Model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
Connecting, Organizing, Reflecting, Extending

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 13:03:29 WIB model pbm
Model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending

Gambar : Foto Kumpulan Model PBM


KANGJO.NET, Tamiang Layang. Model pembelajaran Metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending atau lebih sering disingkat CORE. Keempat aspek tersebut sebagai berikut;

  1.  Connecting  merupakan kegiatan mengoneksikan informasi lama dan informasi baru dan antar konsep.
  2. Organizing merupakan kegiatan mengorganisasikan ide-ide untuk memahami materi.
  3. Reflecting merupakan kegiatan memikirkan Kembali, mendalami, dan menggali informasi yang sudah didapat.
  4. Extending merupakan kegiatan untuk mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.

Langkah-langkah:

  1. Mengawali pembelajaran dengan kegiatan yang menarik siswa. Cara yang dilakukan bisa menyanyikan lagu berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
  2. Penyampaian konsep lama yang akan dihubungkan dengan konsep baru oleh guru kepada siswa atau Connecting (C).
  3. Pengorganisasian ide-ide untuk memahami materi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru atau Organizing (O).
  4. Pembagian kelompok secara heterogen (campuran antara yang pandai, sedang dan kurang) yang terdiri dari 4-5 orang.
  5. Memikirkan Kembali, mendalami dan menggali informasi yang sudah didapat dan dilaksanakan dalam kegiatan belajar kelompok siswa atau Refleting (R).
  6. Pengembangan, memperluas, menggunakan dan menemukan melalui tugas individu dengan mengerjakan tugas atau Extending (E).

Kelebihan:

  • Mengembangan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
  • Mengembangkan dan melatih daya ingat siswa tentang suatu konsep dalam materi pembelajaran.
  • Mengembangkan daya berpikir kritis sekaligus mengembangkan keterampilan pemecahan suatu masalah.
  • Memberikan pengalaman belajar kepada siswa karena mereka banyak berperan aktif sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

 

Kekurangan:

  • Membutuhkan persiapan yang matang dari guru untuk menggunakan model ini.
  • Jika siswa tidak kritis, proses pembelajaran tidak bisa berjalan dengan lancer.
  • Memerlukan banyak waktu.
  • Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan metode CORE.

 

SUMBER:

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

 

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment