Peningkatan Hasil Belajar Materi Ketrampilan Hidup Melalui SAL Siswa Kelas VIIIa SMPN 4 T. Layang
Laporan PTK

By JUMAKIR, S Pd., MM 30 Mei 2022, 04:59:30 WIB contoh PTK
Peningkatan Hasil Belajar Materi Ketrampilan Hidup Melalui SAL Siswa Kelas VIIIa SMPN 4 T. Layang

Gambar : dok.pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: Peningkatan Hasil Belajar Materi Ketrampilan Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL Siswa Kelas VIIIa SMPN 4 Tamiang Layang”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Ketrampilan Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL Siswa Kelas VIIIa SMPN 4 Tamiang Layang.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Ketrampilan Hidup Siswa Kelas VIIIa SMPN 4 Tamiang Layang.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar,  SAL

BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Ketrampilan Hidup siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 75.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Bahasa Indonesia masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Bahasa Indonesia hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep Bahasa Indonesia yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Ketrampilan Hidup adalah Pembelajaran Aktif Tipe SAL karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Aktif Tipe SAL merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Ketrampilan Hidup siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Ketrampilan Hidup Siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang“.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Aktif Tipe SAL dapat meningkatkan hasil belajar Materi Ketrampilan Hidup siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang?

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Ketrampilan Hidup menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Ketrampilan Hidup, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Ketrampilan Hidup.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Ketrampilan Hidup sehingga pelajaran Materi Ketrampilan Hidup menjadi lebih sederhana.
  3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar Intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
  2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

 

      1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Active Learning (SAL)  

Pembelajaran atau Student Active Learning adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan Briggs dalam Suyatno, 2011:10).

Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berfikir mengenai apa yang dikerjakannya. Dengan demikian esensi pembelajaran aktif sesungguhnya adalah belajar bagaimana belajar (lear how to learn). Bruce Lee menegeskan bahwa “learning is definitely not more imitation, nor is it the ability to accumulate and regurgitate fixed knowledge. Learning is constant process of discovery, a process without end”. (Beattie, 2005)

Definisi ini memberikan pengertian bahwa pembelajaran bukan hanya sekedar menirukan, mmengakumulasikan dan mengulang informasi dan pengetahuan yang telah diterima, akan tetapi belajar itu lebih kepada proses yang berkelanjutan untuk menemukan sesuatu informasi. Belajar adalah sebuah proses tiada henti. Pengertian ini memberikan arti bahwa belajar adalah aktifitas yang dilakukan siswa bukan apa yang dilakukan oleh guru.

Lebih detail, Ujang dkk mendefinisikan active learning atau pembelajaran aktif sebagai kegiatan membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan informasi (peristiwa, fakta, persepsi, pendapat, perspektif, sikap, perilaku, data, proposisi, kaidah, norma, nilai, paradigma) yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar. Kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggungjawab belajar si pembelajar, sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya dan tidak tergantung pada guru/orang lain apabila mereka mempelajari hal-hal baru (Sukandi, 2002).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kesimpulan ini memberikan pemahaman bahwa:

  1. Aktifitas belajar dilakukan siswa.
  2. Belajar lebih pada proses menemukan.
  3. Tugas guru adalah menciptakan suasana belajar bagi siswa.

Penerapan active learning di kelas didasarkan pada prinsip bahwa belajar terbaik bagi siswa adalah dengan melakukan, dengan menggunakan semua inderanya dan dengan mengeksplorasi lingkungannya yang terdiri atas orang, hal, tempat, dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan nyata (pembelajaran konstektual). Selain itu melalui belajar dari pengalaman langsung dan nyata hasil belajar akan lebih optimal dan bermakna bagi siswa (Stanford, 2007).

  1. Indikator Student Active Learning

Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah indikator atau ciri-ciri terjadinya pembelajaran aktif pada setting kelas:

1). Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain. Setiap siswa mempunyai beberapa kemampuan dan kecerdasan yang banyak dan setiap kecerdasan tersebut harus dikaitkan antara satu domain yang lain seperti ketika siswa berdiskusi, maka disamping mereka ada beberapa kemampuan yang dikembangkan yang saling terkait diantaranya kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, kemampuan logika, menganalisa, kemampuan bahasa dan lain-lain.

  1. Kegiatan belajar menarik minat peserta didik. Pembelajaran akan menarik siswa jika sesuai dengan dunia siswa. Untuk itu proses pembelajaran hendaknya didekati dari kegemaran dan kesenangan.
  2. Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik. Kegiatan pembelajaran akan lebih optimal jika prosesnya disajikan dengan memberikan tantangan bagi siswa, dengan tantangan itu siswa akan termotivasi untuk mengikuti proses tersebut hingga akhir pelajaran.
  3. Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Aktifitas belajar aktif hendaknya melibatkan setiap individu di kelas. Sehingga tidak ada siswa yang mendominasi proses pembelajaran di kelas, dengan demikian setiap siswa akan bekerja untuk mengoptimalkan kemampuan masing-masing baik secara fisik maupun pikiran.
  4. Mendorong peserta didik berfikir secara aktif dan kreatif. Dengan pembelajaran aktif siswa akan berperan aktif dalam mencari informasi secara mandiri, kreatif dan bertanggungjawab.
  5. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman. Penghargaan terhadap karya siswa akan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Apapun hasil karya siswa, siswa patut untuk dihargai, penghargaan atas proses dan kinerja mereka, bukan hasilnya.
  6. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya. Sebagai indikator dariproses berfikir adalah “pertanyaan”, karena itu pembelajaran aktif harus merangsangkan siswa untuk selalu bertanya sehingga otak siswa akan terus bekerja. Kemampuan bertanya merupakan kunci dari keberhasilan siswa dalam merespon informasi.
  7. Mendorong peserta didik melakukan ekplorasi (penjelajahan). Aktivitas siswa dalam pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan sendiri dengan melalui simulasi, pengamatan terhadap suatu kasus atau teknik yang lain.
  8. Mendorong peserta didik mengekspresikan gagasan dan perasaan secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian dan atau permainan.
  9. Mendorong siswa agar tidak takut berbuat salah.
  10. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
  11. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri), pemasangan, kelompok, dan atau seluruh kelas. Pembelajaran aktif hendaknya memberikan pengalaman belajar kepada siswa secara individual, kompetisi dan kerjasama.

   2  Suasana Pembelajaran Student Active Learning

Suasana yang diharapkan dalam SAL adalah Suasana yang membuat siswa melakukan:

  1. Pengalaman

Anak belajar banyak melalui berbuat. Pengalaman langsung/nyata mengaktifkan lebih banyak indera. Ada interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan oleh guru agar siswa mendapat pengalaman belajar.

Siswa

  • Melakukan pengamatan
  • Melakukan percobaan
  • Membaca
  • Melakukan wawancara
  • Membuat sesuatu

Guru

  • Menciptakan kegiatan yang beragam.
  • Mengamati siswa bekerja dan sesekali mengajukan pertanyaan menantang.

 

  1. Interaksi

Ada suasana diskusi, saling bertanya dan saling mempertanyakan pendapat, ide dan gagasan, agar dapat membangun hubugan?hubungan baru dan  berani mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut.

Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita atau apa yang kita kerjakan, maka kita akan terpacu untuk menjelaskan lebihh lanjut sehingga kualitas pendapat itu menjadi lebih baik. Berikut adalah hal-­hal yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat melakukan interaksi:

 

Siswa

  • Berdiskusi

Guru

  • Mendengarkan dan sesekali mengajukan pertanyaan yang menantang
  • Mengajukan pertanyaan
  • Mendengarkan, tidak menertawakan dan memberi kesempatan lebih dahulu kepada siswa lain untuk menjawab.
  • Meminta pendapat orang lain
  • Mendengarkan
  • Meminta pendapat siswa lain
  • Memberi komentar
  • Mendengarkan, sesekali mengajukan pertanyaan yang menantang, memberi kesempatan kepada siswa lain untuk memberi pendapat tentang komentar tersebut
  • Bekerja dalam kelompok
  • Berkeliling ke kelompok, sesekali duduk bersama, mendengarkan perbincangan kelompok dan sesekali memberi komentar atau mengajukan pertanyaan yang menantang

 

2.1.2.1 Strategi SAL: Modelling the Way

Ada banyak strategi yang dapat digunakan dalam menerapkan student active learning dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman (dalam Hartono, 2001: 3) mengemukakan 101 bentuk strategi yarg dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuannya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat di capai oleh anak. Berdasarkan tujuan dan karakteristiknya, strategi SAL digolongkan menjadi 5 kelompok, sebagai berikut:

 

  1. Based on Card
  1. Question student have
  2. Index card match
  3. Card sort
  4. Everyone is teacher here
  5. Billboard ranking
  1. Based on Discussing
  1. Active debate
  2. Point counter point
  3. Jigsaw learning
  4. The power of two
  5. Active knowledge sharing
  1. Based on Text
  1. Scrabble text
  2. Crossword puzzle
  3. Reading guide
  4. Guide note taking
  1. Based on Demonstration
  1. Modelling the way
  2. Silent demonstration
  1. Based on Question
  1. Giving question and getting answer
  2. Information search
  3. Planted question
  4. Learning. start with question

Based on Demontration (Berbasis Demonstrasi)

Nama Strategi         :  Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik)

Tujuan                     :  Untuk mempraktikkan keterampilan spesifik untuk dipelajari di kelas melalui dernonstrasi, dengan memberikan kebebasan kepada siswa menentukan skenarionya sendiri.

Letak Kegiatan        :  Kegiatan inti

Aplikasi                    :  Seluruh bidang studi

Langkah-langkah     :

  1. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menurut siswa untuk mencoba/mempraktikkan keterampilan yang baru diterangkan.
  2. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.
  3. Beri siswa waktu 10 - 15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
  4. Beri waktu 5 - 7 menit untuk berlatih.
  5. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing­masing. Setelah demonstrasi selesai, beri kesempatan kepada kelompok yang lain untuk memberikan masukan kepada setiap demonstrasi yang dilakukan.
  6. Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi

Variasi:

  1. Jumlah anggota bisa lebih banyak dengan menambah peran sebagai pengarang skenario, sutradara dan penasehat.
  2. Ciptakan skenario spesifik dan tujuan tertentu (Suyatno, 2011 : 45).

2.1.2.2 Hasil Belajar Siswa

Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam juprimalino.blogspot.com, 2011), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran,

Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai

melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan efektif.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa Setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:

  1. Keterampilan dan kebiasaan
  2. Pengetahuan dan pengertian
  3. Sikap dan cita-cita

(www.blogspot.corn/2012/05/ Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ah1i html.scribd.com).

 

      1.  Materi Ketrampilan Hidup

Sebagai seorang remaja, kita ditunutt untuk dapat hidup mandiri dan memiliki keterampilan hidup karena secara langsung kita akan menjalani liku-liku kehidupan. Keterampilan hidup adalah kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi masalah dan kesulitan dalam hidup kita sehari-hari.

Seseorang yang memiliki keterampilan akan lebih mudah mencari pekerjaan maupun menciptakan lowongan pekerjaan. Sehingga beruntunglah bagi anda yang memiliki keteranpilan hidup. Dengan memiliki keterampilan , kita bisa hidup mandiri.

Informasi mengenai keterampilan hidup dapat diperoleh dari berita. Berita yang disajikan dari radio maupun televisi banyak menyampaikan berbagai keterampilan yang dimiliki seseorang. Setelah anda menyimak berita tentang keterampilan hidup, anda harus mengungkapkan kembali isi pokok dari berita tersebut.

Permasalahan tentang keterampilan tersebut dapat diangkat sebagai bahan diskusi. Ada pun juga dapat belajar membacakan berita kepada teman anda. Sedangkan untuk mengembangkan keterampilan, anda dapat memulainya dengan belajar membuat slogan, poster, dan puisi. Nah, bagaimana cara membuat slogan, poster, dan puisi yang baik? Mari pelajari materi berikut dengan saksama.

 

  • Menemukan Pokok-Pokok Berita dari Radio/ Televisi

Pada pelajaran sebelumnya, Anda sudah belajar tentang cara menemukan pokok/inti sari berita. Untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam memahami isi berita, kita akan mempelajari kembali cara menemukan,topik dan pokok-pokok berita dan radio atau televisi. Agar dapat menyimak dengan baik, pertimbangkan hal-hal berikut.

  1. Konsentrasi, merupakan syarat utama dalam menyimak berita. Untuk dapat berkonsentrasi, Anda harus menyadari tedebih dahulu pentingnya berita yang Anda simak bagi, diri Anda.
  2. Menelaah materi. Agar dalam menyimak lebih efisien, Anda harus mengetahui tema berita yang dibacakan.
  3. Catatlah ide-ide serta materi-materi yang menonjol.

Setelah Anda mengetahui hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika menyimak, langkah selanjutnya adalah menyimak berita dengan saksama, kemudian menemukan pokok-pokok isi berita. Pokok-pokok isi berita mencakup berikut.

  1. What     :    Apa pokok persoalan yang diberitakan
  2. Who      :    Siapa yang diberitakan dan saksi pemberitaan
  3. When    :    Kapan peristiwa itu terjadi
  4. Where  :    Di mana peristiwa itu terjadi
  5. Why      :    Mengapa peristiwa itu terjadi
  6. How      :    Bagaimana proses kejadian tersebut

 

Glosarium

  • Forum           :    Lembaga atau badan
  • Moderator     :    pemimpin sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah acara pada acara pendiskusian masalah.
  • Notulis          :    orang yang bertugas membuat notula (catatan rapat)

 

LaSis

Tentukan Pokok-pokok berita di bawah ini!

Mendayagunakan Bulu Angsa

Barang bekas tidak selamanya menjadi sampah  yang dibuang begitu saja. Di tangan orang yang terampil dan kreatif, barang tersebut dapat diolah menjadi komoditas yang menjanjikan pendapatan. Yuliastoni, pebisnis dari Jawa Timur, memanfaatkan bulu-bulu angsa sisa pembuatan shuttlecock (kok), menjadi hiasan yang digemari banyak orang. Setelah dikeringkan dan diberi warna; bulu-bulu angsa sisa itu diolahnya menjadi hiasan yang menarik berbentuk kupu-kupu.

Hiasan tersebut dapat menjadi pemanis ruangan di rumah, bros pada pakaian, dan dengan  dilengkapi magnet kecil dapat menjadi penjepi tuntuk meninggalkan pesan yang biasa ditempel di pintu lemar es. “Saya hanya melihat pasar dan disana ada peluang, kata Yuliastoni yang mengawali bisnis ini sejak 2003.

Sebelumnya, pria yang akrab disapa  Toni ini menekuni pembuatan kapal tradisional dari kayu Mahoni yang dimasukkan ke dalam botol. Belakangan bisnis yang ditekuninya sekitar 10 tahun ini banyak pasaing. Ia kemudian mencari peluang baru yang belum ditekuni banyak orang. Secara kebetulan di tempat tinggalnya di Mojokerto, Jawa Timur banyak bulu angsa sisa pembuatan kok.

Bermodal uang Rpl juta, ia memutar otak untuk mengolah bulu angsa ini agar menjadi komoditas. Setelah mencoba berulang kali, ia menemukan model yang tepat dari bulu angsa itu, yaitu menjadi hiasan. Sebelum memutuskan menggunakan bulu angsa, Toni telah mencoba model serupa menggunakanan bulu ayam. Akan tetapi, hasilnya mengecewakan. Selain tidak kuat, bulu ayam mudah rusak jika terkena air.

Dikutip dengan pengubahan dari: www.yogyes.com

 

Jawab: Paragraf 1   : barang bekas dapat diolah menjadi komoditas yang menjajikan pendapatan.

              Paragraf 2  : manfaat hiasan dari bulu angsa 'sisa.

              Paragraf 3  : perubahan peluang bisnis yang dilakukan Toni.

              Paragraf 4  : upaya Toni untuk mengolah bulu angsa menjadi komoditas.

 

Kemah

Kkerjakan Tugas Berikut secara Mandiri

  1. Bacalah kembali. berita “Mendayagunakan Sulu Angsa”!
  2. Ringkaslah isi berita tersebut dengan bahasa Anda sendiri pada buku tugas Anda!

Jawab:   Kreativitas siswa (kebijaksanaan guru)

Contoh ringkasan:

Bulu angsa sisa, pembuatan shuttlecock dapat diolah menjadi komoditas yang

menjanjikan pendapatan. Hal tersebut  dilakukan oleh Yuliastoni, pebisnis dari .lawsTimur, Melalui'keterampilan dan kreativitasnya, bulu angsa sjsa tersebut diolah menjadi

hiasan vang menarik berbentuk kupu-kupu, sebagai pemanis ruangan di rumah, Bros pada pakaian, dan penjepit. la mengolah bulu angsa sisa itu dengan bermodal uang sekitar Ri61 juta.

  • Menyampaikan Tanggapan dalam Diskusi

Setiap peserta dalam forum diskusi bebas menyatakan pendapat atau menyanggah pendapat orang lain. Namun, yang perlu diperhatikan adalah pendapat atau sanggahan hadap pendapat orang lain tersebut harus disertai dengan alasan yang logis dan ada upaya untuk menemukan solusi yang lebih baik. Bahasa yang digunakan pun harus bahasa  yang santun dan komunikatif.

Tujuan diskusi adalah memecahkan masalah. Oleh karena itu, diskusi harus memiliki mekanisme atau aturan main yang jelas. Semua pihak yang terlibat dalam forum diskusi, seperti moderator, notulis, narasumber (jika ada), dan peserta harus menaati mekanisme atau aturan main yang sudah disepakati. Secara umum, mekanisme yang digunakan dalam berdiskusi meliputi pembukaan, inti, dan penutup.

Pada tahap inti, Anda dapat menyampaikan tanggapan. Tanggapan hendaknya disampaikan dengan etika yang baik dan argumentatif. Berikut cara menyampaikan tanggapan dalam forum diskusi dengan baik.

  1. Acungkan tangan terlebih dahulu sebelum berbicara.
  2. Tunggulah beberapa saat hingga moderator mempersilakan untuk berbicara.
  3. Ucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk 'berbicara, kemudian kemukakan identitas diri cetera singkat.
  4. Bicaralah dengan suara yang jelas, tidak berbelit-belit, dan Ierfokus, pada inti permasalahan.
  5. Hindarkan pembahasan masalah yang menyimpang dari topik diskusi yang telah ditentukan.

LaSis

  1. Pendapat berisi persetujuan
  2. Pendapat berisi sanggahan atau bantahan
  3. Pendapat berisi penolakan

Jawab:  Contoh pendapat, kreativitas s1swa (kebijaksanaan guru).

  1. Saudara moderator, says sependapat dengan Saudara A karena yang disampaikan masuk akal dan sesuai dengan kondisi sekolah kite. Oleh karena itu, saya menyetujui pendapatnya.
  2. Saudara moderator, saya kurang sependapat dengan Saudara A mengenai beberapa hal. Menurut saya, yang disampaikan Saudara A berbeda dengan kebijakan sekolah. Selain itu, pendapat Saudara A bertentangan dengan kebijakan sekolah. Saya kira hal ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
  3. Saudara moderator, saya tidak sependapat dengan Saudara A tadi. Menurut saya, yang disampaikan Saudara A hanya akan menimbulkan dampak  negatif. Apakah dampak itu sudah kita pikirkan? Alasan itulah yang menjadi alasan penolakan saya.

Kemah

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

Cermatilah permasalahan berikut, kemudian berikan tanggapan Anda dalam bentuk tertulis pada buku tugas Anda!

  1. Kendala anak kecil yang baru pertama kali membuat origami terletak pada faktor lipatan. Mereka sulit membuat lipatan rapi. Untuk itu, diperlukan latihan beberapa kali sampai dia mahir melakukan lipatan secara rapi.
  2. Dari selembar kertas berwarna dapat diciptakan ratusan bentuk origami. Mulai bentuk paling sederhana hingga yang paling rumit. Wajah cerah, ceria, dan puas akan terpancar begitu anak berhasil, membuat satu bentuk ongami.
  3. Origami yang diciptakan oleh kalangan seniman benar-benar sangat indah dan bercita rasa seni sangat tinggi. Memang susah untuk dipercayai bahwa banyak bentuk yang bisa diciptakan dari selembar kertas tanpa memotong atau pun menggunakan perekat.

Jawab:    Contoh tanggapan, kreativitas siswa (kebijaksanaan guru).

  1. Hal tersebut memang benar. Anak kecil cenderung kesulitan dalam melipat. Akan tetapi, kegiatan tersebut dapat memicu perkembangan psikomotorik anak. Oleh karena itu, orang tua atau orang yang mengajari anak tersebut hendaknya telaten.
  2. Anak akan merasa senang ketika membuat atau melakukan, sesuatu yang dia senangi dan, berhasil membuat atau melakukannya. Kreativitas anak bermacam­macam. Untuk itulah, anak yang sudah bisa membuat satu bentuk origami dilatih terus untuk, mengembangkan kreativitasnya.
  3. Bentuk origami yang rumit pasti diciptakan oleh seniman yang berbakat,dan memiliki keterampilan di bidang origami. Membuat origami bukanlah hal yang mudah, namun tidak ada sAahnyauntuk melath keterampilan melipat agar semakin terampil.
  • Membaca Teks Berita

Membaca berita adalah menyampaikan sebuah berita atau informasi dengan cara membaca teks berita dengan intonasi, lafal, dan sikap yang benar. Kemampuan membaca berita yang benar harus dimiliki oleh pembaca berita. Hal tersebut disebabkan pembacaan berita itu disiarkan ke seluruh penjuru dunia. Jadi, kesalahan sedikit dalam membaca akan berdampak luas.

Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan ketika membacakan teks berita:

  1. Variasikan intonasi kalimat dengan benar.
  2. Artikulasi ataunpengucapan huruf, kata, hingga kalimat harus jelas.
  3. Volume atau keras lembutnya suara harus jelas dan mantap.
  4. Tekanan kata-kata harus tepat.
  5. Kecepatan bicara harus diukur.

LaSis

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

  1. Berilah tanda jeda, pada kutipan teks berita di bawanam ini!

Ekstrakurikuler SMP Angkasa

Berita berikutnya adalah tentang  kreativitas anak-anak SMP Angkasa yang membuat kerajinan tangan dari berbagai jenis sampah plastik. Pembuatan kerajinan tangan dan sampah plastik tersebut dipelopori oleh para guru. Kemudian kegiatan pembuatan kerajinan tangan ini dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler setelah sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler ini juga disambut baik oleh para siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tertarik mengikuti ekstrakurikuler ini. Sebagian siswa merasa senang ketika mendapatkan giliran untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik yang ada di rumahnya.

Menurut mereka, pengumpula n sampah plastik membantu mengurangi jumlah sampah di rumah mereka. Tidak hanya para siswa, orang tua pun merasa senang dengan adanya ekstrakurikuler ini, Mereka berharap anak-anaknya bisa lebih kreatif lagi dalam berkarya, serta memberikan kontribusi nyata terhadap kebersihan lingkungan.

 (Jawab: Kreativitas siswa (kebijaksanaan guru).

  1. Bacakan penggalan kutipan berita di atas dengan intonasi dan lafal yang tepat dan jelas sesuai dengan penjelasan yang sudah Anda buat tersebut!

(Jawab: Praktik siswa (kebijaksanaan guru).

Kema

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

  1. Bacalah kembali teks “Ekstrakurikuler SMP Angkasa” di atas!
  2. Catatlah pokok-pokok isinya, kemudian kembangkan menjadi. paragraf berita baru!
  3. Kerjakan pada buku tugas Anda dan laporkan hasilnya kepada guru!

(Jawab: Kreativitas siswa (kebijaksanaan guru).

  • Menulis Slogan atau Poster

Anda pasti sering melihat slogan dan poster di sekitar tempat tinggal Anda. Anda pun dapat menulis slogan atau poster sendiri. Menulis slogan dan poster harus kreatif dan menarik. Perhatikanlah uraian berikut.

  1. Slogan

Slogan merupakan perkataan atau kalimat pendek yang menarik,dan mudah  diingat untuk memberitahukan sesuatu atau menjelaskan tujuan/visi suatu golongan, organisasi politik, produk barang/jasa, dan sebagainya.

 

 

OSIS SMP CAHAYA

Maju, kreatif dan cerdas

 

 

Terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menulis slogan, yaitu sebagai berikut.

  1. Tentukan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penulisan slogan.
  2. Temukan keunikan atau keistimewaan dari objek yang akan dislogankan.
  3. Pilihlah keunikan atau keistimewaan dari objek yang paling menarik.
  4. Carilah ungkapan-ungkapan khusus yang mampu menarik perhatian sesuai dengan objek yang akan dislogankan.
  5. Tulislah ungkapan menjadi bentuk slogan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi serta persuasif.
  1. Poster

Poster adalah plakat yang dipasang di tempat-umum, ditulis dengan huruf yang menarik dan mudah dibaca serta dilengkapi dengan gambar-gambar yang sesuai. Menurut jenisnya, poster dibedakan menjadi dua, yaitu poster pengumuman dan  poster iklan.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan ketika menulis poster.

  1. Menentukan kegiatan yang akan diumumkan atau jenis barang/jasa yang akan dibuat poster.
  2. Menemukan unsur-unsur yang akan diumumkan.
  3. Menuliskan unsur-unsur dengan memerhatikan tata letak, bentuk huruf, dan tipografi, serta, melengkapinya dengan gambar yang menarik dan sesuai dengan jenis kegiatannya.

 

 

 

LaSis

Lengkapilah tabel berikut dengan keterangan yang benar!

No.

Perbedaan

Slogan

Poster

  1.  

Bentuk

Jawab:  Kata atau kalimat pendek

Jawab:  bentuk kalimat panjang

  1.  

Tujuan

Jawab:  Pemberitahuan atau informasi tentang visi atau tujuan suatu golongan, organisasi politik, produk barang/jasa, dan sebagainya.

Jawab:

  • Iklan atau pengumuman
  • Agar suatu yang ada dalam poster itu dapat diketahui umum dan menjadikan masyarakat umum tertarik untuk membeli, memakai, atau mengikuti isi poster tersebut.        

 

KeMah

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

  1. Buatlah dua contoh kalimat imbauan mengenai peristiwa-peristiwa berikut!

a. Hari Pendidikan Nasional       c. Hari Pahlawan

b. Hari Sumpah Pemuda uda     d. Hari Pangan Nasional

  1. Kerjakan pada buku tugas Anda dan laporkan hasilnya kepada guru!

Jawab:    Kreativitas siswa (kebijaksanaan guru)

Contoh kalimat imbauan:

  1. Mari sukseskan program wajib belajar 9 tahun.
  2. Masa depan Indonesia ada di tangan kita.
  3. Disiplinlah saat mengikuti upacara sebagai wujud rasa hormat kita terhadap perjuangan pahlawan-pahlawan terdahulu.
  4. Ikan laut juga tidak kalah sehat untuk dikonsumsi.
  • Menjelashan Alur, Pelaku, dan Latar Novel Remaja

Pada pelajaran sebelumnya, Anda sudah belajar tentang alur, pelaku, dan latar dalam sebuah novel. Anda akan memperdalam lagi pada kesempatan ini.

  1. Alur

Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Terdapat dua macam alur novel, yaitu alur maju (progresif dan alur mundur (regresif).

Alur mempunyai lima bagian utama, yaitu pengantar cerita, mulai ada ketegangan atau konflik, puncak ketegangan atau klimaks, mulai ada, penuruhan ketegangan atau antiklimaks, dan penyelesaian atau akhir cerita.

  1. Pelaku

Pelaku adalah tokoh atau orang yang diceritakan atau ditampilkan dalam suatu novel. Satiap, tokoh mewakili satu karakter, sehingga tokoh memiliki perwatakan. Pengarang dapat menggambarkan sifat atau karakter tokoh melalui penggambaran bentuk lahir tokoh, jalan pikiran tokoh atau yang terlintas dalam pikirannya, reaksi tokoh terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan keadaan sekitar tokoh.

  1. Latar

Latar sebuah  novel mencakup tiga hal, yaitu tempat, waktu, dan suasana. Ketiga hal tersebut dialami oleh tokoh dalam setiap peristiwa. Namun, terkadang adanya latar waktu dan suasana dilukiskan oleh pengarang secara tersurat.

LaSis

Temukan latar yang, terdapat pada kutipan novel berikut!

Setelah beberapa menit, istirahat selesai dan sebuah buku ujian setebal dua senti meter diletakkan di depan Holly. Dr. McSpadden mengatakan ia punya waktu dua jam untuk menyelesaikan, pertanyaan pilihan berganda dan esai.

Sekarang Holly sendirian di meja itu. Ia bisa mendengar suara ujung pensilnya menekan sampul buku ujian. Ia bisa mendengar suara napasnya sendiri. Berat. Ia menatap kosong pada buku ujian itu sebelum mengumpulkan keberanian untuk membukanya. Sekarang atau tidak sama sekali cantik, katanya dengan tegas pada diri sendiri.

Ujian pilihan ganda itu ternyata lebih mudah dari perkiraan Holly. Cuma matematika dasar, bahasa Inggris dan sejarah AS. Ujian esainya yang sulit, sebagian besar berupa perundingan  peristiwa, akhir-akhir ini dengan  peristiwa sejarah. Dust... Vietnam...Perang Teluk...

Dikutip dari Karunia yang Terindah, Britney dan Lynne Spears

Jawab:

Latar tempat      : di sekolah

Latar waktu       : setelah istirahat sekolah selesai

Latar suasana   : sepi dan menegangkan

KeMah

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

Kunjungilah perpustakaan di sekolah Anda. Kemudian, pilihlah salah satu novel yang Anda sukai. Kemukakan isi novel tersebut dengan bahasa Anda sendiri dan tulislah pada buku tugas Anda. Laporkan hasilnya kepada guru untuk dinilai!

Jawab: Kreafivitas siswa (kebijaksanaan guru).

  • MengeIndi Ciri-ciri Umum Puist dart Buku Antologi Puisi

Puisi merupakan bagian daari karya sastra yang memiliki ciri dan karakter yang membedakan dengan karya sastra lainnya. Dalam puisi terdapat aturan mengenai persajakan, rima, dan kebaitan.Puisi dapat berbentuk antologi. Adapun antologi puisi adalah buku yang memuat  kumpulan puisi, baik dari seorang penyair maupun beberapa penyair. Biasanya dalam sebuah antologi puisi         terdapat banyak puisi.

Bagaimana Anda mengenal puisi melalui antologi puisi? Cara yang paling mudah mengenalinya adalah dengan menerapkan ciri-ciri puisi tersebut ke dalam bentuk puisi gesungguhnya. Di samping itu, Anda harus mengetahui unsur-unsur puisi berikut.

  1. Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair.
  2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung dalam puisi.
  3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya.     .
  4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

LaSis

Bacalah puisi berikut, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaannya!

Lagu Batin

Karya: Dorothea Rosa Herliany

Inilah lagu batinku, suara-suara angin di antara musim salju, daun-daun membeku, ranting-ranting tak bergoyang, dan burung-burung yang mati kedinginan

biarlah akhirnya hanyut oleh suara-suara sungai mengalir, dari negeri  mimpi, biarlah akhirnya cuma bergumam dalam pukulan batu-batu karang, biarlah akhirnya pulas

oleh alunan riak-riak, takkan diam hatiku memetikkan

dawai-dawai gitar menghiburmu!

(Antologi Puisi, Kepompong Sunyi, Balai Pustaka)

  1. Apa tema yang diangkat penyair dalam puisi di atas?

(Jawab:  Kesepian)

  1. Jelaskan makna “takkan diam hatiku memetikkan dawai-dawai gitar menghiburmu!”!

(Jawab:   Penyair tidak akan berhenti menghibur dengan senandung atau nyanyian atau penyair tidak akan berhenti menghibur dengan perhatian atau kasih sayang.)

KeMah

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Jelaskan dengan kalimatAnda sendid isi puisi Lagu Batin karya Dorothea Rosa Herliany. Kerjakan pada buku tugas Anda, dan laporkan hasilnya kepada guru!

(Jawab: Kreativitas siswa. (kebijaksanaan guru)

LaTing

  1. Menemukan pokok-pokok isi berita yang disimak dapat dilakukan dengan menentukan unsur kelengkapan berita, yang disebut 5W + 1H.
  2. Mekanisme berdiskusi meliputi pembukaan, inti, dan penutup. Anda dapat menyampaikan tanggapan ketika berdiskusi, dengan etika yang baik dan argumentatif.
  3. Membaca berita harus memerhatikan intonasi, artikulasi, volume, tekanan, dan kecepatan bicara.
  4. Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik dan mudah diingat untuk memberitahukan atau menjelaskan visi/tujuan suatu golongan, organnisasi politik, produk barang/jasa, dan sebagainya.
  5. Poster adalah plakat yang dipasang di tempat umum, ditulis dengan huruf yang menarik dan mudah dibaca serta dilengkapi dengan gambar-gambar yang sesuai.
  6. Alur, pelaku, dan latar merupakan unsur intrinsik novel.
  7. Antologi puisi adalah buku yang memuat kumpulan puisi, baik dari seorang penyair  maupun beberapa penyair. Unsur-unsur puisi di antaranya, tema, rasa, nada, dan amanat.

BAB III METODE PENELITIAN

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 4 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota sekitar 9 km dari kota Kabupaten. SMPN 4 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 25 orang Guru PNS dan PHL terdiri dari 9 guru laki-laki dan 16 guru perempuan serta 5 Tenaga Kependidikan.

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 23, yang terdiri dari 13 siswa laki – laki dan 10 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014, selama 3 bulan yaitu pada bulan Pebruari sampai dengan April 2014. Penelitian ini pada Materi Ketrampilan Hidup. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas Materi Ketrampilan Hidup.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Ketrampilan Hidup secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 75.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Ketrampilan Hidup dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 75.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 75 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :         P = Prosentase

                                                F = frekuensi tiap aktifitas

                                                N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

            1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL pada Materi Ketrampilan Hidup. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis 6 Pebruari 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan ceramah.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi

Partisipasi siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang ada Upaya Meningkatkan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

PartisBahasa Indonesiasi siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Pembelajaran Aktif Tipe SAL dengan jumlah 23 terdapat 15 siswa atau 65 % yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 8 Siswa atau 35% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 72,6. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Anugrahnu Tu’u Kaleluku

60

Tidak Tuntas

2

Ariane Sinta Banua

75

 

3

Aryova Banua

85

Tuntas

4

Dera Riano

60

Tidak Tuntas

5

Desta Layang Winey

75

Tuntas

6

Ekat Hawini

60

Tidak Tuntas

7

Fadtra Jaya

75

Tuntas

8

Henda Jaya

75

Tuntas

9

Herniko

75

Tuntas

10

Isal Hawino

70

Tidak Tuntas

11

Ita Febriati Septa

75

Tuntas

12

Jayanto

75

Tuntas

13

Kelvins Madya Anugrahnu

75

Tuntas

14

Lidia Andriani

75

Tuntas

15

Malehano

75

Tuntas

16

Mat Kosim

75

Tuntas

17

Okta Pratama Putra

65

Tidak Tuntas

18

Patrik Yonatan

65

Tidak Tuntas

19

Rispa Andrianty

65

Tidak Tuntas

20

Sisilia Anugrahni

65

Tidak Tuntas

21

Yesuani

75

Tuntas

22

Yosafat Wahyono

80

Tuntas

23

Irene Tangkilisan

75

Tuntas

 

Jumlah

1650

 

 

Rata-rata

71,7

 

 

Ketuntasan Klasikal

65%

 

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya Meningkatkan hasil belajar pada materi Materi Ketrampilan Hidup Multikultural dengan menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe SAL ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 60,7 dan secara klasikal sebesar 70,6%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Materi Ketrampilan Hidup.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Ketrampilan Hidup. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Ketrampilan Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL dengan Materi Ketrampilan Hidup. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 20 Pebruari 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Aktif Tipe SAL, pertama-tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi
      1. Hasil Belajar Siswa

PartisBahasa Indonesiasi siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang ada Upaya Meningkatkan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan Pembelajaran Aktif Tipe SAL. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

PartisBahasa Indonesiasi siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan BAHASA INDONESIA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL dengan jumlah siswa 23 orang, terdapat 18 siswa atau 78% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 21% yang tidak tuntas, dengan rata-rata nilai sebesar 77,4. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Anugrahnu Tu’u Kaleluku

65

Tidak Tuntas

2

Ariane Sinta Banua

80

Tuntas

3

Aryova Banua

90

Tuntas

4

Dera Riano

65

Tidak Tuntas

5

Desta Layang Winey

80

Tuntas

6

Ekat Hawini

70

Tidak Tuntas

7

Fadtra Jaya

80

Tuntas

8

Henda Jaya

80

Tuntas

9

Herniko

80

Tuntas

10

Isal Hawino

75

Tuntas

11

Ita Febriati Septa

80

Tuntas

12

Jayanto

80

Tuntas

13

Kelvins Madya Anugrahnu

80

Tuntas

14

Lidia Andriani

80

Tuntas

15

Malehano

80

Tuntas

16

Mat Kosim

80

Tuntas

17

Okta Pratama Putra

70

Tidak Tuntas

18

Patrik Yonatan

75

Tuntas

19

Rispa Andrianty

75

Tuntas

20

Sisilia Anugrahni

70

Tidak Tuntas

21

Yesuani

80

Tuntas

22

Yosafat Wahyono

85

Tuntas

23

Irene Tangkilisan

80

Tuntas

 

Jumlah

1780

 

 

Rata-rata

77,4

 

 

Ketuntasan Klasikal

78%

 

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Aktif Tipe SAL pada Materi Ketrampilan Hidup pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 23 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Ketrampilan Hidup, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

22

95,6

1

4,4

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

23

22

22

23

 

100

95,6

95,6

100

 

0

1

1

0

 

0

4,4

4,4

0

 

 

Mudah

Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

22

95,6

1

4,4

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

23

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

23

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL?

23

95,6

1

4,4

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran  

     Menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL

                                    N=Jumlah: 23 orang

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran  kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL dalam materi pelajaran Menentukan Luas dan Volume pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan  Pembelajaran Aktif

                Tipe SAL                                                      

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

RPP I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pendahuluan

Kegiatan Pokok

Penutup

3,0

2,5

2,5

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

2,75

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

 

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya Meningkatkan hasil belajar pada Materi Ketrampilan Hidup dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Ketrampilan Hidup.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Ketrampilan Hidup. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Ketrampilan Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

3. Deskripsi data siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Ketrampilan Hidup. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 6 Maret  2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Aktif Tipe SAL, pertama-tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Aktif Tipe SAL, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

          1. Observasi
  1. Hasil Belajar Siswa

PartisBahasa Indonesiasi siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang ada Upaya Meningkatkan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

PartisBahasa Indonesiasi siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL dengan jumlah 23 siswa, terdapat 21 siswa atau  91% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 9% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 83,5. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Anugrahnu Tu’u Kaleluku

70

Tuntas

2

Ariane Sinta Banua

85

Tuntas

3

Aryova Banua

100

Tuntas

4

Dera Riano

70

Tuntas

5

Desta Layang Winey

85

Tuntas

6

Ekat Hawini

75

Tidak Tuntas

7

Fadtra Jaya

85

Tuntas

8

Henda Jaya

85

Tuntas

9

Herniko

85

Tuntas

10

Isal Hawino

80

Tuntas

11

Ita Febriati Septa

85

Tuntas

12

Jayanto

85

Tuntas

13

Kelvins Madya Anugrahnu

85

Tuntas

14

Lidia Andriani

85

Tuntas

15

Malehano

85

Tuntas

16

Mat Kosim

85

Tuntas

17

Okta Pratama Putra

75

Tuntas

18

Patrik Yonatan

80

Tidak Tuntas

19

Rispa Andrianty

80

Tuntas

20

Sisilia Anugrahni

80

Tuntas

21

Yesuani

90

Tuntas

22

Yosafat Wahyono

100

Tuntas

23

Irene Tangkilisan

85

Tuntas

 

Jumlah

1920

 

 

Rata-rata

83,5

 

 

Ketuntasan Klasikal

91%

 

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe  

                   Pembelajaran Aktif Tipe SAL

              N = Jumlah: 23 orang

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Pembelajaran Aktif Tipe SAL dalam materi pelajaran Menentukan Luas dan Volume pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Pembelajaran Aktif Tipe SAL

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pendahuluan

Kegiatan Pokok

Penutup

3,33

3,50

3,50

3,33

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,415

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya Meningkatkan hasil belajar pada Materi Ketrampilan Hidup  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Materi Ketrampilan Hidup.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Ketrampilan Hidup. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Ketrampilan Hidup khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang untuk Materi Ketrampilan Hidup dengan model pembelajaran mengunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 71,7 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 65% dan yang tidak tuntas 35%.     

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang pada siklus 1 untuk Materi Ketrampilan Hidup dengan model pembelajaran, Pembelajaran Aktif Tipe SAL diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 77,6 dengan nilai tertinggi adalah 95 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 78% dan yang tidak tuntas 22%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Ketrampilan Hidup diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 83,5 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 70 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar 91% dan yang tidak tuntas 9%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIIIA SMPN 4 Tamiang Layang tahun pelajaran 2013/2014 menunjukan Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang sama. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang sama. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL.

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe SAL pada Materi Ketrampilan Hidup menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas–tugas individu dan kelompok.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL

        Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Aktif Tipe SAL pada Materi Ketrampilan Hidupl. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL

        Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe SAL yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model Pembelajaran Aktif Tipe SAL mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model Pembelajaran Aktif Tipe SAL disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

        Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Aktif Tipe SAL. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe SAL, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Pembelajaran Aktif Tipe SAL dapat meningkatkan hasil belajar Materi Ketrampilan Hidup Siswa Kelas VIIIA  SMPN 4 Tamiang Layang.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe SAL sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe SAL disarankan untuk membikin Pembelajaran Aktif Tipe SAL yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang  

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif   

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2003.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL. Surakarta: Tiga

              Serangkai




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment