Model Pembelajaran Pair Checks (Pasangan Mengecek)
Model Pembelajaran Pair Checks (Pasangan Mengecek)

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 13:11:58 WIB model pbm
Model Pembelajaran Pair Checks (Pasangan Mengecek)

Gambar : Foto Kumpulan Model PBM


KANGJO.NET, Tamiang Layang. Model pair checks (pasangan mengecek) merupakan model pembelajaran di mana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan (Herdian, 2009). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe pair checks, guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model pembelajaran ini juga untuk melatih rasa social siswa, kerja sama, dan kemampuan memberi penilaian. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar. Dengan strategi pair checks memungkinkan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat dan saling memberikan saran.

Langkah-langkah:

  1. Bagilah siswa di kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang.
  2. Bagi lagi kelompok-kelompok siswa tersebut menjadi berpasang-pasangan. Jadi, aka nada partner A dan Partner B pada kedua pasangan.
  3. Berikan setiap pasangan sebuah sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap).
  4. Berikutnya, berikan kesempatan kepada partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 1.
  5. Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor, dan partner A mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner B selama soal nomor 2.
  6. Setelah 2 soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang kelompok dengan mereka.
  7. Setiap kelompok yang memperoleh kesepatan (kesamaan pendapat/cara memecahkan masalah/menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan mereka, atau guru memberikan (reward). Guru dapat  memberikan pembimbingan bila kedua pasangan dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan.
  8. Langkah nomor 4, 5, dan 6 diulang lagi untuk menyelenggarakan soal nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.

Tips untuk Melakasakan Strategi Pair Check

Jangan membagi siswa secara asal, missal sebangku. Tetapi bagilah siswa berdasarkan tingkat kemampuan belajarnya. Jadi terlebih dahulu sebelum membentuk pasangan, bagilah siswa di kelas menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan kemampuan belajarnya. Setiap pasangan harus terdiri dari siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.

  • Siapkan soal berjumlah genap, missal 6 soal sampai 10 (dengan memperhatikan alokasi waktu yang tersedia). Soal 1 dan 2 harus memiliki tingkat kesulitan dan bentuk yang sama, begitu seterusnya dengan soal nomor 3 dan 4, 5 dan 6 dan seterusnya.
  • Pada LKS, sebaiknya peranan setiap pasangan dan anggota pasangan (partner) harus jelas, terutama saat strategi ini baru dikenalkan kepada siswa agar tidak terjadi kebingungan dalam berbagi tugas.
  • Modelkan atau bombing semua kelompok secara klasikal untuk menerapkan Langkah-langkah  strategi pair checks  ini dalam pembelajaran pertama ubtuk soal 1 dan 2 (dua pertanyaan pertama).
  • Contohkan bagaimana cara mengamati, membimbing dan memotivasi partner saat mereka berpasangan.
  • Modelkan perbedaan memberi bimbingan dengan memberikan jawaban atau membantu mengerjakan secara langsung saat mereka berpasangan mengerjakan soal.
  • Gunakan hanya 1 LKS dan 1 pensil untuk setiap pasangan. Jadi di atas meja mereka hanya ada 1 LKS yang harus dikerjakan, dan 1 pensil untuk menulis. Ini dilakukan untuk mengefektifkan prases pembelajaran saat berpasangan.

Kelebihan:

  • Meltaih siswa untuk bersabar, yaitu dengan  memberikan waktu bagi pasangannya untuk berpikir dan tidak langsung memberikan jawaban (menjawabnya) soal yang bukan tugasnya.
  • Melatih siswa  memberikan dan menerima motivasi dari pasangannya secar tepat dan efektif.
  • Melatih siswa untuk bersikap terbuka terhadap kritik atau saran yang membangun dari pasangannya atau dari pasangan lainnya dalam kelompoknya. Yaitu, saat mereka saling mengecek hasil pekerjaan pasangan lain di kelompoknya.
  • Memberikan kesempatan pada siswa untuk membimbing orang lain (pasangannya).
  • Melatih siswa untuk bertanya atau menerima bantuan  kepaqda orang lain (pasangannya) dengan cara yang baik (bukan langsung meminta jawaban, tapi lebih kepada cara-cara mengerjakan soal/menyelesaikan masalah).
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menawarkan bantuan atau bimbingan pada orang lain dengan cara yang baik.
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menjaga ketertiban kelas (menghindari keributan yang  mengganggu suasana belajar).
  • Belajar menjadi pelatih dengan pasangannya.
  • Menciptakan saling kerja sama di antara siswa.
  • Melatih dalam berkomunikasi.

       Kekurangan:

  • Membutuhkan waktu yang lebih lama.
  • Membutuhkan keterampilan siswa untuk menjadi pembimbing pasangannya, dan kenyataannya setiap  partner pasangan bukanlah siswa dengan kemampuan belajar yang lebih baik. Jadi, kadang-kadang fungsi pembimbing tidak berfungsi dengan baik.

 

SUMBER:

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment