Cara Menulis Laporan Pengembangan Diri
Cara Menulis Laporan Pengembangan Diri

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 13:11:32 WIB contoh best practice
Cara Menulis Laporan Pengembangan Diri

Gambar : Foto Cara Menulis LPD


KANGJO.NET. Tamiang Layang. Berdasarkan Permendiknas No.35 Tahun 2010 yang merupakan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya, agar keikutsertaan dalam Diklat, Workshop atau yang lainnya diakui sebagai angka Kredit perlu membikin Laporan Pengembangan Diri. Untuk membikin Laporan Pengembangan Diri, diperlukan suatu kecermatan dan data yang mendukung.

    Kecermatan yang dimaksud adalah saat mengikuti kegiatan perlu membuat catatan-catatan kecil yang merupakan intisari dari Pelatihan atau Workshop tersebut. Sedangkan data pendukung berupa surat Panggilan, Surat Tugas, Juknis kegiatan perlu disimpan baik-baik, karena hal ini merupakan lampiran dari Laporan Pengembangan Diri tersebut.

   Penuulis mencoba menyajikan contoh Penulisan Laporan Pengembangan Diri, bertujuan sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan. Jika para Guru ada yang masih belum memahami cara menulis laporan pengembangan Diri, semoga Tulisan ini bisa membantu.

   Penulis hanya menyajikan yang dimulai dari BAB I, dan seterusnya. Sedangkan bagian Depan seperti Cover, Kata Pengantar, Daftar isi, tidak penulis tampilkan, dengan harapan dengan adanya Isi Laporan maka Pembaca mampu membikin sendiri Bagian awal tersebut.

   Penulis memberikan contoh Laporan Pengembangan Diri yang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Tulisan ini. Semoga bermanfaat.

 

 

Contoh: Penuulisan Laporan Pengembangan Diri

BAB I

PENDAHULUAN

 

    1. Latar Belakang

Guru sebagai Tenaga Pendidik Profesional adalah guru yang tidak hanya merasa puas dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki. Seorang guru sebagai tenaga profesional hendaklah berusaha mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga layanan yang diberikan kepada peserta didik adalah layanan yang semakin berkualitas.Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik saja melainkan juga harus melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Berbagai hal bisa dilakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan profesionalismenya. Menurut Permeneg PAN dan RB no 16 tahun 2009, seorang guru dapat melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui tiga komponen yaitu: 1) melaksanakan pengembangan diri, 2) malakukan publikasi ilmiah dan 3) menemukan dan menciptakan karya-karya innovatif.

Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan yaitu diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Seorang guru yang melaksanakan pengembangan diri atau kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan lainnya disamping akan dapat meniingkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru, juga mendapat penghargaan angka kredit yang dapat diperhitungkan untuk perkembangan kariernya untuk naik pangkat.

 

B. Tujuan

Berdasarkan paparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh penulis dengan tujuan:

a. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada peserta didik

b. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.

 

 

     BAB II

PENGEMBANGAN DIRI

 

  1. PENGEMBANGAN DIRI 1: PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
  1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan

Nama Kegiatan           : Pendampingan Kurikulum 2013

Waktu Kegiatan          : 12 -  14 Nopember 2015 (3 Hari)

NO

MATERI

WAKTU (JP)

1

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013

3

2

Analisis buku Guru dan Buku Siswa

3

3

Perubahan Mindset dan rasionalisasi Kurikulum 2013

3

4

Analisis SKL, KI, dan KD

1

5

Simulasi Pembelajaran Berbasis Saintifik

6

6

Menyusun Dokumen 1 Kurikulum 2013

1

7

Simulasi Penilaian Autentik

3

8

Praktik menyusun RPP

4

9

Membuat media Pembelajaran

3

10

Peer Teaching

5

 

JUMLAH

32

 

Tempat Kegiatan        : …………………...

 

  1. Jenis Kegiatan             : Diklat Pendampingan Kurikulum 2013

 

  1. Tujuan Pengembangan Diri :

Untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013.

 

 

  1. Uraian Materi Pengembangan Diri:

A.Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.

1. Tantangan Internal

a) Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standarbiaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standarproses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.

b) Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM usiaproduktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modalpembangunan yang luar biasa esarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi danketerampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.

 

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masadepan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.

Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.

Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.

Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.

Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.

Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan kecurangan dalam Ujian.

Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013

 

SKL atau Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yangmencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perluditetapkan Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar NasionalPendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentangPerubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkanbahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untukmencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

 

Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan criteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.Selanjutnya,tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasikompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi SMP/MTs/SMPLB/PAKET B tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ MadrasahTsanawiyah adalah sebagai berikut:

 

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melaluikompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

KI, dan KD serta Strategi Implementasi Kurikulum 2013

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

 

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.Rumusan kompetensi dasardikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri darisuatu Matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai denganpengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dankelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

 

Mendeskripsikan Konsep Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

  1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagaititian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankanpelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).

 

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yangspesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudianmenarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik kedalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajianspesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknikteknikinvestigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, ataumengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, danterukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuatserangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi ataudata, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

 

  1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran IV, Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

mengamati;

menanya;

mengumpulkan informasi;

mengasosiasi; dan

mengkomunikasikan.

 

  1. Mendeskripsikan Konsep Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar.

Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukurpencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secarakomprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran,yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan pesertadidik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses– output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampumenghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) daripembelajaran.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalampembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampumenggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya,menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugaskompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yangmeliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan denganpendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMP.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luaskepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinyadalam bentuk tugas-tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain dari penilaian autentikadalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek.Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar PenilaianPendidikan.

 

Karakteristik Penilaian Pada Kurikulum 2013

a. Belajar Tuntas

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidakdiperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaandengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntasadalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Pesertadidik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan pesertadidik pada umumnya.

b. Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu.Penilaian otentik harus mencerminkanmasalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.enggunakan berbagai cara dan kriteria holistic (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidakhanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apayang dapat dilakukan oleh peserta didik.

c. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajarpeserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentukpenilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengahsemester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

d. Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkanterhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuanpendidikan masing-masing.

e. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek,pengamatan, dan penilaian diri.

 

  1. Tindak Lanjut

Setelah mengikuti kegiatan pendampingan Kurikulum 2013 selama 32 Jam Pelajaran, maka saya siap untuk melaksanakan Kurikulum 2013 dengan berbagai perubahan baik cara melaksanakan pembelajaran maupun cara penilaiannya.

 

  1. Dampak PD

Adapun setelah mengikuti kegiatan Pendampingan Kurikulum 2013, maka berdampak kepada Guru diantaranya sebagai berikut:

  1. Guru memahami kebijakan Implementasi Kurikulum 2013.
  2. Guru mampu menganalisis Buku Guru dan Buku Siswa.
  3. Guru mengalami perubahan pola piker (mindset) serta Rasionalisasi Kurikulum 2013.
  4. Guru mampu menganalisis SKL, KI dan KD.
  5. Guru mampu menerapkan pembelajaran Berbasisi Saintifik.
  6. Guru mampu menyusun Dokumen 1 Kurikulum 2013.
  7. Guru mampu melakukan penilaian Autentik.
  8. Guru mampu menyusun RPP berdasarkan Kurikulum 2013.
  9. Guru mampu membuat media pembelajaran.
  10. Guru mampu melaksanakan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.

 

  1. PENGEMBANGAN DIRI 2: PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

 

  1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan

Nama Kegiatan           : Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Waktu Kegiatan          : 17 -  19 Desember 2017 (3 Hari)

NO

MATERI

WAKTU (JP)

1

Kebijakan Kemenag dalam Pembinaan ASN

2

2

Prosedur Pengajuan Angka Kredit Jabatan Guru

2

3

Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif

3

4

Memilih Topik Penelitian

2

5

Kerangka dasar Penelitian

3

6

Metodologi Penulisan Karya Tulis Ilmiah

15

7

Ketentuan Publikasi Ilmiah (Seminar)

3

 

JUMLAH

30

 

Tempat Kegiatan        : …………………………………………….

 

  1. Jenis Kegiatan            : Bimbingan Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah

 

  1. Tujuan Pengembangan Diri :

Untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam menulis Karya Tulis Ilmiah.

 

  1. Uraian Materi Pengembangan Diri:

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Bab I Pasal 1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang memegang peran utama dalam rangka implementasi fungsi dan upaya mencapai tujuan nasional tersebut. Untuk menjalankan tugas utama guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Sedangkan berdasarkan Permenneg PAN dan RB no 16 Tahun 2009 Bab VII pasal 16 point (2) Guru Petama, pangkat Penata Muda,  golongan III/a yang akan naik pangkat/jabatan menjadi guru Pertama, Pangkat Penata Mud sampai dengan Guru Utama, Pangkat/golongan IV/e WAJIB melakukan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang meliputi sub unsur Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif.

Oleh karena itu Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam rangka Publikasi Ilmiah perlu dilaksanakan karena melalui kegiatan ini akan dilatih cara melakukan Publikasi Ilmiah melalui penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah

Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :

  1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;

    1. Merumuskan tujuan

Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;

  1. Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
  2. Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
  3. Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
  1. Menentukan Topik

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.

  1. Menelusuri Topik

Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;

  1. Fokuskan topik agar mudah dikelola;
  2. Ajukan pertanyaan

d. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah

Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

e. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah

Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.

 

Pengumpulan Informasi Untuk Penulisan Karya Ilmiah

  1. Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Data, Informasi, Dan Bahan Untuk Tulisan

Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.

  1. Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog

Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.

  1. Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh

Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;

  1. Atur waktu membaca
  2. Bacalah secara selektif
  3. Bacalah secara bertanggung jawab
  4. Bacalah secara kritis
  1. Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka

Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.

  1. Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’

Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.

  1. Membuat Kutipan

Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.

 

Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan Informasi Untuk Tulisan

Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;

  1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
  2. Mempersiapkan pedoman wawancara
  3. Melaksanakan wawancara
  4. Mengolah hasil wawancara

 

Tahap Proses Penulisan

Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.

  • Tahap Pra Penulisan

1. Pemilihan dan pembatasan topik

2. Merumuskan tujuan

3. Mempertimbangkan bentuk karangan

4. Mempertimbangkan pembaca

5. Mengumpulkan data pendukung

6. Merumuskan judul

7. Merumuskan tesis

8. Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline

 

Pemilihan Topik

# Apa yang akan kita tulis?

# Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.

# Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan,  

    kemanfaatan.

# Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.

 

  • Tahap Penulisan Draf

– Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.

– Pengembangan ide masih bersifat tentatif.

– Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek mekanik.

 

 

 

  • Tahap Revisi

– Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.

– Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.

 

  • Tahap Penyuntingan

– Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.

– Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.

– Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.

Tahap Publikasi

– Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.

– Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.

 

  1. Tindak Lanjut

Setelah mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah selama 30 Jam Pelajaran, maka saya mampu untuk menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI).

 

  1. Dampak PD

Adapun setelah mengikuti kegiatan Bimtek penulisan Karya Tulis Ilmiah, maka berdampak kepada Guru diantaranya sebagai berikut:

  1. Memahami Prinsip-prinsip Pembangunan Bidang Agama.
  2. Memahami pengertian Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif.
  3. Mampu menganalisis bahan ajar.
  4. Mampu menyusun bahan ajar cetak.
  5. Mampu membuat bahan ajar non Teks.
  6. Mampu membuat buku ajar authoring.
  7. Mampu menggunakan alat IP sebagai akses buku ajar

 

  1. PENGEMBANGAN DIRI 3: PENYUSUNAN BAHAN AJAR

 

  1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan

Nama Kegiatan           : Diklat Penyusunan Bahan ajar

Waktu Kegiatan          : 03 -  08 Desember 2018 (5 Hari)

NO

MATERI

WAKTU (JP)

A

KELOMPOK DASAR

 

 

  1. Peningkatan Kualitas Pembangunan Bidang Agama

3

 

  1. Peningkatan Kualitas Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

3

 

  1. Peningkatan Kualitas Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian Agama

3

B

KELOMPOK INTI

 

 

  1. Prinsip-prinsip Penysunan Bahan Ajar

3

 

  1. Analisis kebutuhan Bahan Ajar

6

 

  1. Penyusunan Bahan Ajar cetak

5

 

  1. Praktek pembuatan Bahan Ajar Non Teks

10

 

  1. Praktek pembuatan Buku Ajar authoring Exelearning

10

 

  1. Praktek Penggunaan Alat IP sebagai Akses Buku Ajar

6

C

KELOMPOK PENUNJANG

 

 

  1. Overview

1

 

  1. Building Learning Commitment (BLC)

4

 

  1. Evaluasi Program

1

 

  1. Rencana Tindak Lanjut

2

 

JUMLAH

60

 

Tempat Kegiatan        : ………………………………………….

 

  1. Jenis Kegiatan            : Diklat Penyusunan Bahan Ajar

 

  1. Tujuan Pengembangan Diri :

Untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam membuat bahan ajar.

 

  1. Uraian Materi Pengembangan Diri:

    Pengertian bahan Ajar

Pengertian Bahan AjarBahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/dosen/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).

Pengertian Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa/mahasiswa untuk belajar.

Bentuk Bahan Ajar Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchartAudio Visual seperti: video/film,VCD, DVDAudio seperti: radio, kaset, CD audio, PHVisual: foto, gambar, model/maketMulti Media: CD interaktif, computer Based, Internet

Jenis Bahan Ajar1. Buku ajar , merupakan buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar di bidangnya dan diedit oleh pakar bidang terkait. Buku ajar harus memenuhi kaidah buku teks dan diterbitkan secara resmi serta disebarluaskan.2. Diktat ajar, dapat didefinisikan sebagai bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pengajar mata kuliah tersebut. Diktat ajar juga harus mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah.3. Modul, merupakan bagian dari bahan ajar yang dimaksudkan untuk suatu mata kuliah tertentu. Modul disusun oleh pengajar mata kuliah tersebut, mengikuti tata cara penulisan modul dan digunakan dalam perkuliahan.

Petunjuk praktikum, merupakan pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan, yang disusun dan ditulis oleh seorang atau kelompok staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah. 5. Model, dapat diartikan sebagai alat peraga atau simulasi komputer, yang digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terkandung dalam penyajian dalam suatu mata kuliah, untuk meningkatkan pemahaman peserta kuliah. 6. Alat bantu dapat berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang digunakan untuk membantu pelaksanaan perkuliahan dalam rangka meningkatkan pemahaman peserta kuliah tentang suatu fenomena, peristiwa, atau hal lainnya.

Audio visual, merupakan alat bantu perkuliahan yang menggunakan kombinasi antara gambar dan suara, biasa digunakan dalam perkuliahan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang suatu fenomena, peristiwa, atau fakta. 8. Naskah tutorial, merupakan bahan rujukan untuk melaksanakan kegiatan tutorial suatu mata kuliah, yang disusun oleh pengajar mata kuliah atau oleh pelaksana kegiatan tutorial tersebut, dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah

 

  1. Tindak Lanjut

Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Substantif Penyusunan Bahan ajar ini, maka saya akan:

  1. Menyusun bahan ajar
  2. Mengajar menggunakan bahan ajar hasil karya sendiri

 

  1. Dampak Pengembangan Diri

Adapun setelah mengikuti kegiatan Pendampingan Kurikulum 2013, maka berdampak kepada Guru diantaranya sebagai berikut:

  1. Guru memahami prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar.
  2. Guru mampu menganalisis Kebutuhan Bahan Ajar.
  3. Guru mampu menyusun Bahan Ajar Cetak.
  4. Guru mampu membuat Bahan Ajar Non Teks.
  5. Guru mampu membuat Buku Ajar Authoring Exelearning (Instal Aplikasi, Pembuatan Authoring, Ekspor ke Web).
  6. Guru mampu menggunakan Alat IP sebagai Akses Buku Ajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pengembangan diri ini sangat baik dan perlu dilaksanakan secara terus menerus karena manfaatnya banyak sekali bagi guru. Hal ini terbukti pada diri saya sendiri, setelah mengikuti workshop/diklat banyak sekali tambahan ilmu untuk peningkatan diri dan untuk peningkatan kualitas dalam pembelajaran.

 

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka kami dapat memberikan saran–saran, sebagai berikut:

Agar workshop/diklat sering dilaksanakan oleh Pemerintah/ Kementerian Agama, sehingga guru dapat mengembangkan dirinya secara maksimal karena tanpa adanya kerja sama guru tidak akan bias mengembangkan dirinya sendiri, Mudah-mudahan workshop/diklat dapat dilaksanakan secara terus - menerus dan berkelanjutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REKAPITULASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

No

Nama Kegiatan

Materi PD/ Kompetensi

Peran Guru

Waktu/ Jam PD

Nama Fasilitator

Tempat Kegiatan

Institusi Penyelenggara

1

 

Pendampingan Kurikulum 2013

Mampu menerapan Kurikulum 2013

Peserta

32 JP

Dr. Sugianto

MIN Matabu

Kemenag Barito Timur

2

 

Bimbingan Penulisan Karya Tulis

Mampu menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Peserta

30 JP

H. Aspahani, S.Ag

Aula MAN Tamiang Layang

Kemenag Barito Timur

 

3

Penyusunan Bahan Ajar

Mampu menyusun Bahan Ajar

Peserta

60 JP

H. Asy’ari

Dan Hj.

Khaerunnisa

Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin

Kemenag Kalimantan Selatan

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

Write a comment

Ada 44 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment