Peningkatan Hasil Belajar Materi Pranata Sosial Menggunakan STAD Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima
Laporan PTK

By JUMAKIR, S Pd., MM 23 Mei 2022, 10:28:55 WIB contoh PTK
Peningkatan Hasil Belajar Materi Pranata Sosial Menggunakan STAD Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima

Gambar : dok.pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: Peningkatan Hasil Belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima”.

 

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif  STAD

BAB I

PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan IPS masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan IPS hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep IPS yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat adalah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima “.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima?”

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima.

    1. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat sehingga pelajaran Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat menjadi lebih sederhana.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

      intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

      dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

      setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

  1. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  2. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  3. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan IPSnya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

      1. Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran STAD lebih tepat diterapkan melalui metode kooperatif yakni siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya sehingga anggota kelompok saling membantu.

Dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka untuk tiga cerpen yang tersebut. Dengan memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota dan sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Begitu selesai kegiatan guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa saat menjawab kuis / pertanyaan siswa tidak boleh saling bantu sehingga kemudian guru memberi evaluasi dan membuat kesimpulan tentang hasil kemajuan belajar siswa.

 

      1. Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
  1. Hakikat Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat.

             Kita hidup di dalam lingkungan masyarakat yang terdiri atasberbagai individu. Setiap individu mempunyai karakter dan pola pikir yang berbeda-beda. Kenyataan yang seperti itu membawa dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, untuk menyelaraskan kondisi masyarakat perlu adanya peraturan. Dengan peraturan tersebut diharapkan setiap individu menaatinya untuk mencapai tujuan bersama. Peraturan tersebut dikenal dengan istilahpranata sosial. Pranata sosial tersebut terdapat beberapa bidang sesuaidengan fungsi dan tujuannya, seperti pranata keluarga, pranataagama, pranata pendidikan, pranata ekonomi, dan pranata politik. Untuk mengetahui lebih jelas, mari kita pelajari materi berikut ini!

  1. Pranata Sosial
  1. Pengertian Pranata Sosial

Istilah pranata sosial berasal dari kata social institution. Berikut ini beberapapengertian pranata sosial menurut beberapa ahli.

  1. Koentjaraningrat

Pranata sosial adalah satu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusatkepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

  1. Soerjono Soekanto

Pranata sosial merupakan lembaga kemasyarakatan yang lebih menunjukpada suatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan tertentu yang menjadi ciri dari suatu lembaga.

  1. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

Semua norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu keperluan pokok di dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang diberi nama lembaga kemasyarakatan.

  1. Sumner

Pranata sosial dilihatdari sudut kebudaya­an diartikan sebagai perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-­kebutuhan masyarakat. Hal terpenting adalah agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat.

  1. Alvin L. Bertrand

Pranata sosial pada hakikatnya adalah kumpulan dari norma-norma sosial (struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk dapat melaksanakan fungsi masyarakat. Pranata-pranata tersebut meliputi kumpulan norma dan bukan norma yang berdiri sendiri.

  1. Leopold von Wiese dan Becker

Pranata sosial adalah jaringan proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.

  1. Roucek dan Warren

Pranata sosial adalah pola-pola yang telah mempunyai kedudukan tetap atau pasti untuk mempertemukan bermacam-macam kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dari cara-cara yang sudah tidak dapat dipungkiri lagi, untuk memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.

  1. R.M. Mac Iver dan CH. Page

Pranata sosial merupakan bentuk-bentuk atau kondisi-kondisi prosedur yang mapan, yang, menjadi karakteristik bagi aktivitas kelompok. Kelompok yang melaksanakan patokan-patokan tersebut disebut asosiasi.

  1. Mayor Polak JBAF

Pranata sosial adalah suatu kornpleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mernpertahankan nilai-nilai yang penting.

  1. Bruce J. Cohen

Pranata sosial adalah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat.

Secara umum pranata sosial merupakan seperangkat norma/aturan yang saling berkaitan dan saling memengaruhi dalam segala upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dalam masyarakat dan bersifat mengikat terhadap seluruh warga masyarakat. Badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas (ekonomi, pendidikan, agama, politik, dan sebagainya) disebut lembaga atau institute.

  1. Terbentuknya Pranata Sosial

Proses terbentuknya suatu pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu secara tidak terencana dan terjadi dengan sengaja.

  1. Secara Tidak Terencana

Pranata sosial muncul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang. Dalam perkembangan tersebut muncul pranata sosial secara bertahap dalam kehidupan manusia. Contoh, perkembangan perdagangan menimbulkan berbagai aturan yang harus ditaati, baik oleh penjual ataupun pembeli.

  1. Terjadi dengan Sengaja

Pranata sosial jugs bisa lahir dari suatu perencanaan matang oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang demi suatu tujuan.

Contohnya Kolonial Hindia Belanda pernah membuat ketentuan tanam paksa untuk mendatangkan pemasukan bagi kas negaranya.

Adapun proses dipatuhinya suatu pranata dapat berlangsung melalui empat tingkatan sebagai berikut.

  1. Terbentuknya Tata Cara (Usage)

Usage, yaitu suatu perilaku tertentu yang secara tidak sadar telah disepakati oleh masyarakat terhadap perbuatan yang tertentu pula. Contoh:cara orang memakai topi, cara orang menuang minuman, cara orang memberi salam kepada orang tua, dan lain-lain.

  1. Terbentuknya Kebiasaan (Folkways)

Folkways, yaitu suatu tata kelakuan yang bersifat lebih mengikat kepada anggota masyarakat dan lebih dipatuhi, karena bila terjadi penyimpangan terhadapnya akan dimarahi oleh para leluhurnya. Kebiasaan ini merupakan perbuatan yang diulang­-ulang terhadap apa yang sama, sebagai bukti bahwa orang menyukai perbuatan tersebut.

  1. Terbentuknya Tata Kelakuan (Mores)

Mores, yaitu suatu sekelompok aktivitas yang benar-benar telah menjadi pedoman yang berlaku dari suatu masyarakat. Mores ini merupakan pedoman perilaku yang dianggap paling benar yang dimiliki, dipakai, dan dipertahankan oleh warga masyarakat.

  1. Adat Istiadat (Custom)

Apabila tata kelakuan tersebut kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat, dapat terus meningkatkan kekuatan mengikatnya terhadap perilaku warga masyarakat. Dengan demikian, terbentuklah custom atau adat istiadat.

  1. Syarat-Syarat Pranata Sosial

Suatu sistem kegiatan kemasyarakatan dapat disebut pranata apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.

  1. Ada tata kelakuan baku yang berupa norma-norma dan adat istiadat, baik tertulis maupun tidak tertulis.
  2. Ada kelompok manusia yang menjalankan kegiatan bersama dan saling berhubungan menurut sistem norma tersebut.
  3. Ada suatu pusat kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan tertentu yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.
  1. Ciri-Ciri Pranata Sosial

John Lewis Gillin dan John Philip Gillin menyebutkan beberapa ciri umum pranata sosial sebagai berikut.

  1. Pranata sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya terdiri atas adat istiadat (custom), tata kelakuan (mores), kebiasaan (folkways), dan cara-cara yang lazim (usage).
  2. Pranata sosial dapat berlaku dalam waktu yang telah lama. Hal itu cenderung dipertahankan. Misalnya, pranata keluarga dan sistem kekerabatan.
  3. Pranata sosial memiliki tujuan-tujuan tertentu.
  4. Pranata sosial memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
  5. Pranata sosial memiliki lambang-lambang tertentu yang sistematis menggambarkan tujuan dan fungsinya.
  6. Pranata sosial mempunyai tradisi-tradisi tertentu yang secara simbolis, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Tradisi itu memuat tujuan, tata tertib sosial, sanksi-­sanksi, dan sebagainya.
  1. Tujuan Pranata Sosial

Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial memiliki delapan macam tujuansebagai berikut.

  1. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhansosial dan kekerabatan yang disebut kinshipatau domestic institutions. Contohnya,perkawinan, pinangan, tolong-menolongantarkerabat, pengasuhan anak, sopan santunantarkerabat, sistem istilah kekerabatan,poligami, perceraian, dan sebagainya.
  2. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, dan mendistribusikan harta benda disebut economic institutions. Contohnya, pertanian, perikanan, koperasi, dan macam-macam perdagangan.
  3. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pengetahuan dan pendidikan manusia disebut educational institutions. Contohnya pendidikan masyarakat, TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, tempat-tempat kursus dan, tempat-tempat pelatihan lainnya.
  4. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut scientific institutions. Contohnya, berbagai macam metode ilmiah dan pendidikan ilmiah lainnya.
  5. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan rasa keindahan dan rekreasi disebut aesthetic and recreational institutions. Contohnya, seni suara, seni rupa, seni gerak, seni lukis dan seni sastra.
  6. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhanmanusia untuk berhubungan dengan Tuhan disebut religius institutions. Contohnya doa.
  7. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara disebut political institutions. Contohnya, pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepolisian, dan sebagainya.
  8. Pranata-pranata yang mengurus kebutuhan jasmani manusia disebut somatic institutions. Contohnya, pemeliharaan kecantikan, kesehatan, dan kedokteran.
  1. Fungsi Pranata Sosial

Pranata-pranata sosial dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Pada dasarnya pranata sosial mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.

  1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat yang bersangkutan.
  2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
  3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), artinya sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

Dalam bukunya yang berjudul Sociology, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat tentang fungsi,pranata sosial. Fungsi tersebut sebagai berikut.

 

  1. Fungsi Manifes

Fungsi manifes lembaga sosial adalah fungsi yang merupakan tujuan lembaga yang diakui. Misainya, lembaga ekonomi harus menghasilkan atau memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok serta mengarahkan arus modal ke pihak yang membutuhkan.

  1. Fungsi Laten

Fungsi laten lembaga sosial adalah hasil yang tidak dikehendaki dan mungkin tidak diakui, atau jika diakui dianggap sebagai hasil sampingan. Misalnya, pada lembaga ekonomi. Lembaga ini tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, tetapi juga meningkatkan pengangguran dan kesenjangan sosial.

  1. Tipe-Tipe Pranata Sosial

John Lewis Gilin dan John Philip Gilin membuat klasifikasi tipe-tipe pranata sosial dilihat dari berbagai sudut pandang. Beberapa sudut pandangnya, antara lain dari sudut perkembangannya, sistem nilai yang diterima masyarakat, sistem penerimaan masyarakat, penyebarannya dan fungsinya.

  1. Berdasarkan Perkembangannya
  1. Institusi yang sifatnya alamiah (cresciveinstitution), yaitu pranata yang tumbuh secara tidak sengaja dari adat istiadat masyarakat.Contohnya pranata perkawinan, pranata hak milik, pranata agama, dan sebagainya.
  2. Institusi yang dibentuk (enacted institutions),yaitu pranata yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Contohnya pranata pendidikan pranata utang-piutang, pranata perdagangan, dan sebagainya.
  1. Berdasarkan Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat
  1. Institusi utama (basic institutions), yaitu pranata sosial yang penting atau mendasar untuk memelihara dan mempertahankan, tata tertib dalam masyarakat. Contohnya keluarga, sekolah, negara, dan sebagainya.
  2. Institusi tambahan (subsidiary institutions), yaitu pranata sosial yang berkaitan dengan hal yang dianggap oleh rnasyarakat kurang penting. Contohnya rekreasi dan keindahan.
  1. Berdasarkan Penerimaan Masyarakat
  1. Institusi-institusi yang sah diakui masyarakat (approved atau sanctioned institutions), yaitu pranata sosial yang diterima masyarakat. Contohnya, sekolah, perusahaan perdagangan, bank, organisasi, olahraga dan sebagainya.
  2. Institusi-institusi yang tidak diakui masyarakat (unsanctioned institutions), yaitu pranata sosial yang ditolak oleh masyarakat karena sering mengganggu ketertiban umum dan merugikan pihak lain. Contohnya, penjahat, pemeras, lokalisasi WTS, dan sindikat perdagangan obat terlarang.
  1. Berdasarkan Daerah Penyebarannya
  1. Institusi-institusi umum (general institutions). yaitu pranata sosial yang sudah dikenal oleh sebagian masyarakat dunia. Contohiya,pranata ekonomi (dunia perdagangan), pranata politik (prinsip negara demokrasi), dan pranata keagamaan.
  2. Institusi-institusi terbatas (restricted institutions), yaitu pranata sosial yang hanya dikenal masyarakat tertentu saja. Contohnya,pranata agama Islam, Kristen Protestan, dan Katolik.
  1. Berdasarkan Fungsinya
  1. Institusi-institusi yang sifatnya operatif (operative institutions), yaitu pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan. Contohnya, pranata industri, pranata perdagangan, pranata pertanian, dan sebagainya.
  2. Institusi-Institusi regulatif (regulative institutions), yaitu pranata sosial yang berfungsi untuk pengendalian masalah-masalah sosial. Contohnya, pranata hukum (terdiri atas kejaksaan dan pengadilan).
  1. Jenis-Jenis Pranata Sosial

Menurut J.L Gillin dan J.P. Gillin pranata sosial yang ada dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini.

  1. Pranata keluarga (domestic institutions), bertujuan untuk memenuhi keperluan kehidupan keluarga/kekerabatan. Contoh: peminangan, perkawinan, poligami, perceraian, dan sebagainya.
  2. Pranata ekonomi (economic institutions), bertujuan untuk memenuhi keperluan manusia dalam mencari nafkah hidup, berproduksi, dan mendistribusikan barang. Contoh: pertanian, peternakan, industri, dan koperasi.
  3. Pranata politik (political institutions), bertujuan untuk  memenuhi kebutuhan manusia dalam mengatur kehidupan berkelompok atau kehidupan bernegara. Contoh: pemerintah, demokrasi, dan partai politik.
  4. Pranata pendidikan (education institutions), bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Contoh: pendidikan dasar, pendidikan tinggi, dan sebagainya.
  5. Pranata agama (religious institutions), bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib. Contoh: kenduri dan doa upacara agama.
  6. Pranata ilmiah (scientific institutions), bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia dan menyelami alam semesta sekelilingnya. Contoh: pendidikan, metodologi, dan pendidikan ilmiah.
  7. Pranata keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions), bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam penghayatan rasa keindahan dan rekreasi. Contoh pemeliharaan kecantikan, memelihara kesehatan. dan kedokteran.

Walaupun telah diklasifikasikan, sebenarnya belum mencakup keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat. Contohnya, pelacuran, mafia, gelandangan, dan preman. Keempatnya sebenarnya merupakan suatu pranata. Namun, dalam penggolongan tersebut belum mendapat tempat. Berikut ini akan disajikan pembahasan mengenai pranata-pranata sosial yang ada di masyarakat.

  1. Pranata Keluarga
  1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kelompok manusia terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga terbentuk dari hasil ikatan cinta kasih antara pria dan wanita dewasa yang diresmikan dengan perkawinan sesuai ketentuan agama dan hukum yang berlaku.

Menurut pandangan sosiologis, keluarga dapat diartikan menjadi dua macam, yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.

  1. Dalam Arti Sempit

Keluarga dalam arti sempit hanya terdiriatas ayah, ibu, dan anak. Keluarga semacam inidisebut keluarga inti atau keluarga batih(nuclearfamily).

  1. Dalam Arti Luas

Keluarga dalam arti luas meliputi semuapihak yang ada hubungan darah atau keturunan. Jadi, bukan hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak, tetapi juga meliputi kakek, nenek, paman, bibi, keponakan, dan sebagainya. Keluarga dalam arti ini bisa disebut keluarga besar atau keluarga luas (extended family), klan, ataupun marga.

  1. Ciri-Ciri Keluarga

Menurut Robert M.Z. Lawang, keluarga memiliki empat karakteristik sebagai berikut.

  1. Terdiri atas orang-orang yang bersatu karna ikatan perkawinan.
  2. Anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan membentuk rumah tangga.
  3. Merupakan satu kesatuan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi.
  4. Melaksanakan dan mempertahankan kebudayaan yang sama.
  1. Proses Terbentuknya Keluarga

Proses terbentuknya keluarga melalui tahap-tahap berikut.

  1. Tahap formatif atau prenuptual, yaitu suatu masa persiapan sebelum dilangsungkan perkawinan. Masa ini dilalui dengan tahap saling mengenal dan penjajakan (pacaran), tahap peminangan dan pertunangan.
  2. Tahap perkawinan atau nuptual stage, yaitu tahap dilangsungkannya ijab kabul (akad nikah), upacara perkawinan, masa bulan madu, dan proses penciptaan Suasana baru dalam mengarungi hidup rumah tangga sampai dengan menjelang punya anak.
  3. Tahap pemeliharaan anak-anaka atau Child rearing stage, yaitu mulai saat anak-­anak lahir sampai tumbuh berkembang,  mulai sekolah hingga tamat. Masa inilah yang paling berat bagi orang tua,karena harus memelihara, mengasuh, danmembiayai pendidikannya.
  4. Tahap keluarga dewasa atau maturity stage, yaitu masa-masa yang membahagiakan orang tua, apabila anak-anak sudah mulai dewasa mampu mandiri dan membentuk keluarga baru. Orang tua dianggap sukses bila berhasilmendidik anak-anak dalamrumah tangga yang sakinah (bahagia).
  1. Fungsi-Fungsi Keluarga

Adapun fungsi pranata keluarga sebagaiberikut.

  1. Fungsi Biologis atau Reproduksi

Keluarga yang dibentuk melaluiperkawinan merupakan sarana yang sah bagi pasangan suami istri untuk memenuhi kebutuhan seksualnya itu. Jadi, keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis manusia, yang secara khusus dalam bentukhubungan seks itu, agar manusia tidak memenuhi kebutuhan tersebutsecarabebas seperti binatang.

  1. Fungsi Protektif atau Perlindungan

Keluarga dapat menjalankanfungsi protektif atau fungsi memberikan perlindungan bagi seluruh anggota keluarga. Di antara alasan seseorang melangsungkanperkawinan dan membentuk keluarga adalah untuk mendapatkan rasa keterjaminan dan keterlindungan hidupnya, baik secara fisik (jasmani) maupun psikologi (rohani),

  1. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi keluarga sangat penting bagi kehidupan keluarga, karena merupakan  pendukung utama bagi kebutuhan dan kelangsungan keluarga. Fungsi ekonomi keluarga meliputipencarian nafkah, perencanaannya, serta penggunaannya.

  1. Fungsi Edukatif

Fungsi edukatif atau fungsi pendidikan keluarga merupakan salah satu tanggung jawab paling panting yang dipikul oleh orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang, pertama bagi anak. Sosok yang berperan melaksanakan pendidikan tersebut, adalah ayah dan ibunya. Kehidupan keluarga sehari-hari pada saat tertentu bisa menjadi suatu situasi pendidikan yang dihayati oleh anak-anaknya.

  1. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi mempunyaikaitan yang sangat erat dengan fungsi pendidikan, karena dalam fungsi pendidikan terkandung upaya sosialisasi. Demikian Pula sebaliknya, anak rnemperoleh sosialisasi yang pertama di lingkungan keluarganya. Orang tuanya mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang baik.

  1. Fungsi Ateksional (Perasaan)

Anak membutuhkan kehangatan Perasaan dari orang tuanya, namun tidak secara berlebihan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, orang tua, terutama ibu harus melaksanakan fungsi perasaaan ini dengan baik agar jiwa anak tumbuh dengan sehat.

  1. Fungsi Religius

Keluarga mempunyai fungsi religius. Artinya, keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama.

  1. Fungsi Rekreatif

Fungsi rekreatif tidak berarti bahwa keluarga seolah-olahh harus berpesta pora atau selalu berekreasi di luar rumah. Keluarga dapat menjalankan fungsirekreatif dengan menciptakan suasana keluarga yang akrab, ramah, dan hangat di antara anggota-anggotanya. Fungsi rekreatif sangat penting bagi anggota keluarga karena dapat menjamin keseimbangan kepribadian anggota-anggota keluarga, mengurangi ketegangan perasaan, meningkatkan saling pengertian. memperkokoh kerukunan dan solidaritas keluarga, meningkatkan rasa kasih sayang, dan sebagainya.

  1. Fungsi Pengendalian Sosial

Keluarga dapat berperan sebagai agen pengendali sosial (social control) bagi anggota-anggotanya. Keluarga dapat meakukan upaya preventif (pencegahan) terhadap anggota-anggotanya agar tidak melakukan perilaku menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

  1. Pranata Agama
  1. Pengertian Agama

Menurut Emile Durkheim, agama adalah sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat.

Di dalam praktik kehidupan beragama adahubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan antarmanusia, dan hubungan antara manusia dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya. Hubungan-hubungan  tersebut diatur oleh norma-norma tertentu yang akhirnya berkembang menjadi pranata agama. Setiap agama/ kepercayaan memiliki dan mengembangkan pranata keagamaannya sendiri-­sendiri.

  1. Unsur-Unsur Agama

Menurut Ligth, Keller, dan Calhoub, ada beberapa unsur-unsur yang dijumpai dalam agama sebagai berikut.

  1. Kepercayaan Agama

Setiap agama mempunyai keyakinan terhadap adanya kekuasaan yang mengatur alam semesta beserta isi dan aktivitasnya. Misalnya percaya kepada Allah Swt. bagi agama Islam, percaya kepada Allah bagi agama Katolik dan Protestan, percaya pada Yang Widhi Wasa bagi agama Hindu, dan percaya kepada Adhi Buddha bagi agama Buddha.

  1. Simbol Agama

Simbol agama, yaitu hal-hal tertentu yang menjadi identitas bagi masing­-masing agama. Contohnya kitab suci, tempat ibadah, pakaian ibadah, hari-hari besar agama, dan sebagainya.

  1. Praktik Keagamaan

Setiap agama mengenal praktik keagamaan, misaInya salat, puasa, upacara ritual, berkorban, ibadah haji, berdoa bersama, dan pantang memakan/minuman yang dilarang agama.

  1. Pemeluk Agama

Tiap agama mempunyai pemeluk. Umumnya, mereka membentuk kelompok­-kelompok dengan tempat-tempat ibadah sebagai pusatnya, serta organisasi-organisasi keagamaan untuk melancarkan aktivitas keagamaan.

  1. Pengalaman Agama

Masing-masing umat beragama memiliki pengalaman keagamaan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, setiap pribadi mempunyai pengalaman secara khusus yang disebut panggilan. Bagi umat Islam panggilan berarti undangan untuk menunaikan ibadah haji.

  1. Fungsi Pranata Agama

Pranata-pranata agama mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting, baik bagi manusia sebagai individu maupun bagi masyarakat.

  1. Fungsi Pranata Agama bagi Individu
  1. Agama memberikan pedomanbagi manusia, baik dalam kehidupannya sebagai pribadi, dalam hubungannya dengan Tuhan, dalam hubungannya dengan manusia lainnya, maupun dengan alam sekitarnya.
  2. Ritual (ibadah) dalam agama dapat menenangkan kecemasan, memberikankelegaan emosional, dan mempertebal keyakinan sehingga seseorang
    merasa mampu melaksanakan suatu pekerjaan.
  3. Melalui ajaran agama manusia terbimbing mengembangkan penafsiran intelektual yang membantu manusia dalam mendapatkan makna dari pengalaman hidupnya.
  4. Agama dapat membantu manusia memecahkan persoalan-persoalan yang tidak terjawab oleh manusia sendiri, misalnya persoalan mati, serta nasib baik dan buruk.
  5. Agama dapat memberikan dukungan psikologis (kejiwaan) dan memberikan rasa percaya diri kepada penganutnya dalam menghadapi kehidupan yang serba tidak menentu.
  6. Agama juga mempunyai fungsi identitas atau fungsi keagamaan (belonging function) bagi individu. Artinya, agama memberikan identitas diri (ciri diri) terhadap individu, dan dengan menyadari identitasnya itu seorang individu akan bersikap dan berperilaku.
  7. Fungsi maknawi (meaning function) merupakan fungsi lainnya dari agama. Agama menyajikan wawasan dunia, sehingga segala ketidakadilan, penderitaan, dan kematian dapat dipandang sebagai suatu yang penuh makna.
  1. Fungsi Pranata Agama bagi Masyarakat
  1. Agama berfungsi untuk mengintegrasikan atau mempersatukan masyarakat, baik dalam perilaku lahiriah maupun yang bersifat simbolis.
  2. Agama berfungsi menuntun untuk terbentuknya moral sosial yang langsung dianggap dari Tuhan. Kegiatan ibadah (ritual) memelihara keseimbangan masyarakat. Ibadah menimbulkan rasa aman, baik secara individu maupun bagi masyarakat.
  3. Agama dapat berfungsi sebagai pendukung adat istiadat, dan memperkuat keutuhan sistem sosial yang telah mapan. Nilai-nilai sosial tradisional yang sesuai dan semakna dengan nilai agama akan lebih lestari dan mantap. Sebaliknya, nilai-nilai sosial yang bertentangan dengan nilai atau ajaran agama akan sukar dipertahankan di kalangan masyarakat yang religius (beragama kuat).
  1. Pranata Pendidikan
  1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari bahasa Latin educare yang berarti mengantar keluar. Pendidikan ialah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju pada pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam arti luas, pendidikan formal maupun informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia mereka.

  1. Pembagian Pendidikan di Indonesia

Di Indonesia, pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal).

  1. Pendidikan Sekolah (Formal)

Tujuan pendidikan formal mengacu pada tujuan pendidikan nasional, kemudian dijabarkan ke dalam tujuan institusional dan tujuan kokurikuler melalui tiap-tiap mata pelajaran yang diajukan. Ciri-ciri pendidikan formal sebagai berikut.

  1. Menggunakan, tempat permanen dan sistem klasikal.
  2. Ada persyaratan tertentu bagi siswa dan guru.
  3. Ada program kerja yang jelas, terencana, teratur, dan terkontrol yang meliputi kurikulum, melodologi, lama belajar, waktu ujian dan sistem evaluasi, dan sebagainya.
  4. Ada jenjang-jenjang kelas dan jenjang sekolah.
  5. Proses belajar diatur dengan jadwal yang tertib.
  6. Materi pelajaran disusundalam kurikulum yang berorientasi pada pengembangan intelektuai.
  7. Menggunakan metodologidan sarana prasarana pengajaran serta sistem evaluasi yang cukup baik (teruji).
  8. Setelah tamat belajar dan berhasil dalam menempuh evaluasi tahap akhir, siswa memperoleh ijazah.
  9. Memiliki anggaran pendidikan yang ditetapkan bersama oleh sekolah dan BP3.
  10. Pelaksanaannya didasarkan, pada peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi pendidikan formal sebagai berikut.

  1. Melestarikan dan mewariskan kebudayaan kepada generasi berikutnya.
  2. Memberikan dasar-dasar iptek untuk melakukan perubahan ke arah kemajuan.                                        
  3. Mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional (UU Sistem Pendidikan Nasional).
  1. Pendidikan Luar Sekolah (Nonfomal)

Ciri-ciri pendidikan nonformal sebagai berikut.

  1. Program kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
  2. Materi pelajaran bersifat praktis
  3. Waktu belajarnya singkat dan cepat.
  4. Tidak banyak memakan biaya
  5. Tidak mengenal kelas atau jenjang secara ketat.
  6. Tidak menggunakan kurikulumbaku
  7. Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan situasidan kondisi para
    warga dan lingkungan.

 

Fungsi utama pendidikan luar sekolah sebagaiberikut.

  1. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.
  2. Untuk mendalami beberapa materi pelajaran sekolah sebagai persiapan untuk memasuki perguruan tinggi atau SMU.
  1. Pendidikan Keluarga (Informal)

Tujuan pendidikan keluarga ada membentuk dasar-dasar kepribadian anak dan mewariskan nilai-nilai dan normakepada anak-anak. Ciri-ciri pendidikan informal sebagai berikut.

  1. Proses pendidikan tidak terikat oleh tempat dan waktu.
  2. Tanpa ada kurikulum, jadwal. metodologi, dan evaluasi.
  3. Tidak mengenal persyaratan usia, fisik, atau mental.
  4. Tidak ada guru formal, jenjang, dan kelanjutan studi.

Fungsi pendidikan informal sebagai berikut.

  1. Memberikan pengalaman pertama dalam sosialisasi anak.
  2. Menjamin kehidupan emosional anak.
  3. Menanamkan dasar-dasar moral, etika, keagamaan, dan pendidikan sosial (kebersamaan, toleransi, dan tanggung jawab).
  1. Fungsi Pranata Pendidikan

Menurut Horton dan Hunt, fungsi pranata pendidikan sebagai berikut.

  1. Fungsi Manifes (Nyata) yang Pokok
  1. Membantu anggota masyarakat agar mampu mencari nafkah sendiri.
  2. Membantu mengembangkan bakat/potensi seseorang demi pemenuhan kebutuhan pribadi atau masyarakat.

Selain dua hal di atas, fungsi-fungsi manifes yang lain antara lain:

  1. melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya kepada generasi berikutnya:
  2. merangsang partisipasi demokratis melalui keterampilan berbahasa dan berpikir rasional:
  3. memperluas wawasan dan pengalaman kehidupan;
  4. meningkatkan kemampuanadaptasi terhadap lingkungan;
  5. meningkatkan taraf kesehatan serta membentuk kepribadian yang kuat;
  6. membentuk warga negara yangpatriotik dan loyal;
  7. menunjang integrasi antara ras yang berbeda.
  1. Fungsi Laten (Tersembunyi)

Fungsi laten yaitu memperpanjang masa ketergantungan anak kepada orang lain. Selama ia masih mengikuti pendidikan formal berarti ia belum mandiri, sehingga ia terlambat memasuki duniakerja. Ini berarti penundaan pengalihan peranan orang tua kepada generasiberikutnya.

Pranata-pranata pendidikan itu mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat. Fungsi-fungsi pranata pendidikan itu meliputi berikut ini.

  1. Fungsi konservasi pendidikan adalah pendidikan itu seolah-olah melakukan pengawetan terhadap kebudayaan suatu masyarakat. Melalui pendidikan, masyarakat mengawetkan atau melestarikan kebudayaannya yang diturunkan kepada generasi berikutnya.
  2. Fungsi evaluatif adalah pendidikan harus bisa menilai mana kebudayaan, tradisi, atau kemampuan masyarakat yang masih dapat diteruskan (diwariskan) dan mana yang tidak.
  3. Fungsi kreatif, melalui proses pendidikan perlu adanya upaya memperbaiki, memodifikasi, mengembangkan, atau menciptakan hasil kebudayaan baru. Jadi, untuk mengembangkan masyarakat ke arah lebih maju, para pendidik

harus memiliki kreativitas dan juga harus dapat menumbuhkan kreativitas(kemampuan berkarya) pada peserta didiknya.

  1. Pranata Ekonomi
  1. Pengertian Pranata Ekonomi

Pranata ekonomi adalah pranata sosial yang menangani masalah kesejahteraan materil, yaitu mengatur kegiatan tentang cara berproduksi, distribusi, dan pemakaian (konsumsi) barang atau jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup bermasyarakat agar semua lapisan masyarakat mendapatkan bagian yang semestinya. Pranata ekonomi bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia di bidang ekonomi.

Atas dasar pengertian di atas, pembahasan pranata ekonomi tidak terlepas dari tiga kegiatan pokok dalam bidang ekonomi, yaitu kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

Sebagai contoh dari pranata ekonomi adalah pranata hak milik, yang mengatur kekuasaan untuk mengambil manfaat dan suatu benda. Bank merupakan pranata ekonomi untuk mengusahakan lalu limas uang secara teratur. Koperasi adalah pranata ekonomi yang diperlukan untuk berusaha secara gotong royong. Contoh­-contoh lain dari pranata ekonomi adalah pertanian, perdagangan, industri, dan sebagainya.

  1. Kegiatan Pokok Bidang Ekonomi

Pranata ekonomi berpusat pada produksi, distribust, dan konsumsi dari barang dan jasa, yang merupakan fungsi-fungsi dari pranata ekonomi. Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang atau meningkatkan manfaat barang guna memenuhi kebutuhan. Konsumsi adalah kegiatan memakai atau menghabiskan guna barang untuk memenuhi kebutuhan. Distribusi adalah penyaluran atau penyampaian barang dari produsen (pembuat) kepada konsumen (pemakai).

  1. Fungsi Pranata Ekonomi

Fungsi pranata ekonomi sebagai berikut.

  1. Mengatur produksi barang dan jasa. Pranata ekonomi mengatur seseorang untuk mengatur produksi barang dan jasa.
  2. Mengatur distribusi barang dan jasa. Usaha penyaluran barang dan jasa secara keseluruhan diatur oleh norma-norma yang harus ditaati, baik oleh pihak produsen, distributor, maupun konsumen sehingga terjadi keteraturan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di lingkungan masyarakat.
  3. Mengatur konsumsi barang dan jasa. Pranata ekonomi mengatur konsumsi terhadap barang dan jasa. Misalnya, barang yang dipasarkan ke masyarakat harus memenuhi standar pengawasan obat dan makanan, dan mutu produk pun harus terjamin.
  1. Pranata Politik
  1. Pengertian Politik

Kata “politik” berasal dari kata “polis” (Yunani), yang berarti negara kota. Dalam perkembangan selanjutnya politik mengandung arti hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan, lembaga-lembaga dan prosespolitik, serta hubungan-hubungan internasional dan tata pemerintahan.

Secara institusional, politik adalah ilmu yang membahas lembaga-lembaga politik, misalnya negara, pemerintahan, DPR, dan lain-lain. Menurut Wilbur White, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari asal mula, bentuk-bentuk, dan proses-proses negara dan pemerintah. Adapun menurut Hartini dan G. Kartasapoetra, politik adalah bentuk perjuangan untuk memperoleh kekuasaan.

Pranata politik lahir dari serangkaian nilai dan norma yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan akan kekuasaan, khususnya kekuasaan pada tingkat negara. Karena negara ini dijalankan oleh suatu pemerintahan, ada pula yang menyebut pranata politik ini dengan istilah pranata pemerintahan.

Menurut Prof. Dr. JW. Schoerl, pranata politik adalah segala peraturan untuk memelihara tata tertib, untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan, dan untuk memilih pemimpin yang berwibawa. Menurut Kornblum, pranata politik adalah seperangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.

Berdasarkan definisi di atas, pranata politik berkaitan dengan kehidupan politik, mengatur cara-cara memperoleh kekuasaan, cara membagi dan menjalankan kekuasaan, organisasi kekuasaan, mekanisme pembentukan perundang-undangan/ peraturan pemerintahan, sistem peradilan, pertahanan dan keamanan negara, pelaksanaan demokrasi, usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum, hubungan dengan luar negeri, dan sebagainya.

 

  1. Proses pembentukan Pranata Politik

Pada hakikatnya proses pembentukan suatu pranata politik adalah pembentukan suatu bangsa (nation) dalam kerangka pembentukan suatu negara. Proses ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

  1. Mengadakan kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek yang sesuai dengan kehendak warga masyarakat. Misalnya, membangun pusat-pusat pemerintahan, jalan-jalan, bendungan, irigasi, pabrik, dan sarana ibadah.
  2. Mengusahakan adanya persamaan nilai, norma, dan sejarah dapat dilakukan melalui pengajaran di sekolah-sekolah maupun media massa.
  3. membentuk tentara nasional (TNI) untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan ketertiban masyarakat.
  4. Mengadakan pendidikan bela negara melalui upacara bendera, memperingati hari-hari besar nasional, dan lain-lain.
  1. Fungsi Pranata Politik

Fungsi-fungsi pokok pranata politik sebagai berikut.

  1. Melembagakan norma melalui undang-undang. Pemerintah bersama wakil rakyat membuat peraturan mulai dari undang-undang dasar sampai dengan peraturan di tingkat desa sebagai pedoman hidup tertib bagi warganya.
  2. Melaksanakan undang-undang yang telah disetujui pemerintah melalui aparat yang terkait bertugas dan berwenang untuk memasyarakatkan undang-undang.
  3. Mencegah konflik yang terjadi. Konflik terjadi akibat kesalahpahaman atau pelanggaran terhadap aturan dan norma masyarakat, dan menyebabkan kerugian yang besar serta mengancam disintegrasi bangsa. Untuk mengembalikan kehidupan sosial yang aman dan tenteram, aturan norma yang mengatur kehidupan suatu bangsa harus ditegakkan.
  4. Menyelenggarakan pelayanan umum. Pemerintah berusaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan jalan membuka kesempatan kerja, membuka industri, intensifikasi, pendayagunaan sumber alam, dan memperluas hubungan perdagangan.
  5. Melindungi warga negara. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka berdaulat, berkewajiban melindungi segenap warga negaranya, yang tertuang dalam UUD 1945 Amandemen terutama Pasal 26, 27, 28, 29, dan 31 juga dalam UU dan Perpu.

BAB III

METODE PENELITIAN

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota sekitar 14 km dari kota Kabupaten. SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 17 orang Guru Tetap terdiri dari 7 guru laki-laki dan 10 guru perempuan serta 3 Tenaga administrasi.

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 23, yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2014. Penelitian ini pada materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Multikultural diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

 

 

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :             P = Prosentase

                                                          F = frekuensi tiap aktifitas

                                                          N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

              1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat sub (1) Kerja Sama di Lingkungan Rumah. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis 11 september 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi

Partisipasi siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima dalam kegiatan belajar mengajar IPS. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah 23 terdapat 17 siswa atau 74 % yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 6 Siswa atau 26 % yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 71,5. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

              Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Abaraham

70

Tuntas

2

Andrian Judi

65

Tidak Tuntas

3

Awaludin

70

Tuntas

4

Carollin Divae

70

Tuntas

5

Cintano

80

Tuntas

6

Dendiyanto

65

Tidak Tuntas

7

Erline Marilla

75

Tuntas

8

Fajar Manuel Figu

80

Tuntas

9

Hosea Berkatno

70

Tuntas

10

Emmanuel Ezra

75

Tuntas

11

Irene La Andriani

70

Tuntas

12

Karliano

85

Tuntas

13

Michael Sandi M

60

Tidak Tuntas

14

Nata Nael

80

Tuntas

15

Nurhayati

65

Tidak Tuntas

16

Resti

70

Tuntas

17

Rico Barera

80

Tuntas

18

Rintano

65

Tidak Tuntas

19

Ristani Varinica

70

Tuntas

20

Rivania

60

Tidak Tuntas

21

Santi Palatari

75

Tuntas

22

Vilanata TL

70

Tuntas

23

Damaiyanti

75

Tuntas

 

Jumlah

1645

 

 

Rata-rata

71,5

 

 

Ketuntasan Klasikal

74%

 

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Multikultural dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 71,5 dan secara klasikal sebesar 74%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Multikultural. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

             Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 25 September 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi
      1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan IPS. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah siswa 23 orang, terdapat 19 siswa atau 82,6% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau 17,4% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

              Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Abaraham

75

Tuntas

2

Andrian Judi

70

Tuntas

3

Awaludin

80

Tuntas

4

Carollin Divae

80

Tuntas

5

Cintano

80

Tuntas

6

Dendiyanto

65

Tidak Tuntas

7

Erline Marilla

80

Tuntas

8

Fajar Manuel Figu

85

Tuntas

9

Hosea Berkatno

70

Tuntas

10

Emmanuel Ezra

80

Tuntas

11

Irene La Andriani

75

Tuntas

12

Karliano

100

Tuntas

13

Michael Sandi M

65

Tidak Tuntas

14

Nata Nael

90

Tuntas

15

Nurhayati

70

Tuntas

16

Resti

70

Tuntas

17

Rico Barera

85

Tuntas

18

Rintano

65

Tidak Tuntas

19

Ristani Varinica

70

Tuntas

20

Rivania

75

Tuntas

21

Santi Palatari

85

Tuntas

22

Vilanata TL

80

Tuntas

23

Damaiyanti

80

Tuntas

 

Jumlah

1775

 

 

Rata-rata

77,2

 

 

Ketuntasan Klasikal

82,6%

 

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 23 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe  

             Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

22

96

1

4

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

23

21

22

23

 

100

92

96

100

 

0

2

1

0

 

0

8

4

0

 

 

Sulit

Tidak Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

21

92

2

8

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

23

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

23

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD?

22

96

1

4

 

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran 

     Menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know,

     Learner)

                                           N=Jumlah: 23 orang

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran  kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam materi pelajaran Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan  Strategi KWL (Know,

                Want to know, Learner)

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

RPP I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,0

2,5

2,5

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

2,75

Baik

Keterangan :

0            -             1,49       =            kurang baik

1,5         -             2,49       =            Cukup

2,5         -             3,49       =            Baik

3,5         -             4,0         =            Sangat Baik

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

             Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

3. Deskripsi data siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 9 Oktober 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

          1. Observasi
  1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan IPS. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah 23 siswa, terdapat 21 siswa atau  91% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 9% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 80,4. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Abaraham

80

Tuntas

2

Andrian Judi

70

Tuntas

3

Awaludin

85

Tuntas

4

Carollin Divae

80

Tuntas

5

Cintano

90

Tuntas

6

Dendiyanto

80

Tuntas

7

Erline Marilla

80

Tuntas

8

Fajar Manuel Figu

85

Tuntas

9

Hosea Berkatno

80

Tuntas

10

Emmanuel Ezra

80

Tuntas

11

Irene La Andriani

80

Tuntas

12

Karliano

100

Tuntas

13

Michael Sandi M

65

Tidak Tuntas

14

Nata Nael

100

Tuntas

15

Nurhayati

70

Tuntas

16

Resti

70

Tuntas

17

Rico Barera

85

Tuntas

18

Rintano

80

Tuntas

19

Ristani Varinica

80

Tuntas

20

Rivania

65

Tidak Tuntas

21

Santi Palatari

85

Tuntas

22

Vilanata TL

80

Tuntas

23

Damaiyanti

80

Tuntas

 

Jumlah

1885

 

 

Rata-rata

80,4

 

 

Ketuntasan Klasikal

91%

 

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe 

                   Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

                N = Jumlah: 23 orang

 

 

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam materi pelajaran Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,26

2,75

2,75

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,126

Baik

Keterangan :

0            -             1,49       =            kurang baik

1,5         -             2,49       =            Cukup

2,5         -             3,49       =            Baik

3,5         -             4,0         =            Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima untuk Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat dengan model pembelajaran mengunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 71,5 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 74% dan yang tidak tuntas 26%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima pada siklus 1 untuk Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat dengan model pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 77,2 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 5 orang dengan ketentusan belajar 82,6% dan yang tidak tuntas 17,4%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 80,4 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan ketuntasan belajar 91% dan yang tidak tuntas 9%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Benua Lima tahun pelajaran 2014/2015 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

         Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

         Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

         Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

                    Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat Siswa Kelas VIIIa  SMPN 1 Benua Lima.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD disarankan untuk membikin Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang 

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif  

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2003.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD. Surakarta: Tiga Serangkai

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment