Peningkatan Hasil Belajar Materi Clothes Menggunakan KWL Siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau
Laporan PTK

By JUMAKIR, S Pd., MM 31 Mei 2022, 06:52:33 WIB contoh PTK
Peningkatan Hasil Belajar Materi Clothes Menggunakan KWL Siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau

Gambar : dok.pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: Peningkatan Hasil Belajar Materi Clothes Menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) Siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau”.

 

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Clothes Menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) Siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Clothes Siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Strategi KWL

BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

 

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Clothes siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 68.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Bahasa Inggris masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Bahasa Inggris hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep Bahsa Inggris yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Clothes adalah Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Clothes siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Clothes melalui Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) Siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau“.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dapat meningkatkan hasil belajar Materi Clothes siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau?

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Clothes menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Clothes, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Clothes.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Clothes sehingga pelajaran Materi Clothes menjadi lebih sederhana.
  3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi  rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
  2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan Bahasa Inggrisnya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

 

      1. Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)
  1. Deskripsi Strategi KWL.

Menurut Ogle (2006) KWL Strategy merupakan strategi instruksional, reading yang digunakan untuk membimbing siswa membaca sebuah teks bacaan. Siswa mulai dengan Brainstrorming. Siswa diminta mengungkapkan

apa saja yang mereka ketahui mengenai sebualh topik. Informasi tersebut direkam dalam bentuk catatan kecil dalam kolom K pada tabel KWL. Siswa kemudian membuat sejumlah pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui tentang topik yang disajikan dalam teks bacaan. Pertanyaan-­pertanyaan tersebut di tuliskan dalam kolom W pada tabel. Selama atau setelah reading, siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom W. Informasi baru yang siswa pelajari dituliskan dalam kolom L pada tabel KWL. Fisk and Hurst (2003: 211), KIVL Strategy, for comprehending the reading, works so well, because it integrates all of modes of communication. When using this strategy, students will be reading, writing, livening, and ,speaking about the text. Menurut Michael Susan dalam jurnalnya (2008) Strategi KWL dapat digunakan pada tiap tingkatan kelas. Strategi tersebut bekerja dengan baik dengan tiap jenis teks. Dia juga menemukan bahwa strategi ini paling baik diterapkan pada wacana eksposisi. Berdasarkan teori yang ada, peneliti ingin membantu siswa memahami apa yang dibaca, guru akan mengajar siswa dengan strategi pengajaran reading comprehension yang disebut KWL. K merupakan kependekan dari Know, W merupakan kependekan dari Want to know, dan L merupakan kependekan dari Learned.

  1. Keuntungan penggunaan Strategi

Strategi KWL menguntungkan dalam banyak hal Ogle (2006). menyatakan bahwa strategi ini dapat digunakan untuk brainstorming di awal pelajaran untuk menemukan apa yang telala diketahui siswa Strategi KWL dapat membantu siswa memonitor pemahaman mereka terhap bacaan. KWL juga dimaksudkan sebagai latihan, untuk suatu kelompok belajar maupun sebuah kelas, yang dapat membimbing siswa membaca dan memahami sebuah teks bacaan. Strategi ini dapat digunakan siswa untuk bekerja sendiri, tetapi diskusi akan lebih membantu memahami teks bacaan lebih baik. Strategi KWL menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan gagasan mereka di luar teks yang mereka baca.

  1. Kelebihan dan Kekurangan Strategi KWL.
  1. Kelebihan Strategi KWL

Strategi KWL merupakan sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan reading comprehension siswa. Hal ini terjadi setelah siswa mengerti bagaimana menggunakan strategi tersebut dengan benar untuk memahami bacaan. Dalam proses memahami penggunaan KWL, siswa memerlukan bimbingan dan pemaparan yang jelas. Setelah itu siswa dapat mengisi kolom yang digunakan dalam Strategi KWL selangkah demi selangkah. Pertama-tama mereka menulis informasi yang berhubungan dengan topik yang disajikan guru atau peneliti di kolom K. Kemudaan siswa dapat membuat pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang topik yang disajikan di dalam kolom W. Selanjutnva siswa dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom siswa tidak menemukan jawaban di bacaan, siswa-mencarinya dari sumber lain. Jawaban-jawaban tersebut diletakkan padat kolom L.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi KWL ini, siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan reading. Mereka lebih perhatian saat diperkenalkan dengan strategi KWL peneliti. Strategi ini membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari bacaan.

 

  1. Kelemahan Strategi KWL

Strategi Kin merupakan hal baru balk bagi siswa m aupun guru. Siswa memerlukan lebih banyak latiban untuk dapat menggunakan strategi

tersebut dengan tepat.

 

  1. Pelaksanaan Strategi KWL di dalam kolas.

Ada 3 langkah dalam pengajaran reading, yaitu: pre-reading activity, while-reading activity, dan post-reading activity. Berikut peranan dari Strategi KWL pada tiap langkah:

  1. Pre-Reading Activity

Menurut Boyton (Quistia.com), cara penerapan strategi KWL adalah sebagai berikut:

  • Memilih teks bacaan.
  • Membuat tabel KWL.
  • Mengajak siswa melakukan brainstorming tentang kosakata, istilah, atau frase yang dapat dihubungkan dengan topik bacaan.
  • Menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik bacan.
  • Meminta siswa menuliskan apa yang mereka ketahui tentang topik bacaan di dalam kolom K.

Berdasarkan gagasan yang dikemukakan Boyton, peneliti akan melaksanakan penelitian ini sebagai berikut:

Peneliti akan memilih teks bacaan yang akan digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar. Lalu peneliti akan membuat tabel KWL di papan tulis atau di selembar kertas. Peneliti akan meminta siswa menyalinnya untuk menulis informasi yang didapatkan dari teks bacaan. Berikut contoh tabel KWL:

Tabel. KWL Chart

K

W

L

 

 

 

 

Peneliti meminta siswa mengungkapkan kosakata, istilah, atau frase yang mereka anggap berhubungan dengan topik bacaan lalu menuliskannya dalam kolom K pada tabel KWL yang ada pada mereka. Kegiatan ini dilaksanakan sampai para siswa kehabisan gagasan.

Peneliti melibatkan siswa dalam diskusi tentang apa yang mereka tulis dalam kolom K. Untuk menstimulasi pengungkapan gagasan dari siswa, guru memberikan dorongan seperi, “Tell me what you know about...,”. Hal ini dilakukan juga untuk, memberikan siswa semangat untuk menjelaskan hubungan antra topik dan gagasan siswa.

  1. While-Rending Activity.

Peneliti meminta siswa membuat serangkaian pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui banyak tentang topik bacaan berdasarkan yang telah mereka tulis di dalam kolom K. Pertama-tama siswa menulis kalimat di atas selembar kertas. Kemudian, siswa mengubah kalimat tersebut meniadi pertanyaan sebelum menuliskannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu siswa memfokuskan perhatian mereka selama pembacaan teks bacaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dituliskan pada kolom W.

 

  1. Post-Reading Activity

Pada tahapan ini, siswa menjawab pertanyaan di kolom W selama atau setelah pembacaan teks bacaan lalu menuliskannya di kolom L. Setelah itu, peneliti mendiskusikan informasi yang tercatat pada kolom L dan memotivasi siswa mencari pertanyaan di dalam kolom W yang tidak terjawab atau jawabannya tidak ditemukan di dalam teks bacaan. Siswa harus mencari sumber lain untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan yang tidak terjawab.

 

      1. Materi Clothes
  1. Ungkapan Kejadian pada waktu yang akan dating.

a.Menggunakan will atau shall (akan)

   Pola kalimat + : S + will/shall/V1/O/adverb

  • : S + will/shall + not + V1 + O + adverb

?    : will/shall + S + V1 + O + adverb

  -Yes, S + will/shall

  -No, S + will/shall + not

                  b.Menggunakan to be going to (akan)

                     Pola kalimat       + : S + to be going to + V1 + O + adverb

-:   S + to be + not + going to + V1 + O + adverb

?  : To be + S + going to + V1 + O + adverb?

  1. Ungkapan kejadian yang telah berlangsung (perfect Tense)

Pola kalimat:        + : S + has/have + V3 + O + adverb

                              -:  S + has/have + not + V3 + O + adverb

                              ?:  Has/have + S +  V3 + O + adverb

     -Yes, S + has/have

     -No, S + has/have + not

                        Keterangan :

                        a.Keterangan waktu lampau

                           -since = sejak

                           -for     = selama

                        b.has/have = telah

                        c.has (he, she, it)

                        d.have ( they, we, you, I)

3.  Ungkapan suatu kejadian yang sedang berlangsung (Present   

    Continous Tense)

                Pola kalimat :

                Positif          : S + to be + V.ing + O + adverb

                Negative      : S + to be + not + V.ing + O + adverb

                Tanya          : To be + V.ing + O + adverb?

           

Text  1. Kinds of Clothes

            People have many kinds of needs. One of them is the Clothes. The main purpose of wearing it is to protect the used for beauty. There are a lot of clothes people can wear for their performance. They must consider the situations if they wear clothes. Dress is used for an informal accasions. Light clothing, it can be worn for the hot and humid climate. A coat and tie are needed for formal accasions and when making official call. People can also wear Batik in a formal situation. Batik is fomuos for men’s shirt and ladies dresses. People usually wear it in wedding ceremony instead of coats. Because batik shirt is more comfortable in the hot climate than the coat. A person looks more formal  than wearing ordinary shirt. Jacket and sweater are informal clothes. They are required for travelling to mountain areas. They give protection against the cold air.

 

Text  2. The Material of Clothes

Mrs. Yuni is a teacher in SLTP Tunas Harapan. She teaches English. She is also    a tailor at home. Many customers ask her to make same clothes. She has three children. They are Ibnu, annisa and Ahmad. Ibnu still studies in the university. Annisa is in the third year of SMA and Ahmad is the second year of SLTP. Her children usually help her to make the clothes. Mrs. Yuni and her children are talking about the materials of clothes in the livingroom at the night.

 BAB III METODE PENELITIAN

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Pematang Karau Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota sekitar 65 km dari kota Kabupaten. SMPN 1 Pematang Karau Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 17 orang Guru Tetap terdiri dari 8 guru laki-laki dan 9 guru perempuan serta 2 Tenaga administrasi.

 

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 24, yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 12 siswa perempuan.

 

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2015. Penelitian ini pada materi Materi Clothes diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Clothes.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Clothes secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 68 %.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Clothes dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 68.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 68 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :         P = Prosentase

                                                F = frekuensi tiap aktifitas

                                                N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

            1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode ceramah pada Materi Clothes. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa 8 september 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Strategi ceramah dengan jumlah 24 terdapat 15 siswa atau 62,5 % yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 9 Siswa atau 37,5% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 67,3. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Adriani Maylinda C

80

Tuntas

2

Angela Shinta B

85

Tuntas

3

Deni Sulislianu

50

Tidak Tuntas

4

Ervi Christin

80

Tuntas

5

Gantano. N

70

Tuntas

6

Indra Gunawan

60

Tidak Tuntas

7

Jeri

70

Tuntas

8

Muhamad Jailani

50

Tidak Tuntas

9

Munica Sari

70

Tuntas

10

Nellsa Claudia

80

Tuntas

11

Nurhamid

70

Tuntas

12

Rico Irawan

60

Tidak Tuntas

13

Ritelly Susanti

60

Tidak Tuntas

14

Rangga I

75

Tuntas

15

Salmi

50

Tidak Tuntas

16

Salsa Tania

80

Tuntas

17

Tommy Gunawan

50

Tidak Tuntas

18

Ulfa Maulida

80

Tuntas

19

Wardifa Adhe. S

60

Tidak Tuntas

20

Yesie Christina

80

Tuntas

21

Yudika P M

50

Tidak Tuntas

22

Zero Zeno

75

Tuntas

23

Mira Riani

70

Tuntas

24

Jimmy Capter

60

Tidak Tuntas

 

Jumlah

1615

 

 

Rata-rata

67,3

 

 

Ketuntasan Klasikal

62,5%

 

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Clothes Multikultural dengan menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 67,3 dan secara klasikal sebesar 62,5%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Clothes.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Clothes. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Clothes khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan Materi Clothes. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 22 September 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi
      1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan jumlah siswa 24 orang, terdapat 20 siswa atau 83,3% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 4 Siswa atau 16,7% yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 75,0. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Adriani Maylinda C

85

Tuntas

2

Angela Shinta B

90

Tuntas

3

Deni Sulislianu

60

Tidak Tuntas

4

Ervi Christin

85

Tuntas

5

Gantano. N

80

Tuntas

6

Indra Gunawan

70

Tuntas

7

Jeri

75

Tuntas

8

Muhamad Jailani

60

Tidak Tuntas

9

Munica Sari

75

Tuntas

10

Nellsa Claudia

85

Tuntas

11

Nurhamid

75

Tuntas

12

Rico Irawan

70

Tuntas

13

Ritelly Susanti

70

Tuntas

14

Rangga I

80

Tuntas

15

Salmi

60

Tidak Tuntas

16

Salsa Tania

85

Tuntas

17

Tommy Gunawan

70

Tuntas

18

Ulfa Maulida

85

Tuntas

19

Wardifa Adhe. S

70

Tuntas

20

Yesie Christina

85

Tuntas

21

Yudika P M

60

Tidak Tuntas

22

Zero Zeno

80

Tuntas

23

Mira Riani

75

Tuntas

24

Jimmy Capter

70

Tuntas

 

Jumlah

1800

 

 

Rata-rata

75,0

 

 

Ketuntasan Klasikal

83,3%

 

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) pada Materi Clothes pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 24 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Clothes, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner).

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe   

             Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

23

95,8

1

4,2

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

24

23

23

24

 

100

95,8

95,8

100

 

0

1

1

0

 

0

4,2

4,2

0

 

 

Mudah

 Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

22

91,7

2

8,3

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

24

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

24

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)?

23

95,8

1

4,2

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran  

     Menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know,

     Learner)

                                    N=Jumlah: 24 orang

 

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran  kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dalam materi pelajaran Clothes pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

 

 

 

 

  Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan  Strategi KWL (Know,

                Want to know, Learner)

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus  I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pendahuluan

Kegiatan Pokok

Penutup

3,0

2,5

2,5

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

2,75

Baik

 

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Clothes dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Clothes.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Clothes. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Clothes khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

 4.1.3 Deskripsi siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Clothes sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 13 Oktober 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), pertama-tama guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

          1. Observasi
  1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan jumlah 24 siswa, terdapat 22 siswa atau  91,7% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 8,3% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 80,6. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Adriani Maylinda C

90

Tuntas

2

Angela Shinta B

100

Tuntas

3

Deni Sulislianu

70

Tidak Tuntas

4

Ervi Christin

90

Tuntas

5

Gantano. N

85

Tuntas

6

Indra Gunawan

75

Tidak Tuntas

7

Jeri

80

Tuntas

8

Muhamad Jailani

65

Tidak Tuntas

9

Munica Sari

80

Tuntas

10

Nellsa Claudia

90

Tuntas

11

Nurhamid

80

Tuntas

12

Rico Irawan

75

Tidak Tuntas

13

Ritelly Susanti

75

Tidak Tuntas

14

Rangga I

85

Tuntas

15

Salmi

65

Tidak Tuntas

16

Salsa Tania

90

Tuntas

17

Tommy Gunawan

75

Tidak Tuntas

18

Ulfa Maulida

90

Tuntas

19

Wardifa Adhe. S

75

Tidak Tuntas

20

Yesie Christina

90

Tuntas

21

Yudika P M

70

Tidak Tuntas

22

Zero Zeno

85

Tuntas

23

Mira Riani

80

Tuntas

24

Jimmy Capter

75

Tidak Tuntas

 

Jumlah

1935

 

 

Rata-rata

80,6

 

 

Ketuntasan Klasikal

91,7%

 

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe  

                   Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

              N = Jumlah: 24 orang

 

 

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dalam materi pelajaran Clothes pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pendahuluan

Kegiatan Pokok

Penutup

3,26

2,75

2,75

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,126

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

 

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Clothes  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Clothes.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Clothes. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Clothes khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

4.2 Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau untuk Materi Clothes dengan model pembelajaran mengunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 67,3 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 5 orang dengan ketentusan belajar 62,5% dan yang tidak tuntas 37,5%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau pada siklus 1 untuk Materi Clothes dengan model pembelajaran, Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 75,0 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 83,3% dan yang tidak tuntas 16,7%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Clothes sub diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 80,6 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar 91,7% dan yang tidak tuntas 8,3%.

Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.  Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIIIb SMPN 1 Pematang Karau tahun pelajaran 2015/2016 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Clothes. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Clothes. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner).

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) pada materi Clothes menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pembelajaran Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

        Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) pada Materi Clothesl. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)

        Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

        Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dapat meningkatkan hasil belajar Materi Clothes Siswa Kelas VIIIb  SMPN 1 Pematang Karau.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) disarankan untuk membikin Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang  

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif   

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2003.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Strategi KWL . Surakarta: Tiga Serangkai




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment