BUKU 2, Batu AKIK Solusi Jitu Bagi guru Pemula
Metode Batu Akik

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 13:04:15 WIB contoh best practice
BUKU 2, Batu AKIK Solusi Jitu Bagi guru Pemula

Gambar : Cover Buku Batu Akik


 

KANGJO.NET, Tamiang Layang. Buku yang berjudul ”BATU AKIK Solusi Jitu Bagi Guru Pemula” ditulis oleh Jumakir, S.Pd.,MM ini merupakan Buku hasil karya yang kedua. Jumakir, S.Pd.,MM merupakan Pengawas Sekolah yang cukup potensial yang mengabdi selama lebih dari 9 tahun di Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur dan pernah menjadi Finalis Pengawas Berprestasi Tingkat Nasional serta beberapa kali menjadi juara Tingkat Nasional dalam Lomba penulisan Best Practise Pengawas Sekolah.

            Buku ini secara filosofi keilmuan telah memenuhi substansi ontopologi (bidang kajian) yaitu kepengawasan Sekolah, dan aksiologi (manfaat).  Buku ini merupakan hasil dari Pengalaman pribadi penulis, yang menghasilkan karya nyata yang luar biasa atau pengalaman terbaik yang pernah dilakukan. Pengalaman terbaik dalam melaksanakan tugas sebagai Pengawas sekolah diantaranya adalah membimbing dan melatih guru binaan dalam meningkatkan kompetensi menulis laporan Penelitian Tindakan.

            Buku ini secara Psikologi (kejiwaan) diharapkan dapat mempengaruhi semangat dan pola pikir para guru dan Pengawas Sekolah untuk ikut ambil bagian dalam penulisan buku terutama di wilayah Kabupaten Barito Timur, demi kemajuan dalam bidang pendidikan. Diharapkan buku ini bisa menjadi pemicu dan pemacu semangat bagi guru-guru dan pengawas sekolah untuk menulis.

           Kami apresiasi atas terbitnya buku ini. Buku ini pernah meraih 10 Terbaik Nasional pada Tahun 2016 di Jakarta, dapat dijadikan sebagai bahan referensi alternative dalam bidang pendidikan khususnya bidang kepengawasan yang. Buku ini merupakan sebutir mutiara, yang amat bermanfaat bagi  insan yang akan membangun diri, masyarakat, bangsa dan Negara.

                                                                       

                                                                        Tamiang layang,   Agustus 2019

                                                                        Kepala Dinas Pendidikan

                                                                       

 

 

                                                                        Dra. DEWI MURNI EBIE, M.AP

                                                                        NIP. 19600425 198503 2 001

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

            Puji syukur dipanjatkan kepada Tahan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku ini dapat terselesaikan. Adapun judul Buku ini adalah, ” BATU AKIK Solusi Jitu Bagi Guru Pemula

            Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan kepada:

  1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,
  2. Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,

(2) Kepala SMPN 1 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur

(3) Kepala SMPN 3 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur

(4) Ketua MGMP IPA ”DAYA RESTU” Kabupaten Barito Timur

(5) Ketua MGMP IPS ”MAJAPAHIT” Kabupaten Barito Timur

(6) Ketua MGMP Bahasa Inggris ”MIRA PAKAT” Barito Timur

(7) Ketua MGMP Penjasorkes ”SEGAH” Barito Timur

(8) Ketua MGMP PKN ”BHINEKA TUNGGAL IKA” Barito Timur

(9) Ketua MGMP Matematika ”CITRA BHAKTI” Barito Timur

(10) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan  

     dengan baik.

            Kami menyadari bahwa Buku ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun sehingga Buku ini menjadi lebih berkualitas.

            Akhir kata semoga Buku ini memberikan sumbangsih pengetahuan khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

                       

Tamiang Layang,   Agustus 2019

 

 

                                                                                    Penyusun

 

ABSTRAK

Jumakir. 2019. BATU AKIK Solusi Jitu Bagi Guru Pemula

 

Tujuannya untuk mengatasi kesulitan guru dalam menulis PTK menggunakan BATU AKIK.

 

Metode yang digunakan pada Buku  ini adalah Metode BATU AKIK yaitu suatu langkah Pendampingan Pengawas Sekolah terhadap Guru binaan yang terdiri dari Baca (B), Amati (A), Tulis (T), Ulas (U), Analisisa (A), Konsultasikan (K), Ikuti Metode Ilmiah (I), dan Kerjakan (K).

 

Berdasarkan hasil yang dicapai bahwa Metode BATU AKIK  dapat mengatasi kesulitan dan mempermudah langkah Guru dalam menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

 

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Pengawas Sekolah yang mengalami kesulitan yang sama dalam mengatasi kesulitan Guru dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka dapat menggunakan Metode BATU AKIK sebagai solusinya. (2) Agar penerapan Metode BATU AKIK mendapatkan hasil yang maksimal diharapkan Pengawas Sekolah agar melakukan Pendampingan secara Individual maupun kelompok secara intensif dan berkesinambungan.

 

 

Kata kunci: Batu AkikSolusi Jitu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Halaman Judul............................................................................................................                       i

Kata Pengantar Kepala Dinas Pendidikan Kab. Barito Timur…..............................      ii

Kata Pengantar...........................................................................................................    iii

Abstrak ......................................................................................................................    iv

Daftar Isi....................................................................................................................     v

 

BAB I      PENDAHULUAN                     1

                 1.1 Latar Belakang                      1

                 1.2 Permasalahan                      2

                 1.3 Tujuan                     2

                 1.4 Manfaat...............................................................................................       3

 

BAB II     KAJIAN TEORI                     4

                 2.1 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)............................      4

                 2.2 Batu Akik.............................................................................................      5

                 2.3 Supervisi Pendidikan (Pendampingan)...............................................      7

 

BAB III   PEMBAHASAN DAN HASIL.................................................................                     13

                 3.1 Pembahasan.........................................................................................    13

                 3.2 Hasil Yang Diperoleh..........................................................................    25

 

BAB IV. PENUTUP..                     27

                 4.1. Simpulan                     27

                 4.2. Refleksi…………………………………………………………….                     27

                 4.3. Rekomendasi                     28

 

DAFTAR PUSTAKA                     29

Contoh-contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK)                     30

  1.  

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

    1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah bahwa Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Pengawas Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan, atau Seni Budaya) terdiri dari 6 (enam) Dimensi Kompetensi yaitu Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi Akademik, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi Penelitian dan Pengembangan dan Kompetensi Sosial.

 Pada tahun 2014 telah terbit Permendikbud Nomor: 143 tahun 2014 tentang petunjuk Teknis (juknis) Peraturan Menteri  Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tertanggal 30 Desember 2010 tentang jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa unsur kegiatan pengawas yang dihargai angka kreditnya antara lain (1) unsur pengawasan Akademik dan Manajerial, (2) unsur pengembangan Profesi.

Ditambah lagi dengan diberlakukannya Peraturan Menteri  Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Juknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya, dimana agar setiap guru dapat naik pangkat/golongan harus melalui suatu tahapan yaitu Penilaian Kinerja (PK) Guru. Sedangkan Tupoksi Pengawas Madya yang salah satunya adalah melatih atau mendiklat Guru dan/atau Kepala Sekolah untuk meningkatkan kompetensinya.

Kenyataan yang ada bahwa Guru-guru SMP di sekolah binaan sebagian besar belum pernah menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI), oleh karena itu mereka beranggapan bahwa pangkat sudah stop (berhenti) jika telah mencapai IV/A. sedangkan mulai tahun ajaran 2014/2015 secara serentak bahwa Permenneg PAN dan RB no. 16 tahun 2009 efektif diberlakukan. Sehingga Guru yang mempunyai golongan III/B juga harus melakukan PKB terutama menulis KTI, sedangkan guru-guru belum berpengalaman menulis KTI terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hal tersebut  Penulis anggap sangat urgensi karena didasari oleh (1) Permenneg PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya yang mengharuskan kepada Guru dengan golongan minimal III/b ke atas harus melaksanakan Pengembangan Profesi melalui pembuatan Karya Tulis, (2) Untuk kenaikan pangkat Guru-guru sejak tahun 2013 harus melalui Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dan (3) Sebagian besar guru belum melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Untuk mengatasi permasalahan/tantangan  tersebut Penulis mencoba menggunakan satu cara yang Penulis ciptakan sendiri untuk membantu Guru Binaan yaitu “Metode BATU AKIK” yang sekaligus dapat mengatasi  permasalahan.

Adapun dengan adanya masalah yang sangat urgensi dan dapat Penulis atasi dengan satu cara tersebut, maka pengalaman terbaik yang Penulis lakukan tersebut Penulis beri judul “ BATU AKIK Solusi Jitu Bagi Guru Pemula”.

    1. .Permasalahan

Adapun permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah  sebagai berikut:

  1. Sebagian besar guru belum menggunakan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
  2. Sebagian besar guru belum dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
  3. Banyak guru yang pangkat dan golongannya telah mencapai IV/a tetapi tidak dapat naik ke golongan IV/b meskipun telah mencapai 4 (empat) tahun atau lebih.
    1. .Tujuan

Adapun tujuan diterapkannya Metode Batu Akik  sebagai berikut:

  1. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
  2. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
  3. Untuk membantu guru dalam kenaikan pangkat terutama pada Publikasi Ilmiah yang merupakan syarat wajib bagi guru yang akan naik pangkat mulai dari golongan III/b ke atas.

 

    1. Manfaat

Adapun manfaat yang didapat pada pelaksanaan Best Practice  ini adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan adanya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
  2. Meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
  3. Membantu kelancaran guru dalam naik pangkat.
  4. Meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru binaan.
  5. Metode “batu Akik” dapat didesiminasikan kepada teman sejawat atau pengawas sekolah untuk mempermudah dalam melaksanakan pembimbingan terhadap Guru binaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

METODE PEMECAHAN MASALAH

 

2.1 Pendidikan dan Latihan (Diklat)

Pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah, luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman, dan melalui Pendidikan dan Latihan (Diklat).

Dalam banyak bidang pelatihan (Diklat Sehari) hal tersebut memang sangat sulit untuk tidak mengatakannya mustahil (dilakukan validasi dan evaluasi). Bidang yang dimaksud misalnya manajemen atau pelatihan hubungan manusia umum sifatnya. Dalam hal ini semua bentuk pelatihan (Diklat Sehari) tidak dapat memperlihatkan hasil yang objektif. Pelatihan umumnya mempunyai masalah mengenai prestasi penatar dalam mengajar, yaitu masalah evaluasi dan validasi kelangsungannya. Jika pelajaran telah diajarkan dengan baik dan penatar telah belajar pelajaran tersebut sesuai dengan ukuran penatarnya maka efektivitas pelatihan sudah dianggap valid. Pelatihan merupakan proses perbantuan (facilitating) guru untuk mendapatkan keefektivan dalam tugas-tugas mereka sekarang dan masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan berfikir, bertindak, keterampilan, pengetahuan dan sikap yang sesuai, menurut Dahana and Bhatnagar (dalam Sumardi, 2014: 15). Pelatihan pada dasarnya berkenaan dengan persiapan pesertanya menuju arah tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat ia bekerja serta sekaligus memperbaiki unjuk kerja, sedangkan pendidikan berkenaan dengan membukakan dunia bagi peserta didik untuk memilih minat, gaya hidup dan kariernya.

            Procton (dalam Sumardi, 2014: 15) memberikan batasan bahwa latihan bisa disebut latihan kerja bilamana kegiatan tersebut dilakukan dengan sadar untuk menyajikan materi agar berlangsung proses belajar. Dngan latihan kerja ini dicoba mengarahkan kembali pengalaman-pengalaman belajar tadi kedalam jalur-jalur yang positif dan bermanfaat serta mendorong mereka untuk melakukan kegiatan.

Procton dan Thornton (dalam Sumardi, 2014: 16) mengemukakan bahwa kalangan manajemen terlalu membebankan harapan besar terhadap pelatihan, sementara pelaihan itu sendiri diselenggarakan kurang mengarah kepada kebutuhan sebenarnya. Demikian juga Feldman dan Arnold (dalam Sumardi, 2014: 16) mengemukakan bahwa sering kali program pelatihan diselenggarakan begitu banyak persoalan sehingga malah tidak mampu memberikan informasi memadai dan penting sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta pelatihannya. Yang diperlukan oleh banyak organisasi adalah bukan sejumlah teori tetapi hal-hal yang bersifat praktis dan mudah diimplementasikan di lapangan. Untuk itu, organisasi perlu memikirkan bagaimana mengidentifikasikan kecakapan-kecakapan yang relevan dengan tugas dan menyelenggarakan pelatihan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan tersebut.

       Husen (dalam Sumardi, 2014: 16) yang mengadakan penelitian DI Biswana, juga menemukan pengaruh meyakinkan dari banyaknya pelatihan guru dengan mutu pengajaran dan prestasi peserta didik. Demikian juga Armitage dkk (dalam Sumardi, 2014: 16) melaporkan lahil penelitian mereka di Brasil menemukan pengaruh positif meyakinkan dari penelitian yang diikuti guru dengan mutu pengajaran dan prestasi peserta didik. Pelatihan atau pendidikan dan latihan sekalipun sering dilakukan, masih diremehkan sebagai faktor motifasi yang ampuh. Peter Drucker (dalam Sumardi, 2014: 16) menunjukan bahwa justru dengan pelatihan yang terus meneruslah orang Jepang merasa makin besar tanggung jawabnya terhadap pekerjaan dan alat-alat yang digunalkannya. Pelatihan membuat orang makin mengerti akan prestasinya, prestasi peserta didiknya, serta prestasi sekolah dan berusaha untuk meningkatkan prestasi-prestasi itu.

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami mengenai makna kata pendidikan dan pelatihan (Diklat Sehari) pada dasarnya adalah suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan seorang Guru atau sekelompok Guru dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah yang ditunjukan oleh karya nyata yang berupa Proosal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2.2 Metode BATU AKIK

Penulis melaksanakan Diklat  tentang pembuatan PTK dengan menggunakan Metode Batu Akik, suatu proses pemibimbingan kepada Guru dalam menulis PTK dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 

       2.2.1 Langkah BATU terdiri dari:

  1. B artinya Baca

Pada tahap ini setiap peserta dibagikan fotocopy dari suatu penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sudah benar lalu guru-guru diminta untuk membaca halaman judul dari sebuah PTK tersebut. Pada kegiatan ini guru-guru tidak dituntut apa-apa kecuali sekedar membaca.

  1. A artinya Amati

Pada tahapan ini guru diminta untuk mengamati satu persatu tulisan yang ada pada fotocopy mulai halaman judul PTK, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan seterusnya sampai Isi penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Daftar Pustaka yang mereka terima. Para guru diminta untuk mengamati bagian-bagian pada halaman judul tersebut.

  1. T artinya Tulis,

Pada tahap ini guru diminta untuk menuliskan dari hasil pengamatan tentang fotocopy mulai halaman judul PTK, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan seterusnya sampai Isi penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Daftar Pustaka yang mereka terima dengan mengisi form yang telah disediakan.

  1. U artinya Ulas.

Pada tahapan ini guru diminta untuk memberikan ulasan tentang hasil pengamatan yang baru saja ditulis.

      1. Langkah AKIK terdiri dari:
  1. A artinya Analisis.

     Pada tahapan ini para guru diminta untuk menganalisis hasil pengamatannya yang sudah ditulis.

  1. K artinya Konsultasikan,

Pada tahapan ini guru diminta untuk membuat halaman judul dengan menyesuaikan kondisi atau situasi yang ada atau permasalahan yang dialami oleh guru tersebut. Diharapkan pada kegiatan ini guru agar selalu berkonsultasi terutama tentang penulisan judul.

  1. I artinya Ikuti Metode Ilmiah

Pada tahap ini guru dijelaskan tentang syarat Karya Tulis Ilmiah (KTI) secara umum yaitu harus memenuhi kriteria APIK termasuk PTK.

  1. K artinya Kerjakan

Pada tahap ini guru dijelaskan tentang cara membuat Halaman Judul, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi dan proposal penelitian Tindakan Kelas (PTK) Serta Laporan penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    1. Supervisi Pendidikan (Pendampingan)

 

  1. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan antara lain dari pendapat Arikunto (2011: 154) bahwa supervisi pendidikan ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staff sekolah khususnya guru agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik. Rohani dan Ahmadi (dalam Sumardi, 2013: 14) berpendapat bahwa tujuan supervisi pendidikan ialah untuk mengetahui situasi mengukur tingkat perkembangan kegiatan sekolah dalam usahanya mencapai tujuan. Atau dengan kata lain tujuan supervisi ialah baik, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah.

Purwanto (1997: 77) berpendapat bahwa tujuan supervisi pendidikan yaitu: (a) membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya, (b) berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang lebih baik, (d) membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice-training, atau up-grading.

Kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas yang pada gilirannya meningkatkan kualitas belajar siswa. Pendapat ini diuraikan oleh Sahertian (2000: 19) bahwa tujuan sipervisi pendidikan ialah: (a) mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah, (b) meningkatkan proses belajar- mengajar di sekolah, (c) mengembangkan kinerja sekuruh staff sekolah, termasuk para guru.

  1. Fungsi Pendampingan

Rohani dan Ahmadi (dalam Sumardi, 2013: 15) menjelaskan secara singkat bahwa fungsi atau tugas supervisor ialah (a) menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi adaministrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang, (b) menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah, (c) menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan-hambatan. Dalam penjelasan rinci, dikemukakan bahwa supervisi mempunyai beberapa fungsi yaitu (a) fungsi pelayanan, yaitu kegiatan pelayanan untuk peningkatan profesionalnya, (b) fungsi penelitian, yaitu untuk memperoleh data yang obyektif dan relevan, misalnya untuk menemukan hambatan belajar, (c) fungsi kepemimpinan, yaitu usaha memepengaruhi orang lain agar yang disupervisi dapat memecahkan masalah sendiri sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, (d) fungsi manajemen, yaitu supervisi dilakukan sebagai control atau pengarah, sebagai aspek manajemen, (e) fungsi evakuasi, yaitu supervisi dilakukan untuk mengevaluasi hasil atau kemajuan yang dipeoleh, (f) fungsi bimbingan, (g) fungsi pendidikan dalam jabatan (inservice education) khususnya bagi para guru muda.

Ngalim Purwanto (1997: 86) menjelaskan secara rinci fungsi- fungsi sipervisi pendidikan yang penting di ketahui yaitu sebagai berikut:

  1. Dalam bidang kepemimpinan: (1) menyusun rencana dan kebijaksanaan bersama, (2) mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan, (3) memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan masalah, (4) membangkitkan dan memupuk semangat kelompok atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok, (5) mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan, (6) membagi dan medelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota sesuai, dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing- masing, (7) mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok, (8) menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
  2. Dalam hubungan kemanusiaan: (1) memanfaatkan kekeliruan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya, (2) membantu mengatasi kekurangan atau kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimis, (3) mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis, (4) memupuk rasa saling menghormati di antara sesama anggota kelompok dan sesama manusia, (5) menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.
  3. Dalam pembinaan proses kelompok: (1) mengenai masing–masing pribadi anggota kelompok, (2) memelihara sikap saling mempercayai, (3) memupuk sikap saling menolong, (4) memperbesar tanggung jawab, (5) bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat di antara anggota kelompok, (6) menguasai teknik memimpin rapat dan pertemuan.
  4. Dalam bidang administrasi personel: (1) memilih personel yang memenuhi syarat untuk suatu pekerjaan, (2) menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kemampuan, (3) mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
  5. Dalam bidang evaluasi: (1) menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci, (2) menguasai dan memiliki normat/ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian, (3) menguasai teknik pengumpulan data, (4) menafsirkan dan menyimpulkan hasil penilaian sehingga dapat digunakan untuk perbaikan.

Sahertian (2000: 21) menyebutkan beberapa fungsi supervisi pendidikan dari para ahli yaitu: (a) perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran, (b) membina program pengajaran yang ada sebaik- baiknya sehingga selalu ada usaha, perbaikan, (c) menilai dan memperbaiki faktor- faktor yang memepengaruhi proses pembelajaran peserta didik, (d) mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru, (e) memperbaiki situasi belajar mengajar dalam arti yang luas.

  1. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Arikunto (dalam Sumardi, 2013: 15) menjelaskan tahap- tahap dalam teknik supervisi untuk pemecahan masalah sebagai berikut: (a) identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi celah antara keadaan yang sekarang ada dengan keadaan yang diharapkan, (b) diagnosis penyebab, yaitu penelitian mengenai kemungkinan sebab- sebab timbulnya masalah dengan cara menguji faktor- faktor penghambat maupun faktor penunjang, (c) mengembangkan rencana kegiatan, yaitu mengembangkan strategi untuk bertindak dengan secara rinci menealaah setiap alternative yang ada, mengantisipasikan akibat- akibat yang mungkin timbul, mempertimbangkan untuk kemudian memilih salah satu untuk dilaksanakan, (d) melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dengan menterjemahkan setiap langkah perencanaan dengan prosedur khusus, (e) mengevakuasikan rencana kegitan, yaitu melihat kembali keterlaksanaan, dan lain- lain yang perlu di pertimbangkan di dalam pelaksanaan nanti.

Rohani dan Ahmadi (dalam Sumardi, 2013: 18) menjelaskan secara operasional teknik- teknik supervisi yang lazim dan secara teratur dapat dilakukan oleh setiap sekolah yaitu: rapat sekolah, kunjungan kelas, musyawarah, atau pertemuan perseorangan.

Sahertian (dalam Sumardi, 2013: 18) menyebutkan teknik-teknik supervisi pendidikan secara garis besar menjadi dua bagian yaitu teknik yang bersifat individual dan teknik yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual yaitu: (a) kunjungan kelas, (b) observasi kelas, (c) percakapan pribadi, (d) saling mengunjungi kelas (intervisitasi), (e) penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, (f) menilai diri sendiri. Adapun teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok yaitu: teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu keompok yaitu: (a) pertemuan orientasi bagi guru baru, (b) panitia penyelenggara, (c) rapat guru, (d) studi kelompok antar guru, (e) diskusi sebagai proses kelompok, (f) tukar menukar pengalaman, (g) lokakarya (workshop), (h) diskusi panel, (i) symposium, (j) demonstrasi mengajar, (k) perpustakaan jabatan, (l) bulletin supervisi, (m) membaca langsung, (n) mengikuti kursus, (o) organisasi jabatan, (p) laboratorium kurikulum, (q) perjalanan sekolah untuk angota staf.

  1. Supervisi yang Efektif

Dharma (dalam Sumardi, 2013: 18) menyebutkan bahwa para supervisor bertanggung jawab atas kualitas kinerja para personel/karyawan yang dipimpinnya. Dapat dinyatakan bahwa kemampuan supervisor untuk bawahannya akan sangat mempengaruhi produktivitas unit kerjanya. Efektivitas kepemimpinan seorang supervisor diukur oleh dua faktor utama, yaitu faktor keluaran (output) dan faktor manusia. Faktor keluaran adalah tingkat hasil yang di capai unit kerja yang merupakan petunjuk seberapa baik pencapaian sasaran yang telah direncanakan. Faktor output ini mencakup produktivitas, kualitas, kemampulabaan (profitability), dan efektivitas biaya. Faktor manusia menunjukkan tingkat kerja sama di kalangan karyawan dan kepuasan bekerja di perusahaan/instansi yang bersangkutan. Ini termasuk kadar kegairahan, jumlah dan jenis komunikasi, tinggi rendahnya motivasi, komitmen terhadap tujuan perusahaan/instansi, serta tingkat konflik antar pribadi dan antar kelompok.

Agar dapat memimpin secara efektif, seorang supervisor harus mampu berkomunikasi dengan jelas, mengharapkan yang terbaik dari orang-orangnya, berpegang pada tujuan, dan berusaha memperoleh komitmen.

Tujuan supervisi pendidikan antara lain dari pendapat Arikunto (2011: 154) bahwa supervisi pendidikan ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staff sekolah khususnya guru agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik. Ahmad Rohani dan Ahmadi (dalam Sumardi, 2013: 18) berpendapat bahwa tujuan supervisi pendidikan ialah untuk mengetahui situasi mengukur tingkat perkembangan kegiatan sekolah dalam usahanya mencapai tujuan. Atau dengan kata lain tujuan supervisi ialah baik, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah.

Purwanto (1997: 77) berpendapat bahwa tujuan supervisi pendidikan yaitu: (a) membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya, (b) berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang lebih baik, (d) membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice-training, atau up-grading.

Kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas yang pada gilirannya meningkatkan kualitas belajar siswa. Pendapat ini diuraikan oleh Sahertian (2000: 19) bahwa tujuan sipervisi pendidikan ialah: (a) mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah, (b) meningkatkan proses belajar- mengajar di sekolah, (c) mengembangkan kinerja sekuruh staff sekolah, termasuk para guru.

           2.4 Teknik Pendampingan

Pada kegiatan ini Penulis melaksanakan Pendampingan melalui 2 (dua) Tahapan adalah sebagai berikut:

        1. Pendampingan pertama secara perorangan maupun kelompok terhadap guru menyusun Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
        2. Pendampingan kedua secara perorangan maupun kelompok terhadap guru yang menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

 

 

 

                                           BAB III

      PEMBAHASAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH

 

3.1 Pembahasan

Metode Batu Akik merupakan hasil ciptaan penulis yang dapat mempermudah para guru dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode Batu Akik terdiri dari Baca, Amati, Tulis, Ulas, Analisis, Konsultasikan, Ikuti Metode Ilmiah, dan Kerjakan Penelitian, Metode ini sangat efektif untuk membantu mengatasi kesulitan guru dalam menyusun PTK terutama guru yang baru atau belum pernah melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Berdasarkan pengalaman penulis yang telah dilaksanakan untuk membimbing guru dalam menulis PTK pada sekolah binaan yaitu guru-guru SMP melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berada di Kabupaten Barito Timur. Adapun Metode Batu Akik merupakan langkah-langkah pembinaan/ pembimbingan terhadap guru yang akan melaksanakan PTK.

Penulis melaksanakan Diklat tentang pembuatan PTK dengan menggunakan Metode Batu Akik, suatu proses pemibimbingan kepada Guru dalam menulis PTK dengan langkah-langkah Kegiatan sebagai berikut:

 

3.1.1 Kegiatan Pertama

Melaksanakan Diklat atau Workshop di MGMP binaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Membikin halaman judul

            Halaman judul merupakan lembar pertama setelah cover, hal ini sangat penting karena jika suatu Karya Tulis Ilmiah (KTI) tidak benar cara menulis judul maka secara keseluruhan KTI tersebut dianggap salah. Oleh karena itu langkah pertama yaitu cara membikin halaman judul yang benar dengan langkah sebagai berikut:

 

 

  1. B artinya Baca

Pada tahap ini setiap Guru peserta dibagikan fotocopy halaman judul dari suatu PTK yang sudah benar lalu guru-guru diminta untuk membaca halaman judul dari sebuah PTK tersebut. Pada kegiatan ini guru-guru tidak dituntut apa-apa kecuali sekedar membaca.

  1. A artinya Amati

Pada tahapan ini guru diminta untuk mengamati tulisan yang ada pada fotocopy halaman judul PTK yang mereka terima. Para guru diminta untuk mengamati bagian-bagian pada halaman judul tersebut diantaranya sebagai berikut:

  1. Bagian atas atau judul (letaknya, ukurannya)
  2. Bagian tengah atau biodata penulis (bentuk huruf, besar huruf, posisi huruf)
  3. Bagian bawah atau alamat tempat tugas penulis (posisi, bentuk huruf, ukuran huruf)
  1. T artinya Tulis

Pada tahap ini guru diminta untuk menuliskan dari hasil pengamatan tentang fotokopy halaman judul yang terdiri dari bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah dengan mengisi form yang telah disediakan seperti contoh dibawah ini.

HASIL PENGAMATAN

Logo

-posisi logo    : di tengah

-ukuran logo  : 4 cm x 4 cm

Bagian atas

 

-posisi huruf   : di tengah

-besar huruf   : 14 ft

-jumlah kata : antara 15 – 20 kata

Bagian tengah

 

-posisi huruf  : di tengah

-besar huruf  : 14 ft

-tentang        : biodata penulis

Bagian bawah

 

-posisi huruf  : di tengah

-besar huruf  : 12 ft

-tentang        : alamat tempat tugas penulis

 

  1. U artinya Ulas.

Pada tahapan ini guru diminta untuk memberikan ulasan tentang hasil pengamatan yang baru saja ditulis.

  1. A artinya Analisis.

     Pada tahapan ini para guru diminta untuk menganalisis hasil pengamatannya yang sudah ditulis. Pada kegiatan ini guru dibantu dengan beberapa pertanyaan batuan diantaranya sebagai berikut :

  1. Bagian-bagian apa saja yang terdapat di halaman judul,
  2. Apakah ukuran hurufnya sama?
  3. Dimana posisi judul?
  4. Ada berapa kata yang terdapat pada judul?
  5. Unsur apa saja yang harus dipenuhi untuk menulis judul?
  1. K artinya Konsultasikan,

Pada tahapan ini guru diminta untuk membuat halaman judul dengan menyesuaikan kondisi atau situasi yang ada atau permasalahan yang dialami oleh guru tersebut. Diharapkan pada kegiatan ini guru agar selalu berkonsultasi terutama tentang penulisan judul.

  1. I artinya Ikuti Metode Ilmiah

Pada tahap ini guru dijelaskan tentang kriteria Judul yang benar, dimana harus mampu menjawab 3 (tiga) pertanyaan yaitu:

  1. Apa yang akan ditingkatkan?
  2. Bagaimana cara meningkatkan?
  3. Siapa yang akan ditingkatkan?

Juga penjelasan tentang KTI harus memenuhi unsur ilmiah, baik unsur ilmiah dari tata cara tulisan ilmiah dan ilmiah dari prosesnya.

  1. K artinya Kerjakan Penelitian

    Pada tahap ini guru dijelaskan tentang hal-hal yang perlu disiapkan berkenaan dengan judul yang sudah dibuat diantaranya sebagai berikut:

  1. Kajian teori yang mendasari judul.
  2. Instrumen yang sesuai dengan judul.
  3. Lembar observasi yang berkaitan dengan judul

 

  1. Membikin Kata Pengantar

 

               Kata Pengantar merupakan bagian penting, hal ini karena setiap Karya Tulis Ilmiah (KTI) selalu ada kata pengantar. Oleh karena itu langkah pertama yaitu cara membikin Kata Pengantar yang benar dengan langkah sebagai berikut:

  1. B artinya Baca

Pada tahap ini setiap peserta dibagikan fotocopy Kata Pengatar dari suatu PTK yang sudah benar lalu guru-guru diminta untuk membaca Kata Pengantar dari sebuah PTK tersebut. Pada kegiatan ini guru-guru tidak dituntut apa-apa kecuali sekedar membaca.

  1. A artinya Amati

Pada tahapan ini guru diminta untuk mengamati tulisan yang ada pada fotocopy halaman judul PTK yang mereka terima. Para guru diminta untuk mengamati bagian-bagian pada Kata Pengantar tersebut diantaranya sebagai berikut:

  1. Bagian atas (judul)
  2. Bagian tengah (isi)
  3. Ada berapa alinea?
  4. Alinea pertama tentang apa?
  5. Alinea kedua tentang apa?
  6. Alinea ketiga tentang apa?
  7. Alinea keempat tentang apa?
  8. Bagian bawah (tempat, waktu dan penulis)

 

  1. T artinya Tulis,

Pada tahap ini guru diminta untuk menuliskan dari hasil pengamatan tentang fotokopy Kata Pengantar yang terdiri dari bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah dengan mengisi form yang telah disediakan seperti contoh dibawah ini.

HASIL PENGAMATAN

Bagian atas

 

-posisi huruf   : di tengah

-besar huruf   : 12 ft

Bagian tengah

 

Ada berapa alinea?

Alinea pertama tentang apa?

Alinea kedua tentang apa?

Alinea ketiga tentang apa?

Alinea keempat tentang apa?

Bagian bawah

tempat, waktu dan penulis

 

  1. U artinya Ulas.

Pada tahapan ini guru diminta untuk memberikan ulasan tentang hasil pengamatan yang baru saja ditulis.

  1. A artinya Analisis.

     Pada tahapan ini para guru diminta untuk menganalisis hasil pengamatannya yang sudah ditulis. Pada kegiatan ini guru dibantu dengan beberapa pertanyaan batuan diantaranya sebagai berikut :

  1. Ada berapa alinea?
  2. Alinea pertama tentang apa?
  3. Alinea kedua tentang apa?
  4. Alinea ketiga tentang apa?
  5. Alinea keempat tentang apa?
  1. K artinya Konsultasikan,

Pada tahapan ini guru diminta untuk membuat Kata Pengantar dengan menyesuaikan kondisi atau situasi yang ada atau permasalahan yang dialami oleh guru tersebut. Diharapkan pada kegiatan ini guru agar selalu berkonsultasi terutama tentang penulisan Kata Pengantar tersebut.

  1. I artinya Ikuti Metode Ilmiah

Pada tahap ini guru dijelaskan tentang kriteria Kata Pengantar yang baik dan benar.

Juga penjelasan tentang KTI harus memenuhi unsur ilmiah, baik unsur ilmiah dari tata cara tulisan ilmiah dan ilmiah dari prosesnya.

  1. K artinya Kerjakan Penelitian

      Pada tahap ini guru dijelaskan tentang hal-hal yang perlu disiapkan berkenaan dengan Kata Pengantar yang sudah dibuat diantaranya sebagai berikut:

  1. Ijin dengan pimpinan.
  2. Menunjuk observer.
  3. Obyek penelitian.

 

  1. Membikin Pendahuluan

 

               Pendahuluan merupakan bagian isi dari suatu KTI. Cara membikin Pendahuluan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. B artinya Baca

Pada tahap ini setiap peserta dibagikan fotocopy Pendahuluan dari suatu PTK yang sudah benar lalu guru-guru diminta untuk membaca Pendahuluan dari sebuah PTK tersebut. Pada kegiatan ini guru-guru tidak dituntut apa-apa kecuali sekedar membaca.

  1. A artinya Amati

Pada tahapan ini guru diminta untuk mengamati tulisan yang ada pada fotocopy halaman judul PTK yang mereka terima. Para guru diminta untuk mengamati bagian-bagian pada Pendahuluan tersebut diantaranya sebagai berikut:

  1. Bagian Latar belakang.
  2. Identifikasi masalah.
  3. Rumusan masalah.
  4. Tujuan peneliyian.
  5. Manfaat penelitian.
  6. Hipotesa tindakan.

 

  1. T artinya Tulis

Pada tahap ini guru diminta untuk menuliskan dari hasil pengamatan tentang fotokopy Kata Pengantar dengan mengisi form yang telah disediakan seperti contoh dibawah ini.

HASIL PENGAMATAN

Bagian Latar belakang

Ada 3 point penting, sebutkan!

Identifikasi masalah

 

Rumusan masalah

 

Tujuan penelitian

 

Manfaat penelitian.

 

Hipotesa tindakan

 

 

  1. U artinya Ulas.

Pada tahapan ini guru diminta untuk memberikan ulasan tentang hasil pengamatan yang baru saja ditulis.

  1. A artinya Analisis.

     Pada tahapan ini para guru diminta untuk menganalisis hasil pengamatannya yang sudah ditulis. Pada kegiatan ini guru dibantu dengan beberapa pertanyaan batuan diantaranya sebagai berikut :

  1. Apa yang terdapat pada latar belakang?
  2. Bangaimana cara membuat identifikasi masalah?
  3. Bangaimana cara membuat rumusan masalah?
  4. Bangaimana cara membuat tujuan penelitian?
  5. Bangaimana cara membuat manfaat penelitian?
  6. Bangaimana cara membuat hipotesa Tindakan?
  1. K artinya Konsultasikan,

Pada tahapan ini guru diminta untuk membuat konsep Pendahuluan dengan menyesuaikan kondisi atau situasi yang ada atau permasalahan yang dialami oleh guru tersebut. Diharapkan pada kegiatan ini guru agar selalu berkonsultasi terutama tentang penulisan Pendahuluan tersebut.

  1. I artinya Ikuti Metode Ilmiah

Pada tahap ini guru dijelaskan tentang kriteria Pendahuluan yang baik dan benar. Juga penjelasan tentang KTI harus memenuhi unsur ilmiah, baik unsur ilmiah dari tata cara tulisan ilmiah dan ilmiah dari prosesnya.

  1. K artinya Kerjakan Penelitian

      Pada tahap ini guru dijelaskan tentang hal-hal yang perlu disiapkan berkenaan dengan Pendahuluan yang akan dibuat diantaranya sebagai berikut:

  1. Kondisi ideal.
  2. Kondisi nyata.
  3. Solusi atau pemecahan masalah.

 

  1. Membikin Kajian Pustaka

 

               Kajian Pustaka merupakan bagian akhir dari suatu KTI. Cara membikin Kajian Pustaka menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. B artinya Baca

Pada tahap ini setiap peserta dibagikan fotocopy Kajian Pustaka dari suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang sudah benar lalu guru-guru diminta untuk membaca Kajian Pustaka dari sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut. Pada kegiatan ini guru-guru tidak dituntut apa-apa kecuali sekedar membaca.

  1. A artinya Amati

Pada tahapan ini guru diminta untuk mengamati tulisan yang ada pada fotocopy Kajian Pustaka dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mereka terima. Para guru diminta untuk mengamati bagian-bagian pada Kajian Pustaka tersebut diantaranya sebagai berikut:

  1. Bagian Kajian teori.
  2. Kerangka berpikir.

 

  1. T artinya Tulis

Pada tahap ini guru diminta untuk menuliskan dari hasil pengamatan tentang fotokopy Kata Pengantar dengan mengisi form yang telah disediakan seperti contoh dibawah ini.

HASIL PENGAMATAN

Bagian Kajian Teori

Ada berapa point , sebutkan!

 

Kerangka Berpikir

 

 

 

 

  1. U artinya Ulas.

Pada tahapan ini guru diminta untuk memberikan ulasan tentang hasil pengamatan yang baru saja ditulis.

  1. A artinya Analisis.

     Pada tahapan ini para guru diminta untuk menganalisis hasil pengamatannya yang sudah ditulis. Pada kegiatan ini guru dibantu dengan beberapa pertanyaan batuan diantaranya sebagai berikut :

  1. Apa yang terdapat pada Kajian Pustaka?
  2. Bangaimana cara membuat Kajian Pustaka?
  3. Bangaimana cara membuat Kerangka Berpikir?
  1. K artinya Konsultasikan,

Pada tahapan ini guru diminta untuk membuat konsep Kajian Pustaka dengan menyesuaikan kondisi atau situasi yang ada atau permasalahan yang dialami oleh guru tersebut. Diharapkan pada kegiatan ini guru agar selalu berkonsultasi terutama tentang penulisan Kajian Pustaka tersebut.

  1. I artinya Ikuti Metode Ilmiah

Pada tahap ini guru dijelaskan tentang kriteria Kajian Pustaka yang baik dan benar. Juga penjelasan tentang KTI harus memenuhi unsur ilmiah, baik unsur ilmiah dari tata cara tulisan ilmiah dan ilmiah dari prosesnya.

  1. K artinya Kerjakan

      Pada tahap ini guru dijelaskan tentang hal-hal yang perlu disiapkan berkenaan dengan Kajian Pustaka yang akan dibuat diantaranya sebagai berikut:

  1. Teori dari apa yang akan ditingkatkan.
  2. Teori dari bagaimana cara atau metode meningkatkan.
  3. Cara membikin Kerangka Berpikir.

    Kegiatan berikutnya dilanjutkan cara membikin Metode Penelitian, cara membikin Daftar Pustaka, cara membuat instrumen, cara membuat lembar observasi dan cara membuat Proposal Penelitian.

    Setelah dilaksanakan Diklat, langkah selanjutnya dilakukan pembimbingan penyusunan proposal agar sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah. Pembimbingan dilakukan secara individual pada hari-hari tertentu yang telah disepakati antara guru dengan Pengawas selaku pembimbing. Adapun pembimbingan dilakukan pada guru yang kebetulan tidak ada jam mengajar.

 

      1. Kegiatan kedua

Kegiatan Pembimbingan terhadap Guru Binaan. Setelah dilaksanakan Diklat langkah selanjutnya dilakukan pembimbingan penyusunan proposal agar sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah. Pembimbingan dilakukan secara individual pada hari-hari tertentu yang telah disepakati antara guru dengan Pengawas selaku pembimbing. Adapun pembimbingan dilakukan pada guru yang kebetulan tidak ada jam mengajar.

3.1.3 Kegiatan Ketiga

Seminar proposal PTK. Penyusunan proposal selama 1 (satu) bulan karena guru yang melaksanakan penelitian sebanyak 6 (enam) MGMP yang masing-masing beranggota antara 20-22 orang. Setelah waktu pelaksanaan seminar propsal disepakati ternyata semua guru telah siap untuk melaksanakan seminar proposal. Adapun pelaksanaan Seminar Proposal tergantung dari anggota masing-masing MGMP dan Penulis yang sekaligus sebagai Pembimbing. Semua anggota dari 6 (enam) MGMP siap melaksanakan Seminar namun karena keterbatasan waktu, sehingga tidak semua Guru mendapatkan giliran seminar, bagi yang tidak sempat diseminarkan proposal PTKnya maka dilakukan revisi secara individual oleh penulis sebagai pembimbing sehingga menghasilkan proposal PTK seperti seminar.

3.1.3 Kegiatan keempat

Dilakukan Diklat Melalui Pertemuan MGMP tentang cara menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun Penyapaian materi Pendampingan melalui Diklat juga menggunakan Metode BATU AKIK seperti tahapan-tahapan di atas yang terdiri dari Baca, Amati, Tulis, Ulas, Analisis, Konsultasikan, Ikuti Metode Ilmiah dan Kerjakan.

3.1.4 Kegiatan kelima

Dilaksanakan seminar hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan oleh 6 (enam) MGMP yang terdiri dari sekitar lebih dari 100 (seratus) orang guru. Dan ternyata semua guru telah siap melaksanakan seminar hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Akan tetapi walaupun seminar telah dilaksanakan ternyata belum semua laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diseminarkan.

Pelaksanaan seminar hasil sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama antara Penulis dengan Pengurus MGMP Mata Pelajaran, adalah sebagai berikut:

No

Nama MGMP

Tanggal

Tempat

1

MGMP IPA “Daya Restu”

25 s.d 28 Juli 2016

SMPN 1 Tamiang Layang

2

MGMP B.ING “Mira Pakat”

5 s.d 7 Agust 2016

SMPN 1 Tamiang Layang

3

MGMP PKN “Bhineka Tunggal Ika”

24-26 Agust 2016

SMPN 3 Tamiang Layang

4

MGMP Penjasorkes “Segah”

17 & 25 Sept 2016

SMPN 1 Tamiang Layang

5

MGMP IPS “Majapahit”

5-8 Okt 2016

SMPN 3 Tamiang Layang

6

MGMP MTK “Citra Bhakti”

20-22 Okt 2016

SMPN 1 Dusun Tengah

 

Adapun pelaksanaan seminar juga mengikuti ketentuan yang ada yaitu:

  1. Adanya panitia seminar yang terdiri dari ketua, sekretaris, moderator, dan notulis yang dikuatkan dengan surat keputusan Kepala sekolah atau Ketua MGMP penyelenggara.
  2. Dihadiri oleh minimal 15 (lima belas) orang guru yang terdiri dari guru dari penyelenggara dan 2 (dua) sekolah lain yang sejenjang atau diseminarkan di MGMP sesuai Mata Pelajaran yang diampu.
  3. Maksimal hanya 3 (tiga) laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dapat diseminarkan dalam sehari.
  4. Adanya 2 (dua) orang pembahas dan 1 (satu) orang Narasumber, pembahas diminta dari Kepala Sekolah atau Guru anggota MGMP, sedangkan Narasumber adalah Penulis yang sekaligus sebagai pembimbing.

Karena keterbatasan waktu maka seminar yang dilaksanakan tidak dapat menampung semua hasil Penelitian, bagi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang belum sempat diseminarkan, maka dilaksanakan seminar pada semester selanjutnya.

3.2 Hasil Yang Diperoleh

Adapun hasil yang dicapai dari penggunaan dengan Metode Batu Akik adalah sebagai berikut:

1.Kegiatan yang pertama yaitu pelaksanaan Diklat dan  mendapatkan hasil  yang luar  

   biasa diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Semua Peserta dapat menulis judul dengan baik dan benar sesuai kaidah aturan penulisan judul.
  2. Semua Peserta dapat memahami dengan mudah cara menyusun proposal penelitian.

2. Kegiatan yang kedua yaitu Pelaksanaan seminar proposal. Dimana pada kegiatan ini didapatkan hasil sebagai berikut:

        a. Semua peserta telah menyelesaikan penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas 

           (PTK).

        b. Semua peserta siap untuk melaksanakan seminar proposal Penelitian Tindakan   

           Kelas (PTK).

  1. Sebagian besar peserta dapat melaksanakan seminar sesuai proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah disusun oleh masing-masing Guru peserta, sedangkan  peserta yang tidak dapat kesempatan untuk seminar dapat merevisi sendiri jika mendapatkan kesulitan atau masalah yang sama dengan penyaji sebelumnya.

3. Kegiatan yang ketiga Penulis melaksanakan Diklat yang kedua yaitu tentang penyusunan laporan hasil penelitian tindakan yang difokuskan pada Bab IV dan Bab V serta Daftar Pustaka.

4. Kegiatan yang keempat melakukan Pembimbingan baik secara perorangan maupun kelompok tentang penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

5. Kegiatan yang kelima adalah pelaksanaan seminar hasil penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Tamiang Layang dan SMPN 3 Tamiang Layang yang dihadiri oleh guru-guru SMP Anggota MGMP di Kabupaten Barito Timur sesuai dengan Mata Pelajarannya.

        Pada kegiatan ini didapatkan hasil sebagai berikut:

  1. Semua peserta telah menyelesaikan laporan hasil penelitian tindakan.
  2. Semua peserta siap melaksanakan seminar hasil penelitian tindakan.
  3. Guru SMP binaan telah siap untuk diterapkannya permenneg PAN dan RB no. 16 Tahun 2009 yang mengharuskan melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diantaranya harus melaksanakan Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif berupa Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk kenaikan pangkat.
  4. Ada 30 (Tiga puluh) Judul PTK yang telah mendapatkan pengesahan dari Kepala Sekolah masing-masing, yaitu sebagai berikut:
  1. MGMP IPA “Daya Restu” sebanyak 12 judul.
  2. MGMP Bahasa Inggris “Mira Pakat” sebanyak 5 Judul.
  3. MGMP PKN “Bhineka Tunggal Ika” sebanyak 4 judul.
  4. MGMP IPS “Majapahit” sebanyak 9 judul.
  5. MGMP Penjasorkes “Segah” sedang revisi.
  6. MGMP Matematika “Citra Bhaktisedang revisi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

    1. Simpulan

      Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Metode Batu Akik dapat mengatasi kesulitan dan mempermudah Guru dalam    penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini dibuktikan keadaan awal bahwa: (1) Guru SMP binaan sebagian besar belum pernah menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (2) Guru SMP binaan kesulitan atau tidak mampu menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK). (3) Guru SMP binaan sebagian besar pangkatnya berhenti di golongan IV/a.

           Setelah dilakukan pembimbingan menggunakan Metode Batu Akik, ternyata mendapatkan hasil yang luar biasa, yaitu: (1) Semua Guru binaan mampu menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara baik dan benar, (2) Guru binaan merasa mudah menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (3) Guru binaan sudah ada yang naik pangkat ke golongan IV/b.

 

    1. Refleksi

     Berdasarkan pengalaman penulis sebagai Pengawas Sekolah yang salah satu Tupoksinya adalah melaksanakan Pembimbingan dan Pelatihan untuk meningkatkan kompetensi terhadap Guru Binaan. Adapun pembimbingan difokuskan pada kemampuan Guru dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena Publikasi Ilmiah merupakan syarat wajib bagi Guru yang mau naik pangkat mulai dari golongan IIIb harus melakukan Publikasi Ilmiah diantaranya Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Sedangkan guru-guru binaan sebagian besar tidak dapat menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan modal pengalaman dalam membimbing penyuusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penulis menemukan suatu langkah pembimbingan yang sangat efektif  untuk mengatasi kesulitan atau kendala yang dialami Guru, adapun langkah-langkah pembimbingan itu disebut dengan METODE BATU AKIK.

     Metode Batu Akik tersebut sangat efektif dan efisien sebagai buktinya, meskipun Penulis merupakan Pengawas Sekolah Mata Pelajaran IPA, tetapi MGMP dari mata pelajaran lain juga meminta untuk dibimbing oleh Penulis, diantaranya MGMP IPS, MGMP PKN, MGMP Bahasa Inggris, MGMP Penjasorkes dan MGMP Matematika. Sesuai dengan fakta di lapangan bahwa semua Guru anggota MGMP dari Mata Pelajaran tersebut, berhasil menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan baik.

 

            4.3 Rekomendasi

Berdasarkan realita yang terjadi dengan bukti data berupa catatan dan dokumen berkenaan dengan penggunaan Metode Batu Akik maka penulis merekomendasi sebagai berikut:

  1. Bagi Pengawas Sekolah yang mengalami kesulitan membimbing Guru dalam membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat menggunakan Metode Batu Akik sebagai solusinya.
  2. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal agar dilakukan pendampingan individual secara intensif dan berkesinambungan.
  3. Agar Pengawas Sekolah diharapkan memahami secara benar Teknik penulisan dan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai peraturan yang berlaku.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

 

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Pedomen penyusunan Karya Tulis Ilmiah di bidang pendidikan dan angka kredit pengembangan profesi guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.

 

Depdiknas. 2007. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.

 

 

Depdiknas. 2010. Permendiknas no. 35 Tahun 2010 tentang Juknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya. Jakarta: Depdiknas

 

Depdikbud. 2014. Permendikbud No. 143 Tahun 2014 tentang Juknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan angka kreditnya. Jakarta: Depdikbud.

 

Hopkins, David. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

Kemneg PAN dan RB. 2009. Permenneg PAN dan RB no. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya. Jakarta: Kemneg PAN dan RB

 

Purwanto, Ngalim. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rodakarya.

 

Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.

 

Samuel, S dan Ricky, A,. 2013. Asyiknya Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

 

Universitas Terbuka. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kemdikbud.

 

Sumardi, Sri. 2013. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun KKM melalui Pendampingan Terhadap Kepala Sekolah dan Guru SD Binaan di Kecamatan Awang”.

 

Sumardi, Sri. 2014. “Meningkatkan Kinerja Kepala SD di Kecamatan Awang dalam Menyusun KTSP melalui Diklat Sehari”

 

 

 

 

 

DAFTAR JUDUL PTK

 

MGMP IPA “DAYA RESTU”

NO

NAMA

JUDUL

1

ALMETADIENI, S.Pd

Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Fotosintesis Siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Awang Lapai.

2

ELRIATI WU’I, S.Pd

Upaya meningkatkan hasil belajar menggunakan Metode Jigsaw Materi Sistem Ekskresi Manusia pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Benua Lima

3

ERNI ARIANTI, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Problem Based Learning pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Siswa Kelas VIII SMPN 1 Benua Lima.

4

ETINNA, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Jigsaw pada Materi Sistem Pernapasan pada Manusia Kelas VIII SMPN 2 Tamiang Layang

5

LENDANG ARAYATI, S.Pd

Meningkatkan Hasil Belajar menggunakan Model Pembelajaran Langsung dengan Jaringan Pertanyaan pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Kelas IX SMPN 3 Tamiang Layang

6

LUCKY, S.Pd

Peningkatan Hasil Belajar Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia melalui Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL) pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Tamiang Layang.

7

MAGISTRA WU’I, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar menggunakan Metode Mind Map Materi Sistem Pencernaan Manusia Siswa Kelas  VIII SMPN 2 Tamiang Layang

8

MEDI PUJIANI, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar menggunakan Metode PBI pada Materi Kemagnetan siswa Kelas Ixc SMPN 2 Tamiang Layang

9

PURILENADEWI, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Siswa Kelas VIII SMPN 1 Awang Lapai

10

RUMIATI, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Pengukuran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Siswa Kelas VIIE SMPN 1 Tamiang Layang.

11

SALIKURNIMA, S.Pd

Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar menggunakan Metode Kartu Soal dan Jawaban pada Materi Mikroskop Siswa Kelas VII SMPN 3 Tamiang Layang

12

SELISANAWATI, S.Pi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui penerapan Pembelajaran Model Discovery Learning pada Siswa Kelas VIIIa SMPN 4 Tamiang Layang.

 

MGMP BAHASA INGGRIS “MIRA PAKAT”

NO

NAMA

JUDUL

13

BILLY KASAN, S.Pd

Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Hypnoteaching pada Materi Prosedure Text Siswa Kelas Ixb SMPN 3 Tamiang Layang.

14

HAUDIYAH, S.Pd.I

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode TS-TS pada Materi Passive Voice Siswa Kelas IX SMPN Satap 3 Paju Epat.

15

SUMAH SASDIPAH, S.Pd

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Descrptive Text dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VII SMPN 1 Tamiang Layang.

16

TEAH PUSSY, S.Pd

Implementasi Metode Mind Mapping untuk Meningkatan Kompetensi Writing Siswa Kelas VIIIb SMPN 4 Tamiang Layang.

17

WINDA MEIDIANTY, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Hypnoteaching pada Materi Introduction Siswa Kela VIIb SMPN 3 Tamiang Layang.

 

MGMP PKN “BHINEKA TUNGGAL IKA”

NO

NAMA

JUDUL

18

AKHMAD HAFIZI, S.Pd

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Menggunakan Media Animasi Karikatur pada Materi HAM Kelas VIIa SMPN 1 Karusen Janang.

19

ENDANG PUJI LESTARI, S.Pd

Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Learning Together pada Materi Globalisasi Siswa Kelas Ixa SMPN 3 Tamiang Layang.

20

RANO RAHMANSYAH, S.Pd

Upaya meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Number Head Together pada Materi Otonomi Daerah Siswa Kelas IXa SMPN 1 Benua Lima.

21

TAWAINO, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Jigsaw pada Materi Globalisasi Kelas Ixb SMPN 1 Karusen Janang.

 

MGMP IPS “MAJAPAHIT

NO

NAMA

JUDUL

22

AGUS SERIATIE, S.Pd

Peningkatan Motivasi Belajar menggunakan Metode NHT pada Materi Kegiatan Ekonomi dalam Kehidupan Siswa Kelas VIIIc SMPN 1 Patangkep Tutui.

23

ARIANI, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode NHT pada Materi Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas VIIIa SMPN 3 Tamiang Layang.

24

EVITARIA, S.Pd

Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Jigsaw pada Materi Perusahaan dan Badan Usaha Kelas VIId SMPN 1 Tamiang Layang.

25

MASNATIATI, S.Pd.,MM

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar menggunakan Metode Quantum Teaching pada Materi Perdagangan Internasional Siswa Kelas Ixa SMPN 3 Tamiang Layang.

 

1

2

3

26

RIWENTI, S.Pd

Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode NHT pada Materi Uang dan Lembaga Keuangan Siswa Kelas IXd SMPN 1 Awang Lapai.

27

SITNAINI, S.Pd

Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode NHT pada Materi Penyimpangan dalam Kehidupan Sosial siswa Kelas VIIIa SMPN 1 Awang Lapai.

28

SUBAKIR, S.Pd

Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode NHT pada Materi Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Patangkep Tutui.

29

UGASNUS, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Jigsaw pada Materi Peta Objek Geografi Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Karusen Janang.

30

YELITA, S.Pd

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Metode Number Heads Together pada Materi Hidrosfer Siswa Kelas VIIa SMPN 3 Tamiang Layang.

 

                                                                                    Pembuat daftar,

 

                                                                                    JUMAKIR, S.Pd.,MM




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment