Peningkatan Hasil Belajar Melalui Sastra Menggunakan STAD Siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah
Laporan PTK

By JUMAKIR, S Pd., MM 26 Mei 2022, 07:11:54 WIB contoh PTK
Peningkatan Hasil Belajar Melalui Sastra Menggunakan STAD  Siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah

Gambar : dok.pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra Menggunakan Pembelajaran Model STAD  Siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra Menggunakan Pembelajaran Model STAD Siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Model STAD dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra Siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Model STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Model STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Model STAD

BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Bahasa Indonesia masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Bahasa Indonesia hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep Bahasa Indonesia yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra adalah Pembelajaran Model STAD karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Model STAD merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra menggunakan Pembelajaran Model STAD Siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah “.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Model STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah?”

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra menggunakan Pembelajaran Model STAD siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah.

    1. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra sehingga pelajaran Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra menjadi lebih sederhana.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

      intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

      dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

      setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

  1. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  2. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  3. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

      1. Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran STAD lebih tepat diterapkan melalui metode kooperatif yakni siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya sehingga anggota kelompok saling membantu.

Dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka untuk tiga cerpen yang tersebut. Dengan memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota dan sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Begitu selesai kegiatan guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa saat menjawab kuis / pertanyaan siswa tidak boleh saling bantu sehingga kemudian guru memberi evaluasi dan membuat kesimpulan tentang hasil kemajuan belajar siswa.

 

      1. Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra

Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya. Hampir setiap daerah memiliki corak budaya khas. Corak budaya tersebut sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal. Salah satu hasil budaya adalah karya sastra. Bentuk karya sastra terus bermunculan, baik berupa prosa maupun puisi. Dengan sifatnya yang khas, sastra mengandung nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan sehingga mampu menumbuhkan kepekaan nurani pembacanya. Dengan sering membaca karya sastra, batin pembaca akan semakin terisi oleh pengalaman-pengalaman baru dan unik yang belum tentu didapatkan dalam kehidupan nyata.

Mendengarkan

Menemukan Tema dan Pesan Syair yang Didengarkan

Syair merupakan jenis puisi lama berasal dari kesastraan Arab. Kata syair berasal dari Arab, sya'ar berarti tembang dan sya'ra berarti menembang. Syair berbentuk puisi lirik halus dan penuh dengan gejolak rasa, penyairnya. Dalam kesastraan Indonesia, syair sering digunakan sebagai penggubah cerita atau mengungkapkan suatu kisah. Selain untuk menggubah cerita, syair juga digunakan sebagai media untuk mencatat kejadian dan sebagai media dakwah.

Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Terdiri atas empat larik (baris) setiap bait.
  2. Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan.
  3. Semua baris merupakan isi (dalam syair tidak ada sampiran).
  4. Sajak akhir tiap baris selalu sama (a-a-a-a).
  5. Jumlah suku kata tiap baris hampir sama (8-12 suku kata).
  6. Isi syair berupa nasihat, petuah, cerita, lukisan peristiwa, pengajaran, ataupun mistik.

Syair biasa digunakan untuk menceritakan sesuatu yang panjang seperti dongeng atau suatu kejadian. Isi syair mengandung nasihat, kiasan, khayalan, unsur-unsur agama, atau kepercayaan.

Syair tidak semata-mata berupa rangkaian kata indah hasil dari kreativitas merangkai kata dan berimajinasi, tetapi syair juga merupakan cara seseorang menyatakan perasaan dan pemikirannya tentang masyarakat. Dengan kata lain, syair berfungsi tidak sekadar untuk hiburan, tetapi juga pengajaran dan pewarisan nilai-nilai yang bekerja dan berkembang dalam masyarakat.

Syair  memiliki tema dan pesan. Tema adalah gagasan utama atau sesuatu yang menjadi dasar dari sebuah karya sastra. Gagasan utama syair dapat ditemukan jika kamu memahami isi syair. Sementara itu, pesan adalah keinginan penyair yang disampaikan melalui karyanya. Tema dan pesan syair dapat kamu temukan setelah kamu mendengarkan atau membaca syair secara keseluruhan. Jadi, untuk dapat mengetahui tema kamu harus mendengarkan atau membaca syair itu secara lengkap.

Langkah menemukan tema dan pesan syair yang dibaca tentu berbeda dengan langkah menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan. Tema dan pesan syair yang dibaca, dapat kamu temukan dengan cara mencermati berulang-ulang kata-kata di dalam syair tersebut. Sebaliknya, jika syairnya diperdengarkan, kamu tidak dapat mencermati kata-katanya secara berulang-ulang. Itu semua terjadi karena pembacaan syair hanya dapat kamu dengarkan sekali. Oleh sebab itu, ketika mendengarkan syair kamu harus memusatkan perhatian pada pembacaan syair. Tujuannya agar kamu dapat mengetahui maksudnya.

Info Sekilas

Syair tertulis yang tergolong tua adalah karya-karya Hamzah Fansuri. Syair Hamzah Fansuri yang terkenal dalam kesastraan Indonesia (Melayu) klasik adalah “Syair Perahu”.

Evaluasi Pembelajaran 1

Dengarkan dengan saksama pembacaan kutipan syair berikut ini!

Teks Mendengarkan 2

  1. Tentukan tema kutipan “Syair Bidasari Lahir” yang telah kamu dengarkan!
  2. Tentukan pula pesan yang terdapat dalam kutipan “Syair Bidasari Lahir”!
  3. Tentukan ciri-ciri syair pada “Syair Bidasari Lahir”!
  4. Berdasarkan ciri-ciri syair yang telah kamu temukan, analisislah unsur-unsur “Syair Bidasari Lahir” berdasarkan ciri-ciri syair tersebut!

Pendidikan Karakter

Cermat

Syair merupakan bentuk puisi yang menempati posisi penting pada zaman kesastraan Indonesia klasik yang mengandung nilai-nilai luhur. Selain mewariskan nilai-nilai luhur, syair memiliki tema dan pesan baik. Nilai-nilai luhur, tema, dan pesan dalam syair dapat kamu temukan dengan menerapkan sikap cermat, teliti, atau saksama. Setelah menemukan nilai-nilai luhur, tema, dan pesan dalam syair, diharapkan kamu meneladani nilai-nilai luhur dan pesan yang terdapat dalam syair tersebut.

Berbicara

Mengkritik dan Memuji Produk atau Karya Seni

Sebuah produk atau karya seni pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kamu dapat mengkritik kekurangan dan memuji kelebihan produk atau karya seni tersebut. Mengkritik atau memuji merupakan bentuk apresiasi. Mengkritik adalah kegiatan memberikan tanggapan disertai dengan uraian dan pertimbangan kekurangan dan keunggulan suatu karya. Oleh karena itu, sebelum mengkritik kamu harus menentukan kekurangan dan keunggulannya. Agar dapat menentukan kekurangan dan keunggulan karya itu, kamu harus memperhatikan secara mendalam aspek yang akan dikritik.

Memuji atau memberikan pujian berarti melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, bagus, dan berarti. Memberi pujian haruslah objektif dan tidak melebih-lebihkan. Begitu pula dengan kritik yang disampaikan juga harus objektif. Kritik harus benar-benar dapat diterima dan dilakukan oleh orang yang diberi kritik. Kritik terhadap sebuah produk sebaiknya tidak berlebihan dan meremehkan produk yang dikritik. Kritik sebuah produk bersifat membangun. Kritik disampaikan dengan bahasa santun dan komunikatif.

Kamu dapat menggunakan bahasa santun saat mengemukakan kritik terhadap karya (seni atau produk). Kritik yang disampaikan dengan bahasa santun harus disertai alasan masuk akal. Alasan tersebut sedapat mungkin dapat diterima oleh semua pihak dengan lapang dada. Sebaliknya, kritik yang tidak memperhatikan kesantunan dalam berbahasa dapat menyebabkan pihak yang dikritik kecewa, kesal, bahkan marah. Oleh karena itu, kritik harus disampaikan dengan bahasa santun, disertai alasan logis, bahkan kalau perlu membantu mencarikan jalan keluarnya.

Untuk melatih keterampilanmu dalam memberikan pujian dan kritikan terhadap suatu karya, kamu dapat membuka alamat website http://www.kumpulan-puisi.com/chairil-anwar-poetry.php. Kamu dapat memberikan pujian dan kritikan terhadap salah satu puisi tersebut.

Evaluasi Pembelajaran 2

Bacalah puisi berikut dengan saksama!

Doa
Kepada pemeluk teguh

Tuhanku

dalam termangu

aku masih menyebut namaMu biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci

tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku di pintuMu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling

Karya :   Chairil Anwar

Dikutip dari : http://was-was.com/2013/l2/kumpulan-puisi-chairil-lengkap.html?m=1, diunduh 23 Februari 2015

  1. Kamu telah membaca puisi “Doa”. Coba, berilah pujian terhadap puisi “Doa” tersebut!
  2. Selain kalimat pujian, kamu dapat mengutarakan kalimat kritik terhadap puisi “Doa”. Coba, buatlah kalimat kritik terhadap puisi “Doa” tersebut!
  3. Ungkapkan pujian atau kritikan tersebut secara lisan kepada temanmu! Lakukan  secara bergantian.

Pendidikan Karakter

Menghargai Prestasi

Puisi merupakan bentuk ekspresi seseorang. Kamu dapat menghargai karya puisi orang lain baik puisi hasil karya sastrawan terkenal maupun sastrawan yang belum di kenal. Menghargai prestasi atau hasil karya orang lain merupakan salah satu sikap menghormati hasil karya orang lain.

Dengan menghargai hasil karya orang lain, karyamu juga akan dihargai orang lain. Bersikaplah menghargai prestasi  orang lain ketika mengkritik dan memuji karya orang lain tersebut. Terapkan sikap menghargai prestasi dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca

Membaca Indeks Buku

Indeks adalah suatu daftar yang memuat kata-kata atau istilah-istilah  penting yang tersusun menurut abjad dan memberikan informasi mengenai  halaman  tempat  kata  atau  istilah ditemukan. Indeks sangat berguna untuk mempermudah mencari keterangan di dalam buku karena dengan segera akan ditemukan informasi yang kita cari. Biasanya indeks ditemukan pada bagian akhir buku cetakan. Namun, tidak semua buku mencantumkan indeks. Indeks dibagi menjadi dua, yaitu indeks nama dan indeks kata. Indeks berupa nama terdiri atas lebih dari satu kata. Indeks tersebut disusun dengan cara menuliskan nama belakangnya dahulu baru disusul nama depannya. Sebagai contoh, Abdul Muis, ditulis Muis, Abdul sehingga urutannya berada pada huruf m. Indeks berupa kata disusun dengan mengurutkan kata tersebut sesuai dengan huruf awal kata yang bersangkutan. Indeks berupa istilah disusun dengan mengurutkan istilah itu sesuai dengan huruf awal istilah yang bersangkutan.

Pada bagian kanan nama, kata, atau istilah di dalam indeks ditulis angka yang menunjukkan nomor halaman tempat nama, kata, atau istilah itu ditemukan. Fungsinya untuk mempermudah mencari keberadaan kata tersebut, misalnya di dalam indeks tertulis adaptasi, 7, 23 artinya, istilah adaptasi dapat ditemukan pada halaman 7 dan halaman 23 di dalam buku. Indeks harus disusun secara alfabetis dan disertai nomor halaman.

Membaca indeks dapat dilakukan dengan cara membaca sekilas. Membaca sekilas indeks dilakukan dengan cara langsung mencari kata yang hendak dicari informasinya dalam daftar indeks. Di sisi kata atau istilah yang hendak dicari pasti ada nomor halaman-halaman yang memuat informasi tentang istilah atau kata tersebut. Kamu tinggal membuka nomor halaman dan membaca istilah tersebut. Indeks dapat membantumu pada saat kamu mencari keterangan, baik berbentuk kata-kata maupun gambar.

Perhatikan contoh kutipan indeks berikut!

B

Ba Boh Kayee (P-1): 15

ayah sinyak 15

boh kayee 15

dara baro 15

kawon 15

lethat pen haws 15

linto baro 15

mak sinyak 15

mak tuan 15

meulintei ba boh kayee 15

payoh nicah 15

seuramoe kene 16

seuramoe likot 16

Dikutip dari: Gatut Murniatmo, Khasanah Budaya Lokal Sebuah Pengantar untuk Memahami Kebudayaan Daerah di Nusantara, AdiCita, Yogyakarta, 2000

Berdasarkan halaman indeks tersebut, kamu dapat menemukan kata-kata Ba Boh Kayee, ayah sinyak, boh kayee, dara baro, dan kawon pada buku Khasanah Budaya Lokal Sebuah Pengantar untuk Memahami Kebudayaan Daerah di Nusantara di halaman 15. Contoh halaman indeks tersebut menginformasikan bahwa kata-kata Ba Boh Kayee, ayah sinyak, boh kayee, dara baro, dan kawon dapat kamu peroleh penjelasannya di halaman 15.

Ba Boh Kayee, upacara adat bagi dara baro yang sedang hamil tiga bulan. Upacara ini dilakukan masyarakat Aceh, khususnya masyarakat Lhong Cut. Lhong Cut merupakan komunitas kecil atau desa yang oleh masyarakat Aceh disebut gampong Lhong Cut, termasuk wilayah Kecamatan Darul Immarah, Kabupaten Aceh Besar. Jaraknya dari kota Banda Aceh sekitar 5 kilometer. Dara baro adalah sebutan bagi setiap perempuan Aceh (Lhong Cut) sebelum melahirkan anak pertamanya. Bila telah melahirkan anak pertama, ia bukan lagi disebut dara baro, tetapi mak sinyak. Sebaliknya, kaum laki-laki sebelum lahir anak pertama disebut dengan istilah linto baro dan setelah anak pertama lahir disebut dengan istilah ayah sinyak.

Info Sekilas

Indeks dibedakan menjadi dua.

  1. Indeks subjek
  2. Indeks pengarang

Penulisan indeks pengarang memiliki aturan seperti berikut.

  1. Jika nama pengarang hanya terdiri atas satu kata, nama pengarang ditulis apa adanya. Nama depan ditulis dengan huruf kapital.
  2. Jika nama pengarang terdiri atas dua kata, nama kedua diletakkan di depan nama pertama, antara nama kedua dan pertama disisipkan tanda koma.        
  3. Jika nama pengarang terdiri atas lebih dari dua kata, nama terakhir diletakkan di depan nama pertama dan kedua; setelah nama terakhir tersebut disisipkan tanda koma.
  4. Nama kedua dan ketiga dalam penulisannya boleh disingkat salah satu atau keduanya.
  5. Nama gelar sebaiknya tidak dicantumkan.

Evaluasi Pembelajaran 3

Agar dapat menemukan kata atau istilah penting dalam sebuah buku secara cepat, kamu dapat melakukan kegiatan membaca memindai melalui indeks.Tentu saja kegiatan tersebut dapat kamu lakukan jika diakhir buku yang kamu baca terdapat daftar indeksnya.

Lakukan kegiatan berikut!

  1. Berkunjunglah ke perpustakaan.
  2. Temukan buku yang di dalamnya terdapat indeks.
  3. Carilah lima kata tertentu sesukamu berdasarkan indeks pada halaman yang dimaksud dengan cepat dan tepat!
  4. Tulislah lima kata dan pengertiannya pada buku tulismu berdasarkan hasil penemuanmu!

Menulis

Menulis Resensi Buku Pengetahuan

Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan buku baik fiksi maupun nonfiksi tentang keunggulan dan kelemahannya. Resensi buku identik dengan bedah buku, tinjauan buku, dan timbangan buku. Orang yang meresensi buku disebut peresensi. Ragam bahasa yang digunakan dalam meresensi buku yaitu komunikatif dan menarik. Resensi bertujuan untuk memberikan rangsangan kepada pembaca agar membaca atau memiliki buku tertentu. Selain itu, resensi akan membantu penerbit atau pengarang memperkenalkan buku tersebut kepada masyarakat.

Sebenarnya menulis resensi tidak sesulit yang dibayangkan sebagian orang. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan jika akan membuat resensi buku. Langkah-langkah menulis resensi sebagai berikut.

  1. Tahap Persiapan
  1. Memilih jenis buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik jika kita fokus untuk meresensi buku-­buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latar belakang pendidikan kita. Pemilihan buku ini didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus. Ini terkait dengan “otoritas ilmiah”.
  2. Usahakan meresensi buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan asumsi sudah banyak orang yang membacanya.
  3. Membuat anatomi buku, yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh formatnya sebagai berikut.

Judul Karya Resensi

Judul Buku      :

Penulis            :

Penerbit           :

Harga              :

Tebal               :

  1. Tahap Pengerjaan
  1. Membaca dengan detail dan mencatat aspek-aspek penting-dalam buku yang akan diresensi. Kegiatan ini yang membedakan antara pembaca biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan boleh menghentikan kapan saja. Seorang peresensi, harus membaca buku sampai tuntas agar bisa mendapatkan informasi buku secara menyeluruh.
  2. Setelah membaca, peresensi mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Karya resensi tersebut, setidaknya mengandung beberapa aspek berikut.
  1. Informasi (anatomi) awal buku (seperti format di atas).
  2. Menentukan judul resensi yang menarik.
  3. Membuat ulasan singkat buku atau ringkasan garis besar isi buku.
  4. Memberikan penilaian buku atau membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
  5. Menonjolkan sisi berbeda pada buku yang diresensi dengan buku lainnya.
  6. Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
  7. Mengoreksi karya resensi yakni editing kelengkapan karya, EyD, dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan.
  1. Tahap Publikasi
  1. Resensi buku disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi. Setiap media berbeda-beda dalam memberi ruang. Kita harus mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan.
  2. Menyertakan kover halaman depan buku.
  3. Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami jenis buku yang sering dimuat pada sebuah media tertentu. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur.

Unsur-unsur resensi sebagai berikut.

  1. Identitas buku

Identitas buku mencakup judul buku, jenis buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan jumlah halaman.

Contoh:

Judul Buku  : Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda

Penulis         : Jakob Sumardjo

Penerbit       : Kelir, Bandung

Tahun terbit : 2003, Juli

Tebal buku  : xxvii, 364 halaman

  1. Macam atau jenis buku Penulis resensi menunjukkan jenis buku yang diresensi, termasuk fiksi atau nonfiksi.
  2. Sinopsis isi buku

Dalam bagian ini peresensi mengemukakan pokok-pokok isi buku. Jika yang diresensi buku-buku fiksi, peresensi harus mengemukakan aspek-aspek berhubungan dengan masalah, watak, dan latar cerita sehingga orang lain penasaran ingin membacanya.

Contoh sinopsis buku:

Artefak berupa peninggalan arkeologi secara fisik. Di Jawa bagian barat artefak sangat minim. Oleh karena itu, pantun Sunda dapat menjadi artefak budaya Sunda. Melalui dekonstruksi pantun, kita berusaha menggali dan memahami akar budaya. Ada nilai-nilai yang harus ditinggalkan dan yang patut dipertahankan, lalu ditransformasikan.

Masyarakat di Nusantara mempunyai akar budaya yang berbeda di wilayahnya masing-masing dan semua ini harus bersatu. Persatuan itu adalah perkawinan nilai-nilai. Sama saja seperti pada kebudayaan Barat, apabila sudah berbicara falsafah hidup, mereka akan menghadirkan kembali pemikiran-pemikiran Aristoteles, Socrates, atau Plato yang hidup Sebelum Masehi. Kita tidak dapat membangun masa depan tanpa mempertimbangkan akar karena akar itulah kekuatan kita. Hidup tanpa akar akan tumbang.

  1. Kelemahan dan keunggulan buku

Penulisan resensi harus mengemukakan segi-segi menarik dari buku tersebut.

Contoh keunggulan buku:

Kelebihan buku Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda yaitu buku ini sebagian isinya adalah esai-esai yang pernah dipublikasikan di media cetak, tetapi diramu kembali dengan cukup apik.

Contoh kekurangan buku:

Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda adalah buku setebal ini tidak dilengkapi indeks.

  1. Kesimpulan

Penulisan resensi harus mengemukakan nilai yang diperolehnya terhadap buku yang diresensi dan imbauan-imbauan untuk pembaca.

Contoh kesimpulan:

Buku Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda sangat penting untuk dibaca agar dapat memahami pantun Sunda.

Info Sekilas

Tujuan meresensi buku sebagai berikut.

  1. Membantu pembaca yang belum memiliki kesempatan membaca buku yang dimaksud.
  2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi.
  3. Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis.
  4. Bagi penulis buku diresensi, informasi atas buku yang diulas bisa digunakan sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya.

Evaluasi Pembelajaran 4

Lakukan kegiatan berikut!

  1. Pinjamlah buku pengetahuan di perpustakaan sekolah!
  2. Bacalah dengan cermat buku tersebut!
  3. Identifikasilah buku yang telah kamu baca!
  4. Tentukan kelebihan dan kekurangan buku tersebut!
  5. Rangkumlah isi buku tersebut!
  6. Tuliskan tanggapanmu terhadap buku tersebut!
  7. Buatlah resensi terhadap buku tersebut!
  8. Tukarkan hasil resensimu dengan resensi temanmu. Suntinglah resensi tersebut! Aspek-aspek yang perlu kamu sunting sebagai berikut.
  1. Identitas buku.
  2. Pilihan kata.
  3. Ketepatan penggunaan EyD.
  4. Kelengkapan unsur resensi.

Ekonomi Kreatif

Kreatif

Menulis resensi dapat dilakukan oleh setiap orang. Kreativitas sangat diperlukan ketika seseorang menulis resensi. Menulis resensi memerlukan kreativitas. Sprat utama agar dapat menulis resensi adalah rajin membaca buku dan menemukan ide di lingkungan sekitarnya. Kamu harus kreatif menggali ide yang dapat mendatangkan keuntungan bagimu dan orang lain. Resensi buku yang kamu tulis dapat dimuat di surat kabar atau majalah. Kamu akan mendapatkan honorarium. Reputasimu akan dikenal para pembaca. Manfaat lain yang dapat kamu peroleh adalah kegiatan menulis resensi dapat mengembangkan kreativitasmu. Semakin sering kamu menulis resensi, kemampuan menulis dan kreativitasmu semakin terasah.

 

Kebahasaan

Menggunakan Kata yang Mengalami Pergeseran Makna

Sinestesia

Perhatikan kalimat berikut!

Wajah gadis itu sangat manis.

Kata manis pada kalimat tersebut mengalami pergeseran makna yang disebut sinestesia. Pergeseran makna sinestesia merupakan perubahan makna akibat pertukaran dua indra. Kata manis pada kalimat di atas seharusnya digunakan oleh indra perasa, bukan indra penglihatan.

BAB III METODE PENELITIAN

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota sekitar 50 km dari kota Kabupaten. SMPN 1 Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 43 orang Guru Tetap terdiri dari 10 guru laki-laki dan 33 guru perempuan serta 3 Tenaga administrasi.

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 25, yang terdiri dari 13 siswa laki – laki dan 12 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2016. Penelitian ini pada materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra Multikultural diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra dengan menggunakan pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :         P = Prosentase

                                                F = frekuensi tiap aktifitas

                                                N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

            1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode ceramah pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis 15 september 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi

Partisipasi siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan ceramah dengan jumlah 25 terdapat 18 siswa atau 72 % yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 7 Siswa atau 28 % yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 68,4. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Ade Sevia

70

Tuntas

2

Agi Pranata

55

Tidak Tuntas

3

Andika P

70

Tuntas

4

Dala Jetnika

70

Tuntas

5

Dewi Sekar W

70

Tuntas

6

Dion Datai B

60

Tidak Tuntas

7

Ekki Ekattwo

70

Tuntas

8

Ella Indrasari

80

Tuntas

9

Fikri Rahman

70

Tuntas

10

Gunawan

70

Tuntas

11

Heriyantoni

70

Tuntas

12

Ido Jaya S

55

Tidak Tuntas

13

Ismawati

60

Tidak Tuntas

14

Juli Rizki

55

Tidak Tuntas

15

Kintami W

55

Tidak Tuntas

16

Linda

70

Tuntas

17

Mala Hariani

80

Tuntas

18

Maskah M

80

Tuntas

19

Muh. Fajri

80

Tuntas

20

Novita Sari

60

Tidak Tuntas

21

Nowa Pilafia

80

Tuntas

22

Ratman

70

Tuntas

23

Refilla

70

Tuntas

24

Resto

70

Tuntas

25

Erika Arel

70

Tuntas

 

Jumlah

1710

 

 

Rata-rata

68,2

 

 

Ketuntasan Klasikal

72%

 

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra dengan ceramah ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 68,4 dan secara klasikal sebesar 72%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra Multikultural. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya.

Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Model STAD dengan Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

2.Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 29 September 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Model STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Model STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi
      1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Model STAD dengan jumlah siswa 25 orang, terdapat 20 siswa atau 80% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 20% yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 75,2. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Abaraham

75

Tuntas

2

Andrian Judi

60

Tidak Tuntas

3

Awaludin

75

Tuntas

4

Carollin Divae

75

Tuntas

5

Cintano

75

Tuntas

6

Dendiyanto

65

Tidak Tuntas

7

Erline Marilla

80

Tuntas

8

Fajar Manuel Figu

90

Tuntas

9

Hosea Berkatno

75

Tuntas

10

Emmanuel Ezra

75

Tuntas

11

Irene La Andriani

75

Tuntas

12

Karliano

60

Tidak Tuntas

13

Michael Sandi M

70

Tuntas

14

Nata Nael

60

Tidak Tuntas

15

Nurhayati

60

Tidak Tuntas

16

Resti

75

Tuntas

17

Rico Barera

90

Tuntas

18

Rintano

90

Tuntas

19

Ristani Varinica

90

Tuntas

20

Rivania

70

Tuntas

21

Santi Palatari

90

Tuntas

22

Vilanata TL

75

Tuntas

23

Damaiyanti

80

Tuntas

 

 

75

 

 

 

75

 

 

Jumlah

1880

 

 

Rata-rata

75,2

 

 

Ketuntasan Klasikal

80%

 

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Model STAD pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Model STAD digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 25 siswa terhadap model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran Model   

             Pembelajaran Model STAD

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

23

92

2

8

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

25

23

22

25

 

100

92

88

100

 

0

2

3

0

 

0

8

12

0

 

 

Mudah

Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

23

92

2

8

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

25

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

25

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Model STAD?

24

96

1

4

 

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran  

     Menggunakan Strategi STAD

                                    N=Jumlah: 25 orang

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran  Model Pembelajaran Model STAD dalam materi pelajaran Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

 

  Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan  Strategi STAD

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

RPP I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,0

2,5

2,5

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

2,75

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra dengan menerapkan model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya.

Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

3. Deskripsi data siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Model STAD dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 13 Oktober 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Model STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Model STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

          1. Observasi
  1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Model STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD dengan jumlah 25 siswa, terdapat 23 siswa atau  92% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 8% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 81,6. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Abaraham

80

Tuntas

2

Andrian Judi

70

Tuntas

3

Awaludin

80

Tuntas

4

Carollin Divae

80

Tuntas

5

Cintano

80

Tuntas

6

Dendiyanto

70

Tuntas

7

Erline Marilla

90

Tuntas

8

Fajar Manuel Figu

100

Tuntas

9

Hosea Berkatno

80

Tuntas

10

Emmanuel Ezra

80

Tuntas

11

Irene La Andriani

80

Tuntas

12

Karliano

65

Tidak Tuntas

13

Michael Sandi M

70

Tuntas

14

Nata Nael

70

Tuntas

15

Nurhayati

65

Tidak Tuntas

16

Resti

80

Tuntas

17

Rico Barera

100

Tuntas

18

Rintano

100

Tuntas

19

Ristani Varinica

100

Tuntas

20

Rivania

75

Tidak Tuntas

21

Santi Palatari

100

Tuntas

22

Vilanata TL

80

Tuntas

23

Damaiyanti

85

Tuntas

 

 

80

 

 

 

80

 

 

Jumlah

2040

 

 

Rata-rata

81,6

 

 

Ketuntasan Klasikal

92%

 

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran Model  

                   Pembelajaran Model STAD

              N = Jumlah: 25 orang

 

 

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Pembelajaran Model STAD dalam materi pelajaran Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Pembelajaran Model STAD

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,26

2,75

2,75

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,126

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Model STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah untuk Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra dengan ceramah diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 68,4 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 5 orang dan nilai terendah adalah 55 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 72% dan yang tidak tuntas 28%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah pada siklus 1 untuk Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra dengan model pembelajaran, Pembelajaran Model STAD diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 75,2 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 5 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 80% dan yang tidak tuntas 20%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 81,6 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 5 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar 92% dan yang tidak tuntas 8%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas IXe SMPN 1 Dusun Tengah tahun pelajaran 2016/2017 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD.

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Model STAD pada materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pembelajaran Pembelajaran Model STAD

        Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Model STAD pada Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap Pembelajaran Model STAD

        Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran Model Pembelajaran Model STAD yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran Model Pembelajaran Model STAD mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran Model Pembelajaran Model STAD disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

        Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Model STAD. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Model STAD, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Model STAD bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Pembelajaran Model STAD, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Pembelajaran Model STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Membangun Karakter Bangsa Melalui Sastra Siswa Kelas IXe  SMPN 1 Dusun Tengah.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Pembelajaran Model STAD sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Model STAD disarankan untuk membikin Pembelajaran Model STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang  

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif   

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2003.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Model  STAD. Surakarta: Tiga Serangkai




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment