mandi menjadi harum baunya jika kamper diletakkan di kamar mandi tersebut.

           

      1. Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran STAD lebih tepat diterapkan melalui metode kooperatif yakni siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya sehingga anggota kelompok saling membantu.

Dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka untuk tiga cerpen yang tersebut. Dengan memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota dan sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Begitu selesai kegiatan guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa saat menjawab kuis / pertanyaan siswa tidak boleh saling bantu sehingga kemudian guru memberi evaluasi dan membuat kesimpulan tentang hasil kemajuan belajar siswa.

    1. Hipotesis Penelitian

Sehubungan dengan kerangka teoritik yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Hasil Belajar Materi Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas III SDN Pangkan dapat meningkat menggunakan model pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD).

 

BAB III METODE PENELITIAN

    1. Setting Penelitian

       Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Pangkan Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota Kabupaten. SDN Pangkan Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang kurang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang kurang memadahi, ruang UKS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 9 orang terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 6 (enam) guru kelas, 1 (satu) guru Agama Kristen, 1 (satu) guru Penjaskes dan 1 (satu) Penjaga Sekolah.

    1. Obyek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas III SDN Pangkan, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 13, yang terdiri dari 8 siswa laki – laki dan 5 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan terdiri atas dua siklus, Dengan berpegang pada hasil evaluasi kegiatan pratindakan maka dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas siklus I dengan empat prosedur yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus.

       Rincian prosedur penelitian tindakan kelas (Hopkins, 2014:60) siklus I tersebut sebagai berikut.

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan Tindakan

3. Obeservasi

4. Refleksi 

Refleksi merupakan pengkajiana  terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.

Tahap refleksi ini diawali dengan memperhatikan hasil yang didapat pada tahap observasi siklus I yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian hal analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya (Siklus II).

    1. Data dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas data hasil belajar, rencana pembelajaran, hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Data ini bersumber dari siswa dan guru.

Cara pengambilan data dilakukan sebagai berikut.

  1.  Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.
  2.  Data tentang situasi belajar mengajar diambil pada saat dilaksanakan tindakan dengan menggunakan lembar observasi.
  3.  Data refleksi serta perubahan yang terjadi di kelas diambil dari jurnal yang dibuat  oleh guru.
  4.  Data tentang ketertarikan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
    1. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka perlu dilakukan analisis data. Analisis data ini diakukan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan siswa dalam menentukan Perubahan Sifat Benda berdasarkan hasil tes yang dilakukan. Untuk jenis analisis kuantitatif mengacu kepada KKM kompetensi dasar Perubahan Sifat Benda yang telah ditetapkan sekolah, yaitu skor 70.

    1. Indikator Keberhasilan

Seluruh data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini apabila 85% siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan belajar dalam mengapresiasi cerpen dapat mencapai nilai minimal rata-rata 70 atau berkualifikasi baik, siswa semakin peka dan bersikap positif terhadap Perubahan Sifat Benda. Dengan demikian terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengaktifkan kegiatan belajar siswa di kelas.

 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    1. Deskripsi Data Awal

Data yang dideskripsikan dalam penelitian tindakan kelas ini kelompokkan menjadi tiga bagian. Data tersebut terdiri atas (1) data pratindakan, (2) data siklus I, dan (3) data siklus II. Data pratindakan adalah data yang diperoleh dari hasil observasi pratindakan dan hasil tes pratindakan sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan. Data siklus I adalah data yang diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Data siklus II adalah data yang diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut.

 

      1. Deskripsi Data Pratindakan

Data pratindakan terdiri atas data hasil observasi pratindakan dan tes pratindakan. Hasil yang diperoleh dari kedua data ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan peningkatan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran materi Perubahan Sifat Benda pada tahap penelitian tindakan kelas yang dilakukan kedua data pratindakan tersebut disajikan sebagai berikut.

 

 

        1. Deskripsi Data Observasi Pratindakan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat ketika dilakukan kegiatan pembelajaran kemampuan menentukan Perubahan Sifat Benda.

Sebelum kegiatan kelas dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut.

a. Siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran kemampuan menentukan Perubahan Sifat Benda yang dibuktikan dengan kurang terfokusnya perhatian siswa terhadap materi pembelajaran disebabkan kemampuan guru dalam mengidentifikasi karya sastra.

b. Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran yang dibuktikan dengan tidak adanya

    kemauan siswa untuk bertanya atau menanggapi hal yang berkaitan dengan materi

    pelajaran khususnya unsur instrinsik menentukan Perubahan Sifat Benda disebabkan  

    ketidakmampuan seorang guru membuat atau memperkenal sesuatu yang baru.

c. Guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran selalu menekankan pada unsur

    instrinsik yang lain dengan mengabaikan penekanan terhadap Perubahan Sifat Benda

    dan tidak berusaha memberdayakan atau menggali kemampuan siswa

d. Guru tidak mampu memotivasi siswa dalam memahami materi pembelajaran

    khususnya menentukan latar tempat, waktu, suasanan dalam cerpen disebabkan

    model pembelajaran yang tidak tepat.

e. Siswa tidak berminat mengikuti pelajaran karena tidak ada bahan atau penunjang

    pembelajaran tentang Perubahan Sifat Benda yang dibagikan oleh guru.

f. Guru tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan sehingga tidak mampu    

   menciptakan suasana kelas untuk menumbuhkan kemampuan siswa menentukan

    Perubahan Sifat Benda

        1. Deskripsi Data Tes Pratindakan

Tes pratindakan adalah tes yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa  terhadap materi pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam cerpen yang dijadikan bahan penelitian tindakan kelas. Tes yang diberikan terdiri dari 15 soal. Data tes pratindakan tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1   Data Hasil Tes Pratindakan sebelum Penelitian Tindakan Kelas Dilakukan terhadap Siswa Kelas III SDN Pangkan

 

No.

Nama Siswa

Skor Rata-Rata

 
 

1

Aldevidson

60,0

 

2

Bahriah

53,3

 

3

Bertolomeus

46,7

 

4

Dira Setia Budi

53,3

 

5

Ernando Prima

46,7

 

6

Firgo

53,3

 

7

Jeri Yunus

53,3

 

8

Made Bayu

46,7

 

9

Misnawati

46,7

 

10

Nurul Hikmah

60,0

 

11

Radani

46,7

 

12

Roy Tapeaku

60,0

 

13

Siti Norbaiyah

60,0

 

14

Syahruji

46,7

 

15

Tamara Mawarni

53,3

 

16

Tobing Leo

60,0

 

17

Yuniati

60,0

 

Jumlah

906,7

 

 

Rata-Rata

53,34

 

 

 

Tabel di atas menyajikan data tentang tingkat kemampuan siswa dalam menentukan Perubahan Sifat Benda sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas yang mencapai skor rata-rata 46,7 atau kualifikasi rendah.

Skor rata-rata peraspek dipaparkan sebagai berikut.

    Dari 17 orang siswa yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan Perubahan

    Sifat Benda diperoleh skor rata-rata 53,34 atau kualifikasi rendah.

 

      1. Deskripsi Data Siklus I

Data siklus I diperoleh dari (1) data situasi belajar mengajar, (2) data perubahan yang terjadi di kelas, (3) data refleksi, (4) data hasil belajar dan (5) data angket. Kelima data tersebut adalah sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

        1. Data Situasi Belajar Mengajar

Data situasi belajar mengajar di peroleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat dan terekam pada lembar observasi. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan Perubahan Sifat Benda pada siklus I

Pengamat I 

 

No

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

a. Perhatian Siswa

b. Partisipasi Siswa

c. Membimbing Diskusi

d. Menemukan Konsep

e. Menerapkan Konsep

f. Memahami Materi

g. Mencatat / Merangkum

 

3

3

4

3

2

3

3

 

 

 

 

3

 

 

 

 

Cukup

 

Aktivitas Pengajar

a. Memotivasi Siswa

b. Membimbing Siswa

c. Membimbing Diskusi

d. Memberikan Evaluasi/Pujian

e. Memberikan Penguatan

f. Memberikan Umpan Balik

 

4

3

4

3

2

2

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

Cukup

 

Pengelolaan Waktu

4

4

baik

 

Pengamatan Suasana kelas

a. Antusias Siswa

b. Antusias Pengajar

 

2

4

 

3

 

 

Cukup

 

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

 

 

Tabel 3   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan Perubahan Sifat Benda pada siklus I

Pengamat II

 

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

  1. Perhatian Siswa
  2. Partisipasi Siswa
  3. Diskusi/Mengerjakan LKS
  4. Menemukan Konsep
  5. Menerapkan Konsep
  6. Memahami Materi
  7. Mencatat / Merangkum

 

3

3

3

3

3

3

3

 

 

 

 

3

 

 

 

 

Cukup

 

Aktivitas Pengajar

  1. Memotivasi Siswa
  2. Membimbing Siswa
  3. Membimbing Diskusi
  4. Memberikan Evaluasi/Pujian
  5. Memberikan Penguatan
  6. Memberikan Umpan Balik

 

3

4

3

3

2

2

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

Cukup

 

Pengelolaan Waktu

3

3

Cukup

 

Pengamatan Suasana kelas

  1. Antusias Siswa
  2. Antusias Pengajar

 

2

4

 

3

 

 

Cukup

 

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Berdasarkan data yang ditujukan pada kedua tabel di atas, skor yang di berikan pengamat I adalah 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor 4 (kualifikasi baik) untuk pengolahan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas, Pengamat 2 memberikan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas.

Berdasarkan hasil penilaian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat tersebut adalah rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan rata-rata 3,5 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut hanya mencapai kualifikasi cukup (3,1).

        1. Data Perubahan Yang Terjadi di Kelas

Data perubahan yang terjadi di kelas diperoleh dari rubrik penilaian yang dikerjakan guru. Rubrik penilaian tersebut terdiri atas rubrik penilaian hasil dan rubrik penilaian proses. Data dari kedua rubrik penilaian tersebut adalah sebagai berikut.

 

          1. Data Penilaian Hasil

Data penilaian hasil adalah data yang diperoleh dari rubrik penilaian hasil yang dibuat guru berdasarkan hasil kerja kelompok diskusi siswa ketika kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa dibagi menjadi enam kelompok diskusi.

4.1.2.2.2 Data Penilaian Proses

Data penilaian proses diperoleh dari pengamatan guru terhadap kegiatan siswa mengerjakan diskusi siswa dalam kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen yang dilaksanakan pada Siklus I yang disajikan sebagai berikut.

Tabel 5   Data Penilaian Proses Belajar Kelompok dalam Pembelajaran Kemampuan Menentukan Perubahan Sifat Benda siswa Kelas VISDN Pangkan

No

Aspek yang Dinilai

Skor

Hasil pengamatan

Nama Kelompok

I

II

III

IV

V

VI

1.

Kerja Sama

5

 

 

 

 

 

 

4

 

 

Ö

Ö

 

Ö

3

Ö

Ö

 

 

Ö

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

2.

Keaktifan

5

 

 

 

 

 

 

4

Ö

 

Ö

 

 

Ö

3

 

Ö

 

 

Ö

 

2

 

 

 

Ö

 

 

1

 

 

 

 

 

 

3.

 

Kemampuan Mengajukan Pertanyaan

5

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

Ö

3

Ö

Ö

Ö

Ö

Ö

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

4.

Kesediaan Menerima Pendapat

5

Ö

 

 

 

 

 

4

 

Ö

Ö

 

Ö

 

3

 

 

 

Ö

 

Ö

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

Jumlah Skor Perolehan

15

13

15

12

13

15

Skor Rata-rata

3,8

3,3

3,8

3

3,3

3,8

 

Keterangan :

5 = Sangat Baik (apabila seluruh siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

4 = Baik (apabila hanya seorang siswa dalam kelompok tidak melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan hal sesuai dengan aspek yang diamati)

 

  

        1. Data Refleksi

Setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus I selesai, kemudian dilakukan refleksi. Dalam refleksi ini, peneliti dan dua orang pengamat berdiskusi membahas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan memperhatikan hasil observasi pengamat dan rubrik penilaian guru. Diskusi yang dilakukan tersebut menghasilkan simpulkan bahwa model pembelajaran STAD yang diterapkan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum maksimal dilaksanakan.

Kesimpulan di atas berkaitan dengan hasil observasi yang sudah dilakukan yang menunjukan bahwa hanya satu aspek pengamatan yang mencapai kualifikasi baik. Sementara itu, tiga aspek lainnya hanya mencapai kualifikasi cukup. Oleh karena itu, pada siklus II model pembelajaran STAD ini diharapkan lebih dimaksimalkan.

        1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I. Soal yang diberikan pada tes ini terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Data tersebut disajikan pada tabel berikut.

 

Tabel 6      Data Hasil Siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan terhadap Siswa Kelas III SDN Pangkan

 

 

No.

Nama Siswa

Skor Rata-Rata Siswa

 
 

1

Aldevidson

73

 

2

Bahriah

60

 

3

Bertolomeus

53

 

4

Dira Setia Budi

73

 

5

Ernando Prima

60

 

6

Firgo

73

 

7

Jeri Yunus

60

 

8

Made Bayu

60

 

9

Misnawati

60

 

10

Nurul Hikmah

60

 

11

Radani

60

 

12

Roy Tapeaku

70

 

13

Siti Norbaiyah

60

 

14

Syahruji

65

 

15

 

Tamara Mawarni

70

 

16

 

Tobing Leo

70

 

17

Yuniati

60

 

Jumlah

1080

 

 

Rata-Rata

63,53

 

 

 

Tabel diatas menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen dari hasil test yang dilakukan setelah pelaksanaan siklus I yang dideskripsikan sebagai berikut.

Siklus I yang dideskripsikan sebagai berikut.

Dari 17 orang siswa, tidak ada yang memperoleh skor 79,7-100 (kualifikasi

tinggi)

Berdasarkan tabel di atas, tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen penelitian tindakan kelas siklus I mencapai skor rata-rata 63,53 atau kualifikasi rendah.

      1. Deskripsi Data Siklus II

Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan siklus I dengan mengacu pada hasil refleksi siklus I tersebut. Sama halnya dengan siklus I, data siklus II juga terdiri atas (1) data situasi belajar mengajar, (2) data perubahan yang terjadi di kelas, (3) data refleksi, (4) data hasil belajar, dan (5) data angket. Data tersebut adalah sebagai berikut.

        1. Data Situasi Belajar Mengajar

Sama halnya dengan siklus I data situasi belajar mengajar mengajar diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat dan terekam pada lembar observasi. Data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 7   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan Perubahan Sifat Benda pada siklus II Oleh

Pengamat I

 

No

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

  1. Perhatian Siswa
  2. Partisipasi Siswa
  3. Berdiskusi
  4. Menemukan Konsep
  5. Menerapkan Konsep
  6. Memahami Materi
  7. Mencatat / Merangkum

 

4

4

4

4

4

5

4

 

 

 

 

4,2

 

 

 

 

Baik

 

Aktivitas Pengajar

  1. Memotivasi Siswa
  2. Membimbing Siswa
  3. Membimbing Diskusi
  4. Memberikan Evaluasi/Pujian
  5. Memberikan Penguatan
  6. Memberikan Umpan Balik

 

5

5

5

4

4

4

 

 

 

 

4,5

 

 

 

 

 

Baik

 

Pengelolaan Waktu

4

4

Baik 

 

Pengamatan Suasana kelas

  1. Antusias Siswa
  2. Antusias Pengajar

 

4

4

 

4

 

 

Baik

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

  1. = Baik

5 = Sangat Baik

 

Tabel 8   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan Latar Cerpen pada siklus II Oleh

Pengamat II

 

No

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

  1. Perhatian siswa
  2. Partisipasi siswa
  3. Berdiskusi / mengerjakan LKS
  4. Menemukan konsep
  5. Menerapkan konsep
  6. Memahami materi
  7. Mencatat / merangkum

 

4

4

4

4

4

5

4

 

 

 

 

4,2

 

 

 

 

Baik

 

Aktivitas Pengajar

  1. Memotivasi siswa
  2. Membimbing siswa
  3. Membimbing diskusi
  4. Memberikan evaluasi/pujian
  5. Memberikan penguatan
  6. Memberikan umpan balik

 

5

5

5

4

4

4

 

 

 

 

4,5

 

 

 

 

 

Baik

 

Pengelolaan Waktu

4

4

Baik 

 

Pengamatan Suasana kelas

  1. Antusias siswa
  2. Antusias pengajar

 

4

4

 

4

 

 

Baik

 

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

 

Berdasarkan data yang ditunjukkan kedua tabel diatas, pengamat 1 memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktivitas siswa, skor baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar, skor sangat baik 4 untuk aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek pengamatan suasana kelas. Pengamat 2 memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktifitas siswa, skor baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar, skor sangat baik 4 untuk aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek pengamatan suasana kelas.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat tersebut adalah rata-rata 4,2 (kualifikasi baik) untuk aktivitas siswa rata-rata 4,5 (kualifikasi baik) untuk aktivitas pengajar rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengelolaan waktu rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut mencapai 4,2 (kualifikasi baik). 

        1. Data Penilaian Proses

Data penilaian proses diperoleh dari pengamatan guru terhadap kegiatan diskusi siswa dalam kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen yang dilaksanakan pada siklus II disajikan se bagai berikut.

Tabel 10    Data Penilaian Proses Belajar kelompok dalam Pembelajaran Kemampuan Menentukan Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas IX SDN Pangkan

 

No

Aspek yang Dinilai

Skor

Hasil pengamatan

Nama Kelompok

I

II

III

IV

V

VI

1.

Kerja Sama

5

 

 

Ö

Ö

 

Ö

4

Ö

Ö

 

 

Ö

 

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

2.

Keaktifan

5

Ö

 

Ö

Ö

 

Ö

4

 

Ö

 

 

Ö

 

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

3.

 

Kemampuan Mengajukan Pertanyaan

5

 

 

 

 

 

Ö

4

Ö

Ö

Ö

Ö

Ö

 

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

4.

Kesediaan Menerima Pendapat

5

Ö

 

Ö

 

Ö

 

4

 

Ö

 

Ö

 

Ö

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

Jumlah Skor Perolehan

18

16

19

18

17

19

 

Skor Rata-rata

4,5

4

4,8

4,5

4,3

4,8

 

 

Keterangan :

5 = Sangat Baik (apabila seluruh siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

4 = Baik (apabila hanya seorang siswa dalam kelompok tidak melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan hal sesuai dengan aspek yang diamati)

 

        1. Data Refleksi

Data hasil pada siklus II ini diperoleh dari hasil diskusi antara pengamat dan peneliti berkaitan dengan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen dengan model pembelajaran STAD telah terlaksana dengan baik. Meskipun demikian, kedua pengamat menyarankan agar penerapan model pembelajaran STAD dapat ditingkatkan sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

 

        1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan. Seperti lainnya pada siklus I, soal yang diberikan pada tes ini terdiri atas 15 soal pilihan ganda. Data hasil belajar ini disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 11 Data Hasil Tes Siklus II dalam Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan terhadap Siswa Kelas III SDN Pangkan.

 

No.

Nama Siswa

Skor Rata-Rata Siswa

 
 

1

Aldevidson

80

 

2

Bahriah

80

 

3

Bertolomeus

65

 

4

Dira Setia Budi

86

 

5

Ernando Prima

75

 

6

Firgo

86

 

7

Jeri Yunus

73

 

8

Made Bayu

73

 

9

Misnawati

73

 

10

Nurul Hikmah

73

 

11

Radani

80

 

12

Roy Tapeaku

80

 

13

Siti Norbaiyah

73

 

14

 

Syahruji

85

 

15

Tamara Mawarni

80

 

16

Tobing Leo

90

 

17

Yuniati

90

 

Jumlah

1342

 

Rata-Rata

78,94

 

 

Tabel diatas menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen dari hasil tes yang dilakukan setelah pelaksanaan siklus II yang dideskripsikan sebagai berikut 

 Dari 17 (Tujuh Belas) orang siswa, terdapat  lima belas siswa yang tuntas sebesar  88% dan yang tidak tuntas sebanyak 2 (dua) orang siswa atau sebesar 12%.

 

    1. Pembahasan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dipaparkan berdasarkan data yang telah diperoleh pada tiga tahapan penelitian yang telah dilakukan. Ketiga tahapan tersebut adalah (1) Penelitian pratindakan, (2) Penelitian tindakan kelas siklus I, dan (3) Penelitian tindakan kelas siklus II. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.

 

      1. Hasil Penelitian Pratindakan

Penelitian pratindakan dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat  kemampuan siswa dalam menentukan Perubahan Sifat Benda sebelum model pembelajaran STAD diterapkan bagi siswa kelas IX Semester I SDN Pangkan. Hasil penelitian tersebut diperoleh dari hasil observasi dan tes pratindakan yang dipaparkan sebagai berikut.

        1. Hasil Observasi Pratindakan

Hasil observasi yang dilakukan pada tahap pratindakan membuktikan bahwa siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda. Hal ini dibuktikan melalui perilaku siswa yang kurang terfokus perhatiannya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa juga tidak memiliki kemauan untuk bertanya atau menanggapi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Hasil observasi dalam kegiatan pratindakan juga menunjukan bahwa guru menggunakan strategi yang tidak tepat dalam menyampaikan pembelajarannya dikelas. Guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran dengan terlalu terfokus pada metode ceramah dan tidak berusaha memberdayakan atau menggali kemampuan siswa. Guru juga tidak mampu memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran.

Berdasarkan hal diatas, dapat diketahui bahwa penyebab tidak maksimalnya pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda disebabkan oleh faktor siswa dan guru. Siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda. Selanjutnya, guru tidak mampu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Dengan demikian diperlukan upaya yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut.

 

        1. Hasil Tes Pratindakan

Tes pratindakan dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menentukan Perubahan Sifat Benda sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Hasil tes yang dilakukan ini dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas selanjutnya. Tes ini dilakukan terhadap 24 siswa Kelas VI semester I SDN Pangkan.

Hasil tes yang telah dilakukan dalam kegiatan pratindakan menunjukan kemampuan siswa sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya skor rata-rata perolehan siswa yang hanya mencapai skor rata-rata perolehan siswa yang hanya mencapai 53,34 (kualifikasi rendah). Rendahnya kemampuan siswa ini juga ditunjukkan melalui skor rata-rata siswa dari masing-masing aspek yang diujikan

Hasil tes yang diperoleh di atas membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan Perubahan Sifat Benda sebelum kegiatan tindakan kelas dilakukan penelitian, yaitu skor rata-rata > 70.

 

      1. Hasil Penelitian Siklus I

Hasil penelitian tindakan kelas siklus I terdiri atas lima aspek. Kelima aspek tersebut adalah (1) situasi belajar mengajar, (2) Perubahan yang terjadi dikelas, (3) refleksi, (4) hasil belajar, dan (5) angket. Hasil penelitian tersebut dideskripsikan adalah sebagai berikut.

 

        1. Situasi Belajar Mengajar pada Siklus I

Hasil situasi belajar mengajar siklus I didapatkan dari data observasi yang dilakukan pada kegiatan siklus , Data tersebut terdiri atas empat aspek pengamatan, yaitu (1) aktivitas siswa, (2) aktivitas pengajar, (3) pengelolaan kelas, dan (4) pengamatan suasana kelas.

Hasil observasi dari kedua orang pengamat pada siklus I untuk keempat aspek di atas adalah skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor rata-rata 3,5 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut hanya mencapai kualifikasi cukup. (3,1).

Berdasarkan hasil observasi  di atas, maka dapat diketahui bahwa situasi belajar pada siklus I belum maksimal. keempat aspek yang diobservasi hanya mencapai kualifikasi cukup. Masing-masing aspek pengamatan tersebut belum mencapai kualifikasi baik sesuai dengan indikator penelitian ini.

 

        1. Perubahan yang Terjadi di Kelas pada Siklus I

Perubahan yang terjadi di kelas pada siklus I diperoleh dari data rubrik penilaian hasil penilaian hasil pembelajaran dan rubrik penilaian proses pembelajaran yang dibuat guru. Hasil dari kedua rubrik tersebut adalah sebagai berikut.

          1. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama kelompok siswa dalam melakukan diskusi / mengerjakan tugas dari guru dalam kegiatan pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda melalui penerapan pendekatan kontekstual. 

Sesuai dengan hasil kerja masing-masing kelompok di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kelas 53,34. Nilai rata-rata kelas ini berarti berkualifikasi rendah.

 

          1. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran menggunakan kriteria (tercantum dalam RPP) sebagai berikut.

1. Skor rata-rata 5 = Sangat Baik

2. Skor rata-rata 4 = Baik

3. Skor rata-rata 3 = Cukup

4. Skor rata-rata 2 = Kurang

5. Skor rata-rata 1 = Sangat Kurang

Hasil dari penilaian proses terhadap enam kelompok siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada siklus I adalah sebagai berikut.

    1. Kelompok I memperoleh skor rata-rata 3,8 atau berkualifikasi cukup

b. Kelompok II memperoleh skor rata-rata 3,3 atau berkualifikasi cukup

c. Kelompok III memperoleh skor rata-rata 3,8 atau berkualifikasi cukup

Hasil dari penilaian proses pembelajaran terhadap enam kelompok siswa Kelas III semester I SDN Pangkan di atas menunjukan bahwa pada siklus I belum ada kelompok siswa memperoleh kualifikasi baik. Semua kelompok siswa memperoleh kualifikasi cukup.

 

        1. Hasil Refleksi pada Siklus I

Diskusi yang dilakukan antara peneliti dan pengamat menghasilkan simpulkan bahwa model pembelajaran STAD yang diterapkan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum maksimal. Simpulan ini berkaitan dengan hasil observasi yang sudah dilakukan yang menunjukan bahwa tidak ada aspek pengamatan yang mencapai kualifikasi baik. Semua aspek yang diambil hanya mencapai kualifikasi cukup. Oleh karena itu, pada siklus II Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat diterapkan lebih maksimal sehingga hasil yang diharapkan meningkat.

Hasil refleksi tersebut dijadikan peneliti untuk melakukan langkah-langkah perbaikan kegiatan pembelajaran yang terfokus pada usaha untuk memaksimalkan komponen-komponen pendekatan kontekstual yang selanjutnya dilaksanakan pada siklus II.

 

        1. Hasil Belajar pada Siklus I

Sesuai dengan data yang diperoleh, hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu skor 70. Hasil jawaban dari 17 orang siswa yang telah mengerjakan soal tes siklus I hanya mencapai skor rata-rata 63,53.

Dengan demikian, hasil yang diperoleh di atas belum mencapai indikator keberhasilan penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (rata-rata > 70). Hasil tes siklus I yang telah dikerjakan siswa ini memang ada yang mencapai kualifikasi sedang, tetapi belum semuanya mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari 17 siswa yang mengerjakan soal tes hanya 7 orang yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Jadi, pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda pada siklus I ini belum berhasil. 

      1. Hasil Penelitian Siklus II

Tidak berbeda dengan siklus I, hasil penelitian tindakan kelas siklus II juga terdiri dari lima aspek. Kelima aspek tersebut adalah (1) situasi belajar mengajar, (2) perubahan yang terjadi dikelas, (3) refleksi, (4) hasil belajar, dan (5) angket. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

 

 

        1. Situasi Belajar Mengajar pada Siklus II

Sama halnya dengan siklus I, hasil belajar mengajar siklus II didapatkan dari data observasi yang dilakukan pada kegiatan siklus II. Data tersebut terdiri atas empat aspek pengamatan, yaitu : (1) aktivitas siswa, (2) aktivitas pengajar, (3) pengelolaan kelas, dan (4) pengamatan suasana kelas.

Hasil observasi yang diperoleh dari kedua orang pengamat pada siklus II untuk keempat aspek di atas adalah rata-rata 4,2 (kualifikasi baik) untuk aktivitas siswa, rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk aktivitas pengajar, rata-rata 4,5 (kualifikasi baik) untuk pengelolaan waktu, dan rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut telah mencapai kualifikasi baik (4,2).

Berdasarkan hasil observasi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa situasi belajar pada siklus II telah mencapai hasil yang diharapkan. Masing-masing aspek pengamatan telah mencapai angka rata-rata 4,2. Dengan demikian, keempat aspek tersebut berkualifikasi baik sesuai dengan indikator penelitian yang ditetapkan.

 

        1. Perubahan yang Terjadi di Kelas pada Siklus II

Perubahan yang terjadi di kelas pada siklus II diperoleh dari data pabrik penilaian hasil pembelajaran dan rubrik penilaian proses pembelajaran yang dibuat guru. Hasil dari kedua rubrik tersebut adalah sebagai berikut.

          1. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja enam kelompok siswa dalam melakukan diskusi/mengerjakan tugas dari guru dalam kegiatan pembelajaran melakukan latar cerpen melalui model pembelajaran STAD.

Berdasarkan hasil kerja masing-masing kelompok di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kelas 78,94. Nilai rata-rata kelas ini berarti berkualifikasi tinggi atau melampaui kriteria ketuntasan minimal. Hal ini sesuai dengan rentang nilai yang telah ditetapkan yaitu 70.

 

 

          1. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran menggunakan kriteria (tercantum dalam RPP) sebagai berikut.

1. Skor rata-rata 5 = Sangat Baik

2. Skor rata-rata 4 = Baik

3. Skor rata-rata 3 = Cukup

4. Skor rata-rata 2 = Kurang

5. Skor rata-rata 1 = Sangat Kurang

Hasil dari penilaian proses terhadap enam kelompok siswa dalam pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda pada siklus II adalah sebagai berikut.

a. Kelompok I memperoleh skor rata-rata 4,5 atau berkualifikasi baik

b. Kelompok II memperoleh skor rata-rata 4 atau berkualifikasi baik

c. Kelompok III memperoleh skor rata-rata 4,8 atau berkualifikasi baik

Hasil dari penilaian proses pembelajaran terhadap tiga kelompok siswa kelas IX semester I SDN Pangkan di atas menunjukan bahwa pada siklus II semua kelompok siswa telah mencapai kualifikasi baik atau telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, dan tidak ada kelompok yang mencapai kualifikasi kurang.

 

        1. Hasil Refleksi pada Siklus II

Refleksi siklus II melalui diskusi yang dilakukan pengamat dan peneliti menghasilkan simpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen melalui penerapan model pembelajaran STAD telah terlaksana dengan baik karena indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai. Namun demikian, kedua pengamat menyarankan agar penerapan model pembelajaran tersebut tidak hanya digunakan pada pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda akan tetapi, pendekatan ini juga diharapkan dapat diterapkan pada aspek pembelajaran yang dianggap tepat.

        1. Hasil Belajar pada Siklus II

Sesuai dengan data yang diperoleh, hasil belajar pada siklus II telah mencapai indikator penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu skor 70 (kualifikasi sedang). Hasil jawaban dari 17 orang siswa yang telah mengerjakan soal tes siklus II mencapai skor rata-rata 78,94 atau kualifikasi sedang Demikian pula hasil yang diperoleh siswa untuk masing-masing aspek yang menjadi fokus pembelajaran menentukan Perubahan Sifat Benda.

Berdasarkan data yang didapatkan, hasil yang diperoleh dari 17 (Tujuh Belas) siswa terdapat 15 (Lima Belas) atau 88% yang Tuntas. Dan ada 2 orang Siswa atau sebesar 12% yang tidak Tuntas.

 

 

 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Sifat Benda pada siswa Kelas III SDN Pangkan.

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, maka peneliti dapat memberikan saran – saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru – guru yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) disarankan untuk membentuk kelompok – kelompok baru jika banyak siswa yang bermain pada saat belajar.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ardiano, Leo Indra. 2013. Apresiasi Prosa Fiksi, Jakarta: Depdiknas.

Badrun, Ahmad. 1993. Pengantar llmu Sastra. Surabaya:

Usaha Nasional.

Depdiknas, 2004. Kurikulum 2006 SMA : Pedoman Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi SMA Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Mantik, Maria Josephine Kumaat. 2006. Cerpen-Cerpen Pujangga Baru.

Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Navis, A.A. 2005. Robohnya Surau Kami. Jakarta: PT.Gramedia Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi.

Y ogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX.

Jakarta: Erlangga.

Purwadi, Petrus. 2006. "Pembelajaran Kontekstual" Palangkaraya:

Universitas Palangkaraya.

Pradopo, Raehmat Djoko. 2013. Beberapa Teori Sastra. Metode Kritik dan Penerapannya. Y ogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmanto. 1988. Metode Pangajaran Sastra. Y ogyakarta: Kanisius

Sayuti, Suminto.A. 1997. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Depdikbud.

Subiyantoro, dkk. 2014. Pengembangan Kemampuan Menyimak Sastra.

Jakarta: Depdiknas,

Trianto Agus, 2006. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untuk SMP dan MTs Kelas VII, Jakarta: Esis.

Zaidan, Abdul Razak. 2014. Kamus Istilah Sastra . Jakarta: Balai Pustaka.

Zulpahnur.z. 1985. Analisis dan Rangkuman Bacaan Sastra. Jakarta: Depdikbud.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR HADIR SEMINAR

Hari / Tanggal            :

Pukul                          :

Tempat                       :

 

NO

NAMA

UNIT KERJA

JABATAN

TANDA TANGAN

1

 

 

Kepala Sekolah

 

2

 

 

Narasumber

 

3

 

 

Penyaji

 

4

 

 

Moderator

 

5

 

 

Notulis

 

6

 

 

Pembahas I

 

7

 

 

Pembahas II

 

8

 

 

Peserta

 

9

 

 

Peserta

 

10

 

 

Peserta

 

11

 

 

Peserta

 

12

 

 

Peserta

 

13

 

 

Peserta

 

14

 

 

Peserta

 

15

 

 

Peserta

 

 

Mengetahui:

Kepala Sekolah,

 

 

 

………………………………

NIP. …………………………

 

 

Notulis,

 

 

 

.......................................................

NIP. ...............................................

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment