Peningkatan Hasil Belajar Lingkungan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 T. Layang
Laporan PTK

By JUMAKIR, S Pd., MM 30 Mei 2022, 05:09:47 WIB contoh PTK
Peningkatan Hasil Belajar Lingkungan Menggunakan Media Gambar  Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 T. Layang

Gambar : dok.pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Lingkungan Menggunakan Media Gambar  Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Lingkungan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Lingkungan Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Media Gambar untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Media Gambar yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Media Gambar

BAB I   PENDAHULUAN       

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Lingkungan siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 75.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep  Bahasa Indonesia masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Bahasa Indonesia hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep IPA yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Lingkungan adalah Media Gambar karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Media Gambar merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Lingkungan siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Lingkungan melalui Media Gambar Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang“.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Lingkungan siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang?

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Lingkungan menggunakan Media Gambar siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Lingkungan, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Lingkungan.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Lingkungan sehingga pelajaran Materi Lingkungan menjadi lebih sederhana.
  3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi  rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
  2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,   

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

 

      1. Media Gambar

1. Pengertian Media Pembelajaran

 

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.

Menurut Briggs (dalam Ruston, 2007) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku, film, video, gambar dan sebagainya. National Education Associaton dalam Sonjaya (2011) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

       2. Jenis Media Pembelajaran

Dalam www.belajarpsikologi.com (2014) disebutkan ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya:

  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, gambar, poster, kartun, komik
  2. Media Audio : radio, tape recorder, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide, over head projektor (OHP), dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD), komputer dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar tetapi ternyata keberhasilan dalam menggunakan media pada proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran maka tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

3. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Ada beberapa tujuan dalam menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :

  1. mempermudah proses belajar-mengajar
  2. meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
  3. membantu konsentrasi siswa
  4. membangkitkan semangat siswa untuk belajar

Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Menurut Marso (dalam Ruston, 2007), apabila sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.

4.    Media Gambar Sebagai Pendukung Proses Pembelajaran

Media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran agar materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Menurut Sadiman dalam www.sekolahdasar.net (2014) mengemukakan ada tiga tahap yang harus diikuti dalam pemanfaatan media gambar yaitu:

  1. Tahap persiapan tahap awal sebelum media gambar dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
  2. Tahap pelaksanaan yaitu tahap pemanfaatan gambar di dalam kelas yang meliputi cara memperhatikan gambar bagaimana agar seluruh siswa dapat melihat gambit tersebut dengan maksimal merata. Setiap gambar harus rnempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jumlah gambar yang akan diperlihatkan kepada siswa harus dibatasi yaitu dengan memperhatikan satu persatu sesuai dengan materi yang dijelaskan.
  3. Tahap tindak lanjut untuk mengetahui keberihasilan proses pembelajaran, yaitu dengan mengadakan evaluasi dan pemberian tugas-tugas rumah.

Selain tiga tahap pemanfaatan penggunaan media seperti yang dijelaskan tersebut, Sadiman juga mengungkapkan syarat pemanfaatan media gambar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Syarat tersebut antara lain:

  1. Gambar harus autentik. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya.
  2. Ukuran gambar relative.
  3. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
  4. Perbuatan. Gambar hendaknya sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
  5. Gambar hendaklah Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu gambar haruslah jujur disesuaikan keadaan sebenarnya, sehingga tidak membingungkan siswa dalam mengubah pandangan yang abstrak kedalam pandangan yang konkrit.
  1.  Menggunakan Gambar Dalam Kelas

Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga bisa menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan materi pembelajaran yang sesuai.

Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan cara, menyusun cerita berdasarkan gambar, mencari gambar-gambar yang lama, atau menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.

Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.

  1. Kelebihan Media Gambar

Beberapa kelebihan dari penggunaan media gambar antara lain:

  1. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistic menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
  2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjtdi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
  3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
  4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan ke salahpahaman.
  5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
      1. Materi Lingkungan

Amatilah keadaan lingkunganmu dengan saksama! Adakah sampah yang berserakan di sana? Kondisi lingkungan sangat memengaruhi makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Lingkungan yang bersih akan membuat penghuninya nyaman. Lingkungan yang bersih juga membuat penghuninya tidak mudah terserang penyakit. Sebaliknya, lingkungan kotor akan membuat penghuninya mudah terjangkit beberapa penyakit. Oleh karena itu, jagalah kebersihan lingkungan sekitarmu agar kamu dan keluargamu tidak mudah terjangkit penyakit.

Dalam kaitannya dengan lingkungan, pada pelajaran kali ini kamu akan diajak menanggapi unsur pementasan drama; bermain peran sesuai naskah yang ditulis siswa; menemukan tempat atau arah dalam konteks yang sebenamya sesuai yang tertera pada denah; menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif. Pelajarilah materi-materi tersebut untuk menambah wawasan dan pengetahuanmu!

Mendengarkan

Menanggapi Unsur Pementasan Drama

Pernahkah kamu menyaksikan pementasan drama? Menyaksikan pementasan drama sangat menyenangkan, bukan? Drama biasanya berisi mengenai kritik sosial terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Kritik sosial tersebut diwujudkan dalam bentuk cerita yang dipentaskan di atas panggung. Menyaksikan pertunjukan drama akan membuatmu seakan melihat kejadian yang terjadi dalam masyarakat secara langsung. Kamu dapat mengambil pelajaran moral yang terdapat pada pertunjukan tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Drama yang sudah disaksikan sebaiknya juga mampu ditanggapi dengan cara yang bijak. Menanggapi pementasan drama berarti menunjukkan kelebihan atau kekurangan pemeran dalam pementasan tersebut. Kemampuan untuk menanggapi drama penting untuk dimiliki oleh semua orang. Tujuannya agar kelak ketika bermain drama, kamu.dapat memerankan suatu tokoh dengan lebih baik lagi.

Menanggapi pementasan drama dapat dilakukan dengan menanggapi unsur-unsur pementasan drama. Apa sajakah unsur-unsur pementasan drama? Unsur-­unsur dalam drama sebagai berikut.

  1. Naskah drama, yaitu teks yang dipentaskan dan berbentuk dialog antartokoh.
  2. Aktor atau pemeran, yaitu pemeran atau tokoh yang membawakan cerita.
  3. Panggung, yaitu tempat pementasan yang menunjukkan setting cerita dengan didukung dekorasi atau properti.
  4. Tata lampu, yaitu pencahayaan dalam proses pementasan.
  1. Kostum dan tata rias sebagai penegasan karakter tokoh-tokoh.
  2. Ilustrasi, berupa musik pendukung yang menggambarkan suasana adegan.

Dalam pementasan drama, pemain memegang peran penting. Pemain menjadi tolok ukur keberhasilan pementasan drama. Pementasan drama dapat dikatakan berhasil apabila para pemainnya mampu memainkan karakter tokoh yang ia bawakan dengan baik. Oleh karena itu, tanggapan terhadap pementasan drama dapat pula dilakukan pada aktor yang bermain dalam drama. Tanggapan terhadap aktor atau keaktoran dalam drama mencakup hal-hal berikut.

  1. Penjiwaan, berkaitan dengan ketepatan dan kesungguhan karakter yang dibawakan.
  2. Ekspresi, berkaitan dengan perubahan raut wajahdan gerak tubuh dalam berbagai sua­sana.
  3. Suara, berkaitan dengan intonasi, artikulasi, dan volume.

Perhatikan kutipan drama berikut ini!

Sangkuriang

Pelaku:

  1. Sangkuriang
  2. Dayang Sumbi
  3. Guriang Tujuh
  4. Dewa

Akhirnya, Dayang Sumbi menerima permintaan Sangkuriang. Pada suatu hari mereka bercakap-cakap.

 

Dayang Sumbi   :    “Baiklah kalau semua ini harus kujalani maka hamba mengajukan permintaan yang harus Tuan penuhi!”

Sangkuriang       :    “Apa yang menjadi permintaan Tuan Putri akan hamba penuhi.”

Dayang Sumbi   :    “Jika Tuan berkehendak berpengantin dengan hamba maka bendunglah Sungai Citarum menjadi sebuah danau dan buatlah perahu untuk tempat kita berlayar, bersukaria menikmati pernikahan kita.”

Sangkuriang       :    “Alangkah indah permintaan Tuan Putri, tentulah,akan hamba penuhi.”

Dayang Sumbi   :    “Tapi ... danau dan perahu itu harus Tuan selesaikan dalam waktu semalam. Besok pagi sebelum fajar menyingsing telah hamba lihat danau dan perahu sudah siap sedia.”

Sangkuriang       :    “Baiklah, sekarang perkenankanlah hamba pergi.”

(Sangkuriang membendung danau)

Sangkuriang       :    “Tidak tahukah bahwa aku masih keturunan sang Dewa ... dan untuk membendung sungai ini menjadi danau aku harus minta pertolongan Guriang Tujuh yang pernah kutemui pada waktu aku dalam pengembaraan. Wahai Guriang Tujuh, tolonglah aku untuk membuat danau dan perahu dalam waktu semalam. Oh, Dewa Maha Agung, tolonglah hamba.”

(Dayang Sumbi melihat Sangkuriang membuat danau)

Dayang Sumbi   :    “Tampaknya danau itu sebentar lagi akan selesai, tapi mana mungkin semua ini terjadi. Aku harus cari akal dan meminta kepada Dewa agar semua ini tidak terjadi.”

Dewa                  :    “Wahai Dayang Sumbi, untuk menggagalkan semua ini maka kibarkanlah selendang dan pukullah lesung sebagai pertanda bahwa hari sudah pagi. Atas kehendakku pula ayam jantan akan berkokok untuk meyakinkan Sangkuriang bahwa hari sudah pagi!”

Sangkuriang       :    “Wah, mengapa hari masih begini petang ayam jantan sudah berkokok ataukah hari sudah pagi. Tidak ... tidak mungkin hari masih begini petang, mungkin semua ini akal Tuan Putri untuk menggagalkannya, padahal perahu yang kubuat belum selesai.”

Sumber: Drama Anak-Anak Nusantara

Evaluasi Hasil Belajar

Uji Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

  1. Sebutkan tokoh yang ada pada naskah drama di atas!

Jawab:   Tokoh yang terdapat pada drama di atas, antara lain Sangkuriang, Dayang Sumbi, Guriang Tujuh, Dewa.

  1. Siapakah pemeran utama dalam drama di atas?

Jawab:   Pemeran utama dalam cerita di atas adalah Sangkuriang dan Dayang Sumbi

  1. Sebutkan latar yang terdapat dalam drama di atas!

Jawab:

  1. Latar tempat          : Di danau
  2. Latar waktu            : Malam hari
  3. Latar suasana        : Mendebarkan dan panik
  1. Siapakah pemeran pembantu dalam naskah drama di atas?

Jawab: Guriang Tujuh dari Dewa

  1.  Jelaskan alur yang terjadi dalam kutipan naskah drama di atas!

Jawab: Alur maju karena dialog tersebut menceritakan peristiwa secara runtut.

Kerja Kelompok

  1. Bersama tiga orang temanmu saksikan pementasan drama, baik secara langsung ataupun tidak langsung!
  2. Simaklah pertunjukan darama tersebut untuk dapat menanggapi unsur-unsur intrinsik dalam pertunjukan drama!
  3. Identifikasilah unsur-unsur intrinsik dalam drama tersebut. Isikan dalam bentuk tabel seperti berikut!

No.

Unsur

Keterangan

  1.  

Tokoh dan Penokohan

 

  1.  

Tema

 

  1.  

Setting

 

  1.  

Alur

 

  1.  

Amanat

 

 

Berbicara

Memerankan Naskah Drama

Setelah menanggapi drama, tidak tertarikkah kamu untuk bermain drama? Memainkan drama dapat diartikan dengan menampilkan potret kehidupan ke dalam dunia nyata. Saat bermain drama kamu harus mampu berakting untuk tidak menjadi diri sendiri. Kamu harus mampu memerankan karakter tokoh yang kamu bawakan dengan baik. Seorang. pemain drama dapat dikatakan berhasil memainkan suatu peran apabila mampu membawakan  karakter tokoh yang dibawakannya dengan baik sehingga karakter aslinya tidak muncul.

Untuk memerankan suatu tokoh dengan baik, seorang pemain drama harus mampu memahami isi naskah drama yang akan dimainkannya. Dia juga harus mampu menafsirkan peran yang akan dilakonkannya. Agar mampu memerankan suatu tokoh dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang pemain dalam memerankan drama.

  1. Pemahaman terhadap keseluruhan isi naskah melalui dialog antar tokoh dan petunjuk lakuan.
  2. Pemahaman terhadap setiap dialog yang diucapkan dan lawan dialog yang diperankan tokoh lain.
  3. Pemahaman dan penghayatan terhadap karakter tokoh yang diperankan.
  4. Pengungkapan ekspresi sebagai bentuk perwakilan dari apa yang ingin disampaikan kepada penonton.
  5. Penyampaian dialog jelas sehingga penonton dapat menangkap maksud dari sesuatu yang ingin disampaikan kepada penonton. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan yang berkaitan dengan artikulasi, intonasi, dan volume suara.
  6. Pemahaman teknik-teknik panggung yang meliputi blocking, crossing, teknik muncul, dan bentuk akting.

 

Sebelum bermain drama, ada baiknya para pemain melakukan beberapa latihan berikut.

  1. Latihan vokal, tekanan, emosi, gestur, dan konsentrasi
  1. Drama dimainkan dengan mengandalkan kekuatan vokal para pemerannya. Latihan ini bisa berupa pengucapan vokal a, i, u, o, e. Vokal harus jelas dan keras karena pentas drama tidak menggunakan pengeras suara.
  2. Latihan tekanan dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang mendapatkan tekanan pada kata-kata tertentu.
  3. Latihan emosi dilakukan dengan melatih kepekaan hati atau perasaanmu hingga menjadi mudah untuk diajak berekspresi, baik untuk marah, menangis, tertawa, membentak, dan sebagainya.
  4. Latihan gestur adalah melatih gerak tubuh untuk mendukung ekspresi dialog, misa­Inya tangan menunjuk, mengangkat kedua telapak tangan sebagai ekspresi ke­pasrahan.
  5. Latihan konsentrasi dilakukan dengan pemusatan pikiran untuk menjernihkan pikiran dan perasaan.
  1. Latihan pembacaan naskah

Setelah semua rangkaian latihan penunjang di atas dilakukan maka latihan pembacaan naskah dilakukan dengan dipimpin oleh sutradara. Semua pemeran membaca naskah dengan ekspresi yang tepat dan sutradara membetulkan pembacaan yang kurang sesuai.

  1. Persiapan akhir

Sehari sebelum pentas, dilakukan latihan terakhir yang merupakan tiruan pentas. Cerita yang dipilih diperankan seperti tuntutan naskah, seolah-olah pentas sebenarnya, hanya belum menggunakan kostum dan belum ditonton oleh penonton.

Selain melakukan latihan, sebelum memulai berlatih peran, hal-hal yang  perlu dilakukan seseorang yang akan bermain drama sebagai berikut.

  1. Membaca cerita dengan baik.
  2. Mengucapkan kata atau suku kata dengan jelas dan lancar.
  3. Memperhatikan tempo dalam berkata-kata, tidak gugup, dan tidak tergesa-gesa, serta memperhatikan irama dan intonasi.
  4. Mengusahakan  bermain dengan lancar, suasana hidup dan indah
  5. Mengatur peralatan dekorasi dengan serasi, menarik, dan indah.
  6. Melakukan gerak-gerik dengan wajar.
  7. Menggunakan bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya.

Evaluasi Hasil Belajar

Kerja kelompok

Kerjakan kegiatan berikut ini!

1. Perhatikan kutipan drama berikut ini.

TANAH LAPANG

(Lighting fade in-suasana malam)

Beberapa pemuda sedang berlatih drama. Atok sang pelatih tampak serius memperhatikan teman-temannya berlatih olah tubuh. Linda menarik lengan Rayani setengah berlari ke arah Atok.

Linda                 :    “Mas Atok, Mas Atok ... tolong saya dong!”

Latihan olah tubuh buyar. Peserta latihan bangun menghampiri Linda. Suasana langsung ramai.

Atok                   :    “Ada apa?”

Item                   :    “Iya. Ada apa? Anak-anak kampung sebelah mengamuk lagi?”

Linda                 :    (Tersipu sendiri.) “Tidak ada apa-apa, kok. (Kepada Atok.) Ada perlu sama Kak Atok.”

Item                   :    “Sialan! Gua kira ada yang mau ngajak ribut!”

Pemuda 1          :    “Si Item basi banget!”

Pemuda 2          :    “Iya. Padahal, waktu ribut-ribut kemarin kakinya gemetaran.”

Pemudi 1           :    “Aku lihat waktu yang lain berantem, dia lari paling dulu!”

Atok                   :    “Wah, kalau begitu kalian lanjutkan latihan aja lagi! Biar mereka kuurus.”

Linda                 :    “Ah, Kak Atok bisa aja. Memangnya kita anak ayam? Kok diurus?”

Pemuda 3          :    “Latihan lagi, yuk!”

Peserta latihan pergi sambil menggerutu.

Atok                   :    “Sorry! Ada perlu apa?”

Item                   :    “Ngomong-ngomong kenalin dulu dong temannya.”

Linda                 :    “Oh, iya lupa. Rayani! Halah, kenalan sendiri aja deh biar lebih enakan.”

Rayani               :    (memperkenalkan diri) "Rayani.”

Item                   :    “Marjuki. Biasa dipanggil Item.”

Rayani               :    (kepada Atok) “Rayani.”

Atok                   :    “Atok.”

Item melirik genit ke Rayani.

Linda                 :    (Menyodorkan naskah.) “Kak Atok kenal penulis naskah ini?” (Atok membaca halaman depan skenario.)

Atok                   :    “Arswendo Atmowiloto. Tahu sih. Memang kenapa?”

Linda                 :    “Dia yang tulis naskah sinetron Angling Darma, ya?”

Atok                   :    (tertawa) “Bukan. Dia penulis naskah-naskah realis. Tulisan-tulisannya dekat dengan kehidupan masyarakat kita. Tahu sinetron Keluarga Cemara?”

Linda                 :    “Oh, tahu! Pantas sinetronnya laku... Dia yang tulis skenarionya?”

Atok                   :    “Iya, dia penulisnya.”

  1. Bentuklah kelompok terdiri atas enam siswa.
  2. Berlatihlah di rumah dengan sungguh-sungguh.
  3. Mainkan cuplikan drama di atas di depan kelas satu minggu berikutnya.
  4. Kelompokmu juga dapat melakukan improvisasi tanpa mengubah tema drama di atas.

Jawab: Aktivitas siswa

Tugas Rumah

Carilah sebuah naskah drama sederhana yang terdiri atas satu babak! Ajaklah beberapa temanmu untuk memainkan naskah drama tersebut! Mainkan dengan penghayatan yang sesuai!

Jawab: Aktivitas siswa

Membaca

  1. Menemukan Tempat atau Arah Berdasarkan Denah

Denah adalah gambaran mengenai letak suatu tempat. Ada tempat tertentu yang sering dilengkapi denah, misalnya di pintu masuk kawasan wisata, di kampung dalam kota, di rumah sakit, atau di kartu undangan. Denah dapat juga bermanfaat sebagai latihan membaca peta jika kamu melakukan kegiatan mencari jejak ketika berkemah. Denah akan memudahkan seseorang untuk menemukan tempat-tempat tertentu tanpa harus banyak bertanya kepada orang lain yang ditemui di jalan. Di samping itu, tidak semua orang yang akan kamu tanyai mengetahui tempat yang kamu maksud. Selain itu, pada saat-saat tertentu, kamu tidak dapat menemukan orang di jalan untuk ditanyai, misalnya pada waktu tengah malam.

Hal penting yang harus dikuasai pada saat membaca denah adalah pemahaman tentang arah mata angin. Arah utara dalam denah adalah mengarah ke atas, arah timur ke kanan, arah selatan ke bawah, dan arah barat ke kiri.

Evaluasi Hasil Belajar

Uji mandiri

Perhatikan denah berikut dengan saksama. Setelah itu, deskripsikan letak RSUD!

Tugas Rumah

Buatlah denah dari rumahmu menuju sekolah! Majulah ke depan kelas, kemudian jelaskan denah tersebut dengan bahasa yang baik dan benar!

 

Menulis

Menulis Petunjuk Melakukan Sesuatu

Pernahkah kamu membeli pupuk? Saat membeli pupuk, perhatikan kemasan pupuk dengan saksama! Di dalam kemasan pupuk tersebut kamu pasti akan menemukan aturan pemakaian pupuk yang benar. Petunjuk pemakaian semacam itu akan semakin memudahkan konsumen dalam menggunakan suatu produk maupun peralatan. Petunjuk pemakaian dapat kita temukan pada berbagai produk di pasaran, seperti kemasan obat dan produk makanan atau minuman instan. Petunjuk pemakaian juga dapat ditemukan saat kita membeli peralatan elektronik, seperti televisi, kipas angin, vacuum deaner, dan magic jar. Petunjuk pemakaian dicantumkan pada kemasan suatu produk agar konsumen dapat menggunakan produk tersebut, dengan benar.

Bagaimanakah bahasa yang digunakan pada petunjuk pemakaian? Petunjuk pemakaian biasanya menggunakan bahasa yang efektif. Bahasa efektif adalah bahasa yang dibuat dengan singkat dan dapat dipahami oleh pembacanya. Penggunaan bahasa yang efektif dimaksudkan agar pembaca mampu memahami petunjuk pemakaian dengan benar. Penggunaan bahasa yang kurang jelas tentu akan membingungkan konsumen. Umumnya, bahasa yang digunakan pada petunjuk pemakaian bersifat memaparkan dalam bentuk langkah-langkah sehingga orang yang membaca seolah-olah diberikan arahan atau bimbingan dalam melakukan atau menggunakan sesuatu.

Petunjuk pemakaian tidak hanya dibuat oleh perusahaan pembuat produk. Kamu dapat pula menulis petunjuk pemakaian mengenai hal-hal yang sering kamu lakukan, misal petunjuk membuat makanan. Pada saat menuliskan bahasa petunjuk, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan.

  1. Tuliskan petunjuk melakukan sesuatu secara urut sesuai urutan yang harus dilakukan.
  2. Tuliskan petunjuk secara rinci dan detail.
  3. Cantumkan keterangan secara lengkap dan jelas berkaitan dengan hal yang akan dilakukan.
  4. Cantumkan hal-hal yang harus dihindari apabila hal yang akan dilakukan berkaitan dengan sesuatu yang dapat menimbulkan dampak negatif.
  5. Gunakan bahasa yang singkat, padat, dan je­las.
  6. Jika perlu sertakan ilustrasi pendukung.

Perhatikan contoh berikut!

Cara Menanam Tanaman dalam Pot

  1. Sediakan pot

Pot yang akan digunakan untuk menanam dapat dibeli atau dibuat sendiri. Jika akan membuat pot sendiri, kamu dapat memanfaatkan ember atau kaleng besar yang sudah tidak dipakai. Caranya lubangilah dasar ember atau kaleng menggunakan besi yang runcing! Kamu dapat membuat tiga atau empat lubang pada dasar ember atau kaleng.

  1. Sediakan tanah dan pupuk kandang secukupnya.

Campurlah tanah dan pupuk kandang hingga merata

  1. Masukkan campuran tanah dengan pupuk kandang ke dalam pot

Sebelum campuran tanah dengan pupuk kandang dimasukkan ke dalam pot, tutuplah lubang dasar pot dengan kerikil atau serpihan genting. Hal ini perlu dilakukan agar tanah di dasar pot tidak larut atau dibawa air keluar pot jika tanaman disiram. Untuk tahap pertama, campuran yang dimasukkan ke dalam pot cukup setengah tinggi pot.

  1. Masukkan tanaman ke dalam pot

Usahakan agar tanah di sekitar akar tanaman ikut masuk ke dalam pot. Jenis tanaman yang dapat ditanam dalam pot, misalnya aneka tanaman bunga dan tanaman buah, seperti tanaman tomat dan cabai.

  1. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam pot

Penuhi pot dengan campuran itu hingga hampir penuh.

  1. Siramlah tanaman dengan air secukupnya

Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari, dilakukan pada pagi hari.

  1. Rawatlah tanaman dengan baik

Perawatan dapat dilakukan, misalnya dengan menyayangi rumput yang tumbuh.

Evaluasi Hasil Belajar

Uji Mandiri

Buatlah petunjuk cara mengolah tanah yang akan ditanami padi! Kamu dapat bertanya kepada petani yang ada di sekitar tempat tinggalmu!

Jawab: Aktivitas siswa

Kerja kelompok

Perhatikan petunjuk penggantian oli mesin sepeda motor berikut!

Petunjuk Penggantian Oli Mesin Sepeda Motor

  1. Isilah bak mesin dengan oli mesin yang dianjurkan.
  2. Matikan mesin, kemudian lepaskan tutup lubang pengisian atau tangkai pengukur oli mesin dan baut pembuang oli.
  3. Keluarkan semua oli mesin.

Oli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulang-ulang mengenai kulit (dalam jangka waktu lama). Qleh karena itu, dianjurkan untuk segera mencuci tangan sampai bersih dengan air dan sabun setelah mengganti oli bekas.

  1. Periksa dan pastikan bahwa cincin perapat baut pembuangan oli dalam keadaan baik.

Gantikan bila perlu! Kemudian, pasanglah. baut pembuang oli dan kencangkan!

  1. Panaskan mesin.

Pastikan ruangan kerja berventilasi baik, jika mesin harus dalam keadaan hidup saat melaksanakan suatu pekerjaan. Jangan sekali-sekali menjalankan mesin di dalam ruangan tertutup. Gas buang mengandung gas karbon monoksida beracun yang dapat membuat hilang kesadaran dan akhirnya menyebabkan kematian.

  1. Periksa bahwa tidak ada kebocoran oli.
  2. Hidupkan mesin dan biarlah berputar stasioner selama 2-3 menit.
  3. Matikan mesin dan periksa batas permukaan oli mesin pada tangkai pengukur dengan sepeda motor pada posisi tegak.,
  4. Pasang kembali tangkai pengukur oli mesin.
  1. Bersama teman semejamu suntinglah penggunaan bahasa dalam petunjuk di atas.
  2. Kamu dapat menyunting petunjuk itu berkaitan dengan hal-hal di bawah ini:
  1. pilihan kata,
  2. susunan kalimat,
  3. tanda baca.
  1. Tulislah dengan rapi, kemudian bacakan di depan kelas.

Jawab: Aktivitas siswa

Istilah Penting

Denah               :    gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, dan sebagainya

Drama               :    karya sastra yang tertulis dalam bentuk dialog (percakapan atau wawancara) yang dipertunjukkan oleh tokoh atau pelaku di depan banyak orang

Konflik              :    perselisihan; pertentangan

Panggung         :    tempat mementaskan drama

Tata Rias          :    pengaturan susunan hiasan terhadap objek yang akan dipertunjukkan

Tokoh               :    pemegang peran dalam drama

BAB III METODE PENELITIAN

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 4 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota sekitar 9 km dari kota Kabupaten. SMPN 4 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 25 orang Guru PNS dan PHL terdiri dari 9 guru laki-laki dan 16 guru perempuan serta 5 Tenaga Kependidikan.

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 23, yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2015. Penelitian ini pada materi Materi Lingkungan diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas Materi Lingkungan.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Lingkungan secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 75 %.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Lingkungan dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Media Gambar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 75.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 75 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :         P = Prosentase

                                                F = frekuensi tiap aktifitas

                                                N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

            1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode ceramah pada Materi Lingkungan. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Rabu 9 september 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 60 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 10 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Strategi ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Strategi ceramah dengan jumlah 23 terdapat 18 siswa atau 78 % yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 22% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 73,7. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Dwi Citra Emanuella

75

Tuntas

2

Dimei Mulaini Hartati

75

Tuntas

3

Dawanto

60

Tidak Tuntas

4

Fisti Eirene Sabatini

75

Tuntas

5

Fransiska anugrahni

75

Tuntas

6

Heni Silvia Resti

85

Tuntas

7

Jesika

75

Tuntas

8

Kamandrai

80

Tuntas

9

Ishak stefanus

80

Tuntas

10

Kristi

70

Tidak Tuntas

11

Lucky Frit Indrawan

75

Tuntas

12

Lewin Ranai Ukip

75

Tuntas

13

Lisa Karuiya Karuhni

60

Tidak Tuntas

14

Nathanael Eka Putra

75

Tuntas

15

Resto

75

Tuntas

16

Rediano Baktianus

70

Tidak Tuntas

17

Siska Ariani

80

Tuntas

18

Sandi Toro Lamba

75

Tuntas

19

Pebriano  Kurniawan

75

Tuntas

20

Noni Istiqomah

75

Tuntas

21

Petrik  Babtista

75

Tuntas

22

Wayano Bajar

75

Tuntas

23

Tomi Lianto

60

Tidak Tuntas

 

Jumlah

1695

 

 

Rata-rata

73,7

 

 

Ketuntasan Klasikal

73,9%

 

 

 

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Lingkungan Multikultural dengan menerapkan Media Gambar ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 73,7 dan secara klasikal sebesar 73,9%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Lingkungan.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Lingkungan. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Lingkungan khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan Materi Lingkungan. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 23 September 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

 

    1. Observasi
      1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Media Gambar dengan jumlah siswa 23 orang, terdapat 20 siswa atau 86,9% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau 13,1% yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata 78,5. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

            Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Dwi Citra Emanuella

80

Tuntas

2

Dimei Mulaini Hartati

80

Tuntas

3

Dawanto

65

Tidak Tuntas

4

Fisti Eirene Sabatini

80

Tuntas

5

Fransiska anugrahni

80

Tuntas

6

Heni Silvia Resti

90

Tuntas

7

Jesika

80

Tuntas

8

Kamandrai

85

Tuntas

9

Ishak stefanus

80

Tuntas

10

Kristi

75

Tuntas

11

Lucky Frit Indrawan

80

Tuntas

12

Lewin Ranai Ukip

80

Tuntas

13

Lisa Karuiya Karuhni

65

Tidak Tuntas

14

Nathanael Eka Putra

80

Tuntas

15

Resto

80

Tuntas

16

Rediano Baktianus

75

Tuntas

17

Siska Ariani

85

Tuntas

18

Sandi Toro Lamba

80

Tuntas

19

Pebriano  Kurniawan

80

Tuntas

20

Noni Istiqomah

80

Tuntas

21

Petrik  Babtista

80

Tuntas

22

Wayano Bajar

80

Tuntas

23

Tomi Lianto

65

Tidak Tuntas

 

Jumlah

1805

 

 

Rata-rata

78,5

 

 

Ketuntasan Klasikal

86,9%

 

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Media Gambar pada Materi Lingkungan pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Media Gambar digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 23 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Lingkungan, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe   

             Media Gambar

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

22

95,6

1

4,4

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

23

22

22

23

 

100

95,6

95,6

100

 

0

1

1

0

 

0

4,4

4,4

0

 

 

Mudah

Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

21

91,3

2

8,7

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

23

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

23

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Media Gambar?

22

95,6

1

4,4

 

Keterangan : F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran  

     Menggunakan Media Gambar (Know, Want to know,

     Learner)

                                    N=Jumlah: 23 orang

 

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran  kooperatif tipe Media Gambar dalam materi pelajaran Lingkungan pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan  Media Gambar (Know,

                Want to know, Learner)

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

RPP I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,0

3,0

3,0

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,0

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Lingkungan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Lingkungan.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Lingkungan. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Lingkungan khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

 

 

3. Deskripsi siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Lingkungan. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 14 Oktober 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

  1. Observasi
  1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar dengan jumlah 23 siswa, terdapat 22 siswa atau  95,6% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 1 Siswa atau 4,4% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 84,3. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Dwi Citra Emanuella

85

Tuntas

2

Dimei Mulaini Hartati

85

Tuntas

3

Dawanto

75

Tuntas

4

Fisti Eirene Sabatini

85

Tuntas

5

Fransiska anugrahni

85

Tuntas

6

Heni Silvia Resti

100

Tuntas

7

Jesika

90

Tuntas

8

Kamandrai

90

Tuntas

9

Ishak stefanus

85

Tuntas

10

Kristi

80

Tuntas

11

Lucky Frit Indrawan

85

Tuntas

12

Lewin Ranai Ukip

85

Tuntas

13

Lisa Karuiya Karuhni

75

Tuntas

14

Nathanael Eka Putra

85

Tuntas

15

Resto

85

Tuntas

16

Rediano Baktianus

80

Tuntas

17

Siska Ariani

90

Tuntas

18

Sandi Toro Lamba

85

Tuntas

19

Pebriano  Kurniawan

85

Tuntas

20

Noni Istiqomah

85

Tuntas

21

Petrik  Babtista

85

Tuntas

22

Wayano Bajar

85

Tuntas

23

Tomi Lianto

70

Tidak Tuntas

 

Jumlah

1940

 

 

Rata-rata

84,3

 

 

Ketuntasan Klasikal

95,6%

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe  

                   Media Gambar

              N = Jumlah: 23 orang

 

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Media Gambar dalam materi pelajaran Lingkungan pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Media Gambar

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,33

3,5

3,0

3,0

Baik

Sangat Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,2

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Lingkungan  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Lingkungan.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Lingkungan. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Lingkungan khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang untuk Materi Lingkungan dengan model pembelajaran mengunakan ceramah diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 73,7 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 73,9% dan yang tidak tuntas 26,1%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang pada siklus 1 untuk Materi Lingkungan dengan model pembelajaran, Media Gambar diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 78,5 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 82,6% dan yang tidak tuntas 17,4%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Lingkungan diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 84,3 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 70 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 95,6% dan yang tidak tuntas 4,4%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang tahun pelajaran 2015/2016 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Lingkungan. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Lingkungan. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar.

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Media Gambar pada materi Lingkungan menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pembelajaran Media Gambar

        Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Media Gambar pada Materi Lingkunganl. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Media Gambar.

        Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

        Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Media Gambar. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Media Gambar, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V PENUTUP

 

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Media Gambar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Lingkungan Siswa Kelas VIIIb  SMPN 4 Tamiang Layang.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Media Gambar sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Media Gambar disarankan untuk membikin Media Gambar yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang  

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif   

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2003.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Media Gambar. Surakarta: Tiga  Serangkai

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment